...--------------------------------...
*****
Steven sedang berada di dalam rumah yang dimasuki ayahnya Siska.
Ia mengikuti ayahnya Siska masuk ke dalam sebuah kamar yang ada di sana.
"Ayah, akhirnya Ayah datang. Bawa Siska pulang ayah, Siska mohon."
"Tidak, kau akan tetap di sini, tetap menghasilkan uang yang banyak. Jika kau berani macam-macam, aku akan menyuruh orang untuk membunuh mu saja. Dari pada kau kembali ke rumah, camkan itu."
"Ayah tolong Ayah, Siska nggak mau di sini, Siska mau pulang Ayah. Siska mohon."
Plak.
"Diam kau, kau akan tetap menjadi mesin penghasil uang untuk ku, jika kau kembali ke rumah, kau hanya akan menjadi anak tidak berguna."
"Siska janji Ayah, Siska tidak akan mengusahakan Ayah, tapi Siska mohon, keluarkan Siska dari sini."
"Tidak, tidak akan. Kamu itu sudah saya jual, bagaimana mungkin kamu bisa kembali ke rumah. Tinggal dan bekerjalah dengan baik di sini, layani semua pelanggan mu dengan baik."
"Tidak Ayah, jangan tinggalin Siska, hiks hiks hiks hiks."
Ayahnya meninggalkan Siska yang menangis pilu di dalam kamar itu, Steven yang melihat semua itu buru-buru kembali menemui Ketty dan Rindu yang menunggunya di luar.
"Gimana Steven, apa yang kamu temukan di sana?"
"Siska Kak, dia ada di dalam."
"Apa yang kau katakan benar?"
Ketty bertanya pada Steven.
"Benar Bu, dia ada di sana. Suami ibu sudah menjualnya dan katanya lagi Siska harus bekerja dan menghasilkan uang yang banyak. Karen jika Siska berusaha keluar dan pulang ke rumah, maka sebaiknya suami ibu menyuruh orang saja untuk membunuh Siska. Kasian sekali dia Bu, dia menangis di dalam."
Steven bercerita dengan sangat serius pada Rindu dan sosok Ketty..
"Rindu ayo, kita harus menolong Siska anakku."
"Tenanglah Ketty, Siska akan baik-baik saja di dalam sana, bukankah ia sudah sangat lama di sana. Kita harus memikirkan cara untuk mengeluarkan dia dari sana, jangan sampai kita ketahuan."
"Kali ini Steven setuju sama kak Rindu."
"Baiklah Rindu, aku percayakan semuanya pada mu."
"Kalau begitu sekarang sebaiknya kita kembali ke rumah terlebih dahulu, liat hari sudah malam. Kalian berdua sih akan aman-aman saja, gimana sama gue."
"Ia baiklah Rindu, sebaiknya kita pulang sesuai keinginan kamu. Kasian ibu mu pasti menunggu mu di rumah."
******
Mereka semua akhirnya pulang ke rumah Rindu, Rindu lagi-lagi harus pulang dengan menggunakan ojek. Karena sudah malam dan di sekitar sana tidak ada taksi, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam.
Karena sibuk, Rindu sampai lupa menghubungi mamanya, ketika Rindu mengecek hpnya, ada banyak telpon masuk dari sang mama..
"Duh, pasti Mama khawatir ni."
"Sebaiknya aku hubungi Mama."
Rindu langsung menelpon mamanya.
"Halo Mam, maafin Rindu karena lupa ngabarin Mama ya."
"Kamu di mana sayang, mama khawatir ini."
"Mama tenang ya, ini Rindu udah di jalan pulang ke rumah kok, bentar lagi juga sampai. Nanti Rindu jelasin di rumah ya Ma."
"Baiklah sayang, mama tunggu di rumah, kamu hati-hati di jalan ya."
Rindu mengakhiri teleponnya dengan mamanya, beberapa saat kemudian akhirnya ia sampai di rumah.
"Pak, terimakasih ya. Ini uangnya, kembaliannya ambil saja."
"Terimakasih Neng."
"Sama-sama Pak."
Rindu masuk ke dalam rumahnya, rupanya mamanya sudah menunggu Rindu di sofa.
"Malam Ma, maaf Rindu baru pulang."
"Malam sayang, ia nggak apa-apa, asalkan kamu sudah sampai dengan selamat. Ada apa sini cerita sama mama."
"Jadi gini Mam, ada sosok yang minta bantuan sama Rindu untuk menemukan anaknya, sosok itu namanya Ketty dan anaknya namanya Siska, jadi seharian itu Rindu pergi untuk mencari tahu keberadaan Siska anaknya Ketty Mam.
Nah ternyata Ketty ini sudah meninggal 10 tahun lalu Mam, dan sekarang anaknya sudah 17 tahun."
