Jefry dan Albert kembali kerumah Hasan dengan membawa berbagai makanan dan minuman ditangan mereka. Mereka pun menyiapkan makanan dan minuman itu diatas meja makan tidak jauh dari ruang tamu dirumah Hasan.
"Aku tidak menyangka bila mereka bisa hidup sesederhana ini padahal mereka mempunyai dunia ditangannya Man," gumam Grissam merasa salut dengan kehidupan anaknya.
Setelah menata makanan selesai Jefry dan Albert pergi keruang tamu untuk melapor kepada tuannya "Tuan..makanan sudah siap," Jefry dan Albert kompak melapor dan membungkukan badannya.
"Oke baiklah! ayo Om, San kita makan dulu, ajak Eyang Elois juga," perintah Arman.
"Baik Paman," Hasan pun pergi kekamar menemui Elois.
"Oh iya Jef, apa persiapan nanti sore sudah siap?" tanya Arman saat sudah duduk dimeja makan.
"Sudah Tuan, mereka akan berkumpul nanti sore seperti permintaan Tuan," jelas Jefry.
Arman menganggukan kepalanya, Grissam yang tidak tau arah bicara mereka pun bertanya "Ada persiapan apa Man?" tanya Grissam penasaran.
"Aku akan mengumunkan kalau Hasan adalah pewaris tunggal Jacson Om diperusahaan nanti," Arman menjelaskan dengan bangga.
"Oh ya! apa aku bisa ikut menyaksikan Man?" ujar Grissam semangat.
"Tentu saja Om! ikutlah, Hasan pasti senang," Arman tersenyum lebar.
Hasan dan Elois bergabung dengan mereka dimeja makan, walaupun tadi Elois sempat menolak untuk makan, namun dengan kegigihan Hasan membujuknya, Elois pun akhirnya mau pergi makan.
"El kamu tau nanti cucu kita Hasan akan menjadi pewaris tunggal Jacson anak kita," Grissam berucap dengan bangga dan semangat.
Elois mengangkat kedua alisnya "Pewaris tunggal? memang apa yang Jacson punya Sam?hanya rumah ini kan?" saut Elois
"Lebih baik Hasan ikut kita ke London dan tinggal dirumah kita," lanjut Elois sambil mengusap kepala cucunya, Hasan pun tersenyum kepada Elois.
"Kamu jangan salah El, Jacson mempunyai perusahaan no1 didunia ini, bahkan nama perusahaannya juga sudah terdengar diberbagai negara," ucap Grissam memberitau istrinya.
"Kalau tidak percaya kau tanyakan saja Arman, dan setelah kita makan nanti, Arman akan mengumumkan kalau Hasan pewaris tunggal Jacson diperusahaan nanti," penjelasan Grissam membuat Elois memelototkan matanya, pasalnya didalan pikiran Elois itu mustahil karna saat ini mereka berada dirumah yang sangat kecil, jadi tidak mungkin Jacson mempunyai perusahaan besar.
"Benar itu Arman?" Arman menganggukan kepalanya. Elois sangat kaget hingga dirinya terlonjak tak percaya.
"Paman...apa itu tidak terlalu cepat, Hasan masih belum bisa memegang perusahaan, apalagi Hasan sama sekali tidak tau soal itu," ucap Hasan.
"Tidak San, sambil berjalan kamu akan diajarkan oleh Jefry yang akan selalu berada dibelakangmu, mereka harus tau siapa kamu, agar tidak lagi yang menghinamu lagi San," tutur Arman yang sudah mempersiapkan semua, bahkan media pun sudah siap untuk hadir nanti.
"Biarkan Hasan seperti Ayah saja Paman, tidak perlu ada yang tahu," Hasan menolak arahan Arman.
"Gak cucuku, Eyang setuju apa kata Arman, ya kan El?" Elois tersenyum lebar dan mengangguk.
"Lakukan saja San, yang terpenting kamu selalu berbuat baik sama semua orang, seperti kedua orangtuamu," Elois menangis tidak percaya.
Hasan akhirnya menurut, setelah makan mereka langsung pergi kekantor HJ.GRUP perusahaan Jacson.
Setelah sampai dikantor dan memakirkan mobilnya di tempat VIP mereka turun dari mobil, Hasan dan Arman berjalan berdampingan dengan Arman, Saat Hasan dan Arman masuk kedalam perusahaan, semua karyawan terpesona memandang Hasan.
Karna penampilan Hasan yang memang sedikit keren, perawakan tinggi dan memakai kemeja biru tua dan celana hitam menambah citra ketampannya, dagu yang sedikit berbewok mengesankan kemacoan darinya.
