...--------------------------------...
*****
"Tolong, tolong, tolong saya."
"Siapa sih, malam-malam gini minta tolong.!"
"Hiks hiks hiks hiks."
"Malah nangis lagi, Rindu liat nggak ya? Udah ah, liat aja."
Rindu melangkahkan kakinya menuju halaman depan rumahnya, padahal sekarang udah jam 1 dini hari, tapi Rindu belum sadar akan hal itu.
"Lagian siapa sih, malam-malam minta tolong. Nggak tau apa, Rindu lagi tidur."
"Tapi kok nggak ada siapa-siapa di sini."
Rindu bertanya-tanya saat ia sampai di halaman depan rumahnya, kemana orang yang minta tolong itu?
Di mana dia?
"Hi hi hi hi."
"Ckckckc siapa lagi sih yang ