Arman melihat kearah istrinya sekilas sambil tersenyum "Itulah hebatnya Fatimah Mah, dia menjadi seorang wanita yang sederhana walau sebenarnya dia mampu, Jacson selalu memujinya ketika berada dikantor," Arman mengenang sahabatnya itu ketika masih hidup, rasanya tidak yakin bila sekarang dia sudah tidak ada.
"Kenapa begitu Pah?" saut Melati yang berada dibelakang ayahnya.
"Ya bisa dong Mel,kamu tau apa yang dikatakan Jacson pada Papah dulu?" Melati langsung menggelengkan kepalanya.
*Flasback*
Dua orang sedang duduk berhadapan dimeja kerja, mereka bukan ingin meting tapi untuk makan bersama, Jacson dan Arman itulah mereka, mereka selalu makan siang bersama diruangan Jacson, karna Fatimah selalu memberikan bekal untuk makan siang Jacson , Fatimah selalu memberikan bekal dengan porsi yang lumayan banyak sehingga cukup buat makan bersama Arman.
Saat selesai makan, Arman memandang sahabatnya itu dengan tatapan kagum, Jacson heran dengan tatapan sahabatnya "Kenapa kamu lihatin aku begitu Man? aku ganteng? aku memang sudah ganteng dari lahir Man," canda Jacson tersenyum.
"Cih kau ini! aku tidak sedang mengagumi wajahmu Son, tapi hidupmu," Arman melipatkan kedua tangannya didepan perutnya.
"Memang kenapa dengan hidupku?" tanya Jacson.
"Apa kamu tidak merasa bahwa hidupmu itu aneh?" serius Arman.
Jacson terkekeh "Aneh? mana yang aneh Man?" Jacson masih belum mengerti arah bicara Arman.
"Cih aku rasa kamu itu memang gila Son!" kesal Arman..
"Mana ada orang gila setampan aku Man," Jacson terkekeh.
"Kenapa kamu memilih hidup seperti ini?" tanya Arman tidak menghiraukan rasa percaya diri Jacson.
"Seperti ini bagaimana Man? aku hidup dengan normal kali Man, kau ini ada-ada aja," Jacson tersenyum lalu mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Serius aku Son!" kesal Arman.
Jacson menatap Arman dengan santai "Hidup itu pilihan Man, apa yang kita lakukan saat ini adalah pilihan hidup kita, Fatimah ingin hidup sederhana dan membantu orang-orang yang kesusahan, kamu tau Man rasanya menjadi orang biasa itu luarbiasa? dan kesederhanaan itu gak diukur dengan ketidakmampuanmu, tapi justru kesederhanaan itu dinilai dengan seberapa banyaknya uangmu tapi kamu tetap sederhana,"
"Kalau sederhana disaat kita tidak ada, itu berarti memang kita itu tidak mampu Man, itu adalah kesederhanaan karna keadaan, tapi disaat kita mampu untuk bisa melakukan apapun dan kita tetap bersikap sederhana, itulah kesederhanaan sesungguhnya," Jacson memberikan alasan yang membuat Arman tidak mampu untuk berkata-kata.
"Kamu tau gak Man, berapa harga baju istriku dan anakku?" Arman menggeleng cepat.
Jacson tersenyum "tidak lebih dari seratus ribu Man," perkataan Jacson membuat Arman membulatkan matanya.
"Seorang direktur membelikan baju anak dan istrinya dengan harga segitu? kamu gila Jacson!" Arman menggeleng-gelengkan kepalanya.
Jacson terkekeh "Itu istriku yang mau Man, kamu tau kenapa?" tanya Jacson, Arman pun menggeleng cepat.
"Karna Fatimah terlalu peduli dengan orang lain, kamu tau Man? kata istriku baju itu yang penting menutup aurat, Allah tidak memandang berapa harganya, tapi bahannya berguna gak buat menutupi tubuh wanita,"
"Dia juga bilang, kalau seandainya kita mampu membeli pakaian dengan senilai jutaan rupiah, dia akan membeli dipedagang yang sudah tua renta atau janda yang sedang menafkahi anak-anaknya lalu dia membeli banyak baju sisanya dia kasih untuk keluarga penjual yang membutuhkan," Arman tidak mampu berkata-kata dia hanya menjadi pendengar.
"Man, istriku terlalu istimewa, dia mengajarkan aku banyak hal, dia selalu berkata keindahan didunia ini hanya seujung kuku dari keindahan surga-Nya, dia ingin beramal selagi mampu dan kamu lihat hasilnya sekarang Man? duniaku tidak habis-habis, padahal istriku selalu menghabiskan uang yang aku kasih untuk mereka yang membutuhkan, andai semua bisa hidup sederhana seperti istriku aku yakin tidak ada orang miskin didunia ini Man," Jacson bercerita sambil tersenyum.
"Aku yakin Hasan anakku akan mengerti dengan alasan ini, dan semoga dia bisa menjadi lelaki yang hebat nanti Man," Jacson menatap Arman dengan mata kebanggaan.
Arman tidak ada kata-kata lagi untuk berbicara, kehidupannya terlalu sempurna menurut Arman "Aku bangga mempunyai sahabat sepertimu Son," hanya pujian itu yang keluar dari bibirnya.
*Flasbackoff*
Melati da Rumi menangis mendengar cerita papahnya "Luar biasa sekali ya Pah Ibu Hasan itu, Melati sampe nangis dengernya," Arman tersenyum melihat putrinya dari kaca spion.
"Iya Pah, sekarang pasti mereka sedang menikmati mewahnya Surga," ucap Rumi.
Arman memegang tangan Rumi denga penuh cinta "Insya Allah kita juga," ucap Arman tersenyum kepada istrinya.
^
Dirumah Hasan
"Kenapa hanya kertas? dan kenapa harus disimpan disini? aku pikir tadi perhiasan ibu?" Hasan tersenyum merasa lucu dengan pikirannya tadi.
Hasan membuka tali pita merah yang melilit ditengan-tengah kertas yang Hasan temukan "Aku penasaran." gumam Alfin,
Hasan membuka kertas itu pelan-pelan.
Teruntuk Hasan Alfatar
Assalamualaikum wr.wb
Ibu tidak tau mengapa Ibu menulis surat ini, entah mengapa Ibu ingin menulis surat ini dan menyimpannya dikotak perhiasan Ibu, Ibu harap kamu tidak menemukan surat ini Nak, karna Ibu ingin mengatakannya langsung kepadamu.
Hasan jika kamu menemukan surat ini berarti Ibu dan Ayahmu sudah tidak ada, tapi semoga tidak ya Nak, karna Ibu dan Ayah ingin selalu bersamamu.
Hasan anak Ibu dan Ayah yang shaleh dan baik, Ibu ingin memberitahumu tentang siap kamu, siapa Ayahmu dan siapa kita. namun lagi-lagi Ibu dan Ayah ingin berbicara langsung kepamu kelak bukan lewat surat ini.
Maafkan Ibu dan Ayah karna kami tidak memberitahumu atau memanjakanmu seperti mereka, karna Ibu dan Ayah ingin kelak kamu mempergunakan dunia ini sebaik-baiknya. menjadi manfaat untuk orang lain, tidak menjadikanmu anak yang sombong dan gila harta.
Ibu dan Ayah ingin kamu menjadi anak yang berguna buat dirimu sendiri dan juga orang lain, Maafkan Ibu dan Ayah kalau cara ini salah menurutmu. Tapi percayalah kasih sayang kami itu melebihi apa yang kami miliki Nak.
Hasan jadilah seperti Ayahmu yang hidup sederhana walau sebenarnya dia memiliki segalanya. jika kelak kamu ingin menikmati dunia, nikmatilah bersama mereka yang sedang membutuhkan, jangan berlebihan.
Hasan Alfatar Ayahmu adalah seseorang yang hebat dia mempekerjakan orang yang banyak, menyantuni anak yatim dan lansia, kita pernah kan menemani Ayah untuk bersantun dengan mereka?
Hasan saat nanti posisi Ayah itu beralih kepadamu, gunakan kekuasaan sebaik-baiknya, bantu mereka yang membutuhkan, jangan berlaku semaumu, tapi lihatlah perasaan mereka.
Dan kekuasaan itu akan menjadi milikmu saat usiamu 17tahun lebih itu jika Ibu dan Ayah sudah tidak lagi berada disisimu, Dan 21tahun saat Ibu dan Ayah masih menemanimu.
Jangan marah ya sayang karna Ibu melakukan ini untuk menjadikanmu lelaki yang hebat seperti Ayahmu.
Jadilah pemimpin yang adil jangan sakiti mereka.
Hasan perusahaan yang sangat kamu banggakan ketika kamu melihat kabar ditivi waktu itu adalah perusahaan Ayahmu.
Jadilah pemimpin yang baik seperti Ayahmu ya Nak.
HJ GRUP itu milik Ayahmu dan akan menjadi milikmu Nak.
Maafkan Ibu dan Ayah karna kami tidak memanjakanmu seperti kebanyakan orang, percayalah apa yang kita miliki didunia ini hanya seujung kuku daripada keindahan diSurga-Nya.
Bertanyalah pada Paman Arman apa yang ingin kamu tanyakan, karna dia adalah sahabat Ayahmu dan juga Pembimbingmu nanti.
"Semoga kamu menjadi orang yang bijak Nak"
Yang menyangimu Fatimah dan Jacson
Wassalamualaikum wr.wb.
Tangan Hasan gemetar membaca surat yang ternyata tulisan sang Ibu, Hasan lebih tak percaya tentang isi surat itu, air mata Hasan berjatuhan, suara isak tangis terdengar lirih dari mulut Hasan.
Hasan menggelengkan kepalanya "Ini tidak mungkin!" gumam Hasan dengan suara serak karna menangis.
"Aku harus menemui Pak Arman, apa maksud dari surat Ibu ini," Hasan menggulung kembali surat itu seperti semula, lalu pergi dan membawa surat itu.
(besok lagi😁😁)
*jangan lupa bahagia kakak-kakak walau itu menyakitkan 😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Adiwaluyo
lanjut
2021-12-09
0
N. she
mampir juga di cerita ku ya tour story'off the twins sadis
2021-10-24
0
Sulisida 34
kok ada nama alfin
2021-09-30
0