Para karyawan wanita pun penasaran dengan kedatangan Arman beserta rombongan "Keren kan, kalau kerja disini, kita cuci mata terus." ucap salah satu karyawan.
"Tampan sekali," ucap yang lain.
Arman menggelengkan kepalanya mendengar pujian-pujian terhadap Hasan. Sedangkan Hasam tidak merespon sedikitpun, dia tetap melangkah tanpa menghiraukan kicauan mereka.
Grissam dan Elois juga tersenyum mendengar karyawan-karyawan yang memuji Hasan "Cucu kita memang tampan ya Sam," bisik Elois kepada Grissam.
"Tentu El, dia kan keturunanku yang juga tampan ini," saut Grissam yang sangat percaya diri.
Elois memukul lengan Grissam "Terlalu percaya diri kau ini!" Grissam terkekeh.
Sampai diruangan Presdir alias ruangan Jacson dulu, mereka masuk kedalam ruangan dan duduk disofa yang ada diruangan itu.
Hasan melihat seisi ruangan tempat Jacson dulu bekerja, hatinya berdesir melihat kenyataan yang ada didepan matanya kini.
Mata Hasan berkaca-kaca tidak percaya bahwa ayahnya yang bekerja dikantor sebesar ini bisa hidup sesederhana "Hasan bangga padamu Ayah." batinnya.
Arman menelpon seseorang "Tolong bawakan berkas tadi pagi aku minta dan persiapan diaula nanti harus sudah siap dalam waktu 10menit dari sekarang," ujar Arman ditelepon.
Tok tok tok
Jefry segera membuka pintu dan mempersilahkan Dila masuk (Dila adalah sekretaris perusahaan).
"Ini Tuan berkasnya, dan persiapan diaula pun sudah saya siapkan," Dila menundukan kepalanya lalu kembali keruangannya.
Arman memberikan berkas itu kepada Hasan "Ini awal kamu belajar buat menjadi pemimpin perusahaan ini San," Hasan menerima berkas itu dengan mata yang berkaca-kaca.
"Makasih Paman, tolong nanti ajarkan aku Jef," ucap Hasan.
Jefry yang mendengar namanya disebut segera menundukkan kepalanya "Siap Tuan," ucap Jefry dengan semangat.
"Ya sudah ayo kita keaula Om,Tante, Hasan, kita akan mulai acaranya," ajak Arman dan diangguki oleh mereka.
Mereka pergi keaula tempat acara peresmian Hasan diadakan. Hasan sebenarnya belum siap dengan semua ini, tapi mau tidak mau Hasan harus berani.
Saat semua masuk kedalam aula, Hasan sangat terkejut karna keadaanya sangat ramai orang yang sedang berbaris dan Hasan lebih terkejut lagi dibarisan paling depan ada para wartawan yang sangat banyak "Apa ini Paman, kenapa ramai begini dan ada wartawan?" Arman terkekeh dengan pertanyaan Hasan.
"Ya...karna mereka itu adalah orang-orang yang bekerja disini San, dan wartawan itu, mereka yang menantikan kabar pewaris tunggal Jacson ayahmu," Arman menepuk pundak Hasan, karna Hasan terlihat gugup dan belum siap.
"Paman apa ini tidak terlalu cepat, apa tidak menunggu Hasan lulus kuliah Paman?" ucap Hasan gugup.
"Tenang San, kamu masih bisa kuliah dengan tenang, Paman hanya ingin mengenalkanmu pada mereka," Arman tersenyum lebar.
Hasan menarik nafas lalu mengucapkan Bismillah lalu duduk ditengah, Arman duduk disebelah kiri Hasan dan Elois juga Grissa duduk disebelah kanan Hasan.
Para karyawan yang melihat Arman dan yang lain duduk saling berbisik, wartawan pun mulai heboh dan langsung menyalakan kameranya untuk mengabadikan momen langka yang ada dihadapannya kini.
Hasan biasanya bersikap cuek dengan keadaan sekitar, namun kali ini Hasan sangat canggung dan juga gerogi, takut mencoreng nama Jacson ayahnya yang sudah membangun perusahaan ini dengan susah payah.
(besok lagi 😁😁)
#Maaf kakak telat dan tidak update kemarin 😂😂 karna author belum sempat dan hanya sempat update novel pertama author 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Adiwaluyo
mantan
2021-12-09
0
Nur Lely
membaca cerita hasan alfatar,buat aq seolah olah merasakan kejadiannya..mpek air mata q merembes sendiri dipipi...
mantap kali si thor buat alur ceritanya..
2021-11-03
0
𝓬𝓵𝓪_𝓵𝓲𝓽𝓪
kereen bngt thorrr, semangat semoga cepat keluar novelnya pengen beli di gramedia
2021-10-18
0