"Tapi yang buat Rindu kesal dan marah itu adalah ayahnya Siska Mam, bagaimana bisa seorang ayah menjual anaknya ke tempat prostitusi gitu.
Anaknya dipaksa bekerja di sana melayani pria-pria hidung belang.
Rindu belum bisa membebaskan Siska dari sana Mam, karena hari sudah malam. Makanya besok baru Rindu lanjutkan persoalan Siska dan Ketty ini."
Rindu mengakhiri ceritanya, nampak jelas Bu Mita juga kesal mendengar cerita Rindu.
"Ayah macam apa dia, sampai tega melakukan itu pada anaknya sendiri. Benar-benar tak punya hati ayahnya Siska itu."
"Ia Mam, makanya Rindu kesal banget."
"Udah sebaiknya sekarang kamu mandi sayang, terus turun dan temui mama di meja makan ya. Kita makan malam bersama."
"Siap Mam."
Rindu menaiki tangga menuju kamarnya, ia langsung menuju kamar mandi karena badannya sudah gerah seharian di luar rumah.
Setelah mandi, Rindu turun dan langsung menuju meja makan, pasti mamanya sudah menunggu di sana.
"Mam, maaf ya Rindu lama."
"Nggak kok sayang, udah ayo duduk dan kita makan sekarang."
Rindu dan Bu Mita memulai acara makan malam mereka berdua..
"Oyahh sayang, di pohon besar depan rumah beberapa hari ini mama merasakan adanya sosok yang lumayan kuat di sana."
"Oh itu, maaf Mam, itu Om Besar. Hehehe."
"Om Besar?"
"Ia Mam, makhluk yang pernah Rindu temui. Eh malah mau ikut Rindu pulang, ya sudah Rindu suruh aja dia tinggal di sana sekalian jagain rumah kita dari sosok-sosok jahat yang ingin masuk."
"Oh gitu, tapi aman kan sayang?"
"Ia aman Mam, lagian Steven juga sering di sana bersama Om Besar."
"Hmm baiklah kalau begitu sayang. Mama hanya ingin kamu baik-baik saja."
"Mama tenang aja, Rindu akan baik-baik saja kok. Lagian Rindu juga mempunyai cincin warisan buyut kan, pasti Rindu akan aman Mam."
"Ia sayang, kamu jangan lupa selalu pakai cincin itu ya, dan jangan lupa berdoa selalu."
"Siap Mam."
Setelah menyelesaikan makan malam mereka, kedua ibu dan anak itu masih menyempatkan untuk nonton bersama sebelum akhirnya mereka masuk ke kamar masing-masing untuk istirahat karena sudah jam 10 malam.
"Hmmmm, besok setelah kuliah aku akan melanjutkan membebaskan Siska, kasian jika dia di sana terus."
"Sekarang sebaiknya aku tidur, capek banget rasanya hari ini."
Rindu naik ke atas kasur dan merebahkan tubuhnya, beberapa saat kemudian ia sudah terlelap dan menjemput mimpinya.
Sedangkan di pohon besar yang ada di halaman depan rumah Rindu.
"Steven, kemana saja kalian tadi?"
"Oh itu, tadi kita main penyelidikan Om, macam detektif gitu, heehe."
"Apa itu detektif?"
"Detektif itu adalah orang-orang yang mencari tahu sesuatu secara diam-diam, gitu Om."
"Terus, apa yang kalian cari tahu?"
"Tadi kak Rindu cari tahu di mana keberadaan anaknya Bu Ketty, kak Rindu minta Steven ikut, makanya Steven ikut deh."
"Kok nggak ngajak om."
"Ya kan Om tau, Om disuruh jagain rumah sama kak Rindu, ntar mau dihukum lagi?"
"Nggak deh, tu anak kalo ngasih hukuman nggak tanggung-tanggung soalnya."
"Hahahahha ia juga ya Om."
"Siapa Ketty yang kau maksud?"
"Ketty itu sosok seperti kita Om, dia meninggal 10 tahun lalu. Sekarang ia ingin mencari anaknya yang tinggal bersama suaminya dulu, tapi ternyata suaminya malah menjual anaknya. Gitu deh."
"Oooh, di mana dia?"
"Maksud Om, Bu Ketty?"
Om Besar mengangguk.
"Nggak tau di mana, mungkin lagi jalan-jalan atau lagi galau-galau di mana gitu."
"Jomblo kali makanya galau."
"Hahahaha awas ya kalau Om deketin Bu Ketty, nanti Steven adukan ke Tante Kunti, hahahah."
"Ya jangan gitu dong, nanti ayang bebh ninggalin om gimana tuh."
"Hahahaha ya Om jomblo deh."
Steven tertawa ditengah malam buta, beruntung semua orang sudah terlelap.
...----------------...
...See you next episode kesayangan Author....
...Jaga kesehatan ya kalian. Borahae....
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments