8tahun berlalu kehidupan Hasan dirumah Bibinya membuat Hasan menjadi pribadi yang pendiam, Hasan tak banyak bicara bila dirumah maupun disekolah, sikap Putra terhadapnya pun masih tersimpan rapi sampai saat ini pun Putra tak merubah sikapnya bila diluar rumah.
Hasan selalu menjadi pengikut Putra dan harus siap menjadi pesuruh Putra bila berada diluar rumah dan sekolah, bila dirumah Putra tidak banyak menuntut.
Pagi itu disekolah "Kerjain PR ku!" Putra membanting buku dimeja Hasan.
Hasan mengambil buku tanpa membantah, dia benar-benar mengerjakan PR putra dengan tangannya, sedangkan yang mempunyai PR dia asyik mengobrol bersama teman-temannya di kantin sekolah "Hebat juga kamu Put, punya orang yang selalu menuruti kemauanmu," kata Rio teman Putra sambil tertawa.
Putra dengam gaya sombongnya memperbaiki bajunya "Ya iya lah aku gitu loh, kalau gak nurut sama aku, siap-siap aja pergi dari rumahku itu!" ucap Putra dengan gaya sombongnya.
Semua teman-teman putra tertawa mendengar jawabam Putra "Memang dia bener-bener gak punya siapa-siapa selain orangtuamu Put?" tanya Adi yang duduk didepan Putra.
"Iya lah, coba kalau gak ada orangtuaku udah jadi gelandangan kali dia!" ucap Putra.
"Wah kasihan ya hidupnya, kamu kok bisa tega Put sama dia," saut Rio.
Putra tertawa "Halah, kalian kan tau aku gak suka berdekatan dengan orang yang gak selevel sama aku, mereka itu parasit!" angkuh Putra.
Rio dan Adi menggeleng-gelengkan kepalanya "Parah lo Put, sama sepupu juga!" komen Adi.
"Hah..siapa suruh jadi miskin!" kata Putra.
"Emang ya Put otak jahat kamu itu dah dari orok jadi susah nasehatin kamu itu!" saut Adi.
Putra hanya tertawa mendengar perkataan teman-temannya "Aku pergi dulu mau melihat PRku!" Putra meninggalkan meja kantin dan berjalan menuju kelasnya.
"Sudah belom!" ucap Putra ketika sampai dimeja Hasan.
Hasan memberikan buku PR Putra tanpa kata sepatahpun, membuat Putra terkadang kesal "Kamu itu bisu ya, bisanya cuman diem doang, emang dasar ya orang miskin itu memang tidak bisa apa-apa!" ucap Putra dan berjalan ke kursinya.
"Ajari aku kuat Ya Allah dan peluklah aku dalam keadaan apapun agar aku tak mudah untuk mengeluh lelah dan berputus asa dari rahmat-Mu, bahagiakan Ayah dan Ibuku yang sudah berada disurga-Mu dan kumpulkan kembali kami kelak Ya Allah" rintihan batin Hasan.
"Selamat pagi anak-anak!" salam Pak Guru yang bernama Gio saat masuk kedalam kelas.
Semua siswa serentak menjawab salam dari Pak Guru dengan lantang "Hari ini akan ada siswi baru yang akan bersekolah disini bersama kalian," ucapan Guru membuat para siswa bersorak-sorai penasaran dengan siswi barunya.
"Cantik gak Pak, kalau gak cantik gak usah bawa kesini Pak!" ucap Putra yang mengundang riuh seluruh kelas.
"Tenang anak-anak! jangan seperti anak SD kalian berisik!" Pak Guru lalu keluar dan kembali masuk kedalam kelas bersama dengan wanita yang akan menjadi siswinya.
"Ayo, sekarang perkenalkan dirimu," Pak Guru mempersilahkan murid barunya untuk sedikit maju dan memperkenalkan diri.
Semua mata para pria terpukau melihat wanita yang menjadi siswi baru dikelasnya tapi tidak dengan Hasan, Hasan tidak peduli dengan kehadiran siswi baru yang terlihat cantik itu, Hasan hanya memandang sekilas lalu kembali memandang meja yang ada didepannya.
"Perkenalkan namaku Melati, aku pindahan dari Universitas GM, aku mohon kerjasamanya," Melati menundukkan sedikit kepalanya saat mengakhiri perkenalannya.
Putra tak berkedip melihat Melati "seperti ini nih wanita yang aku cari, yang tertutup dan tidak memamerkan tubuhnya kemana-mana" batin Putra mengagumi Melati "Aku harus dapetin nih cewe, apapun caranya!" Putra tersenyum tipis melihat Melati.
"Oke Melati, sekarang kamu duduk disebelah Hasan ya, kebetulan disebelah Hasan itu ada kursi kosong, silahkan" Pak Guru mempersilahkan Melati untuk duduk.
"Baik Pak," ucap Melati.
"Sial harusnya aku yang duduk disebelahnya!" geram dalam hati Putra melihat Melati duduk disamping Hasan.
Melati melihat kearah Hasan, yang sedari tadi Melati perhatikan kalau orang yang berada disebelahnya saat ini tidak banyak bicara seperti yang lainnya "Namanya Hasan? nama yang bagus" batin Melati.
"Assalamualikum kak, nama kakak siapa?" tanya Melati basa-basi padahal sebenarnya Melati sudah tau nama Hasan tadi saat Pak Guru menyuruh duduk.
"Wa'alaikumsalam, Hasan!" jawab Hasan tanpa menoleh kearah Melati.
Melati sebenarnya sedikit kecewa karna Hasan bersikap acuh kepadanya, padahal sebelumnya Melati justru sangat sebal bila ada lelaki yang menganggunya, tapi ketika melihat Hasan ada rasa yang berbeda, tapi ternyata Hasan bersikap acuh.
^
Saat waktu pulang Hasan menunggu sang supir digerbang sekolah, karna Hasan masih diantar jemput oleh supir Pamannya, sedangkan Putra sudah mempunyai motor untuk berangkat kuliah.
"Kakak sedang apa disini? apa mau pulang bersamaku? itu jemputanku sudah datang!" ajak Melati kepada Hasan yang masih setia menunggu sang supir yang biasa mengantar jemput Hasan.
"Tidak! terimakasih!" jawab Hasan dingin.
Jawaban dingin Hasan membuat Melati agak sedikit kecewa "Hem, jarang banget ada lelaki dingin kaya Hasan" batin Melati.
"Ya sudah aku pulang dulu ya Kak, Assalamualaikum!" Melati pergi meninggalkan Hasan sambil melambaikan tangannya kepada Hasan.
Hasan hanya menatapnya dengan tatapan heran, karna ada wanita yang peduli dan mengajaknya berbicara, sebelumnya Hasan sama sekali tak bernilai dimata wanita dikampus ini, karna Putra yang selalu mengatainya miskin membuat para wanita dikampus enggan untuk berteman dengan Hasan, jangankan berteman berbicara saja mereka tak mau! tetapi wanita tadi? dia justru bukan hanya sekedar mengajak berbicara tetapi juga peduli padanya "Mungkin dia belum tau kalau aku orang yang miskin, besok kalau tau juga pasti gak bakal mengajakku berbicara lagi" batin Hasan melihat kepergian wanita yang bernama Melati itu.
Akhirnya sang supir Paman datang menjemput Hasan yang sudah menunggunya sedikit lama "Maaf ya Nak Hasan, Bapak agak sedikit telat!" Pak Dodi sang supir langsung menghampiri Hasan saat sampai didepan sekolah.
Hasan tersenyum "Gak papa Pak, ayo kita pulang Pak!" ucap Hasan sambil membuka pintu mobil milik Pamannya.
Hasan bisa tersenyum hanya dengan Bibi, Paman dan juga Pak Dodi supir Paman yang selalu setia mengantar dirinya kekampus. Bagi Hasan Pak Dodi sudah seperti pengganti Ayahnya karna Pak Dodi sangat baik dan perhatian terhadap Hasan Dan bagi Pak Dodi Hasan adalah anak yang baik tidak seperti Zaki dan Putra yang selalu memandang orang dengan statusnya, walaupun Pak Dodi tau bahwa Hasan hanya menumpang dirumah bosnya, namun bagi Pak Dodi, Hasan adalah bos yang baik.
"Assalamualaikum ..." salam Hasan ketika sampai didepan pintu.
"Wa'alaikumsalam,eh... ponakan Bibi sudah pulang, ayo bersih-bersih dulu Nak abis itu baru kamu makan ya?" Hasan mencium tangan sang Bibi dan mengiyakan apa yang Bibinya katakan barusan.
Hasan masuk kedalam kamar dan meletakkan tas ditempat biasanya lalu Hasan pergi kekamar mandi untuk membersihkan diri.
(Besok lagi.......😃)
#Buat kaka-kaka yang sudah mampir terimakasih banyak 😊
maaf jika belum sempat mampir balik dan pasti author segera mampir jika waktu senggang author tiba hehe 😆😆 jangan bosen ya kaka-kaka mampir di karya author yang receh ini 😄 yang vot author juga pasti author vot balik 😚😚 karna tanpa kalian apalah arti tulisan author yang receh ini 😉😉 sekali lagi terimaksih buat kalian semoga kalian bahagia selalu 😍😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
tri indriastuti
sejak kapan kuliah duduknya diatur?
2022-09-25
0
tri indriastuti
aku juga bingung. pindahan dari UGM...? bisa ya
2022-09-25
0
Yayoek Rahayu
ini masih sekolah ato udah kuliah ya??
2022-01-17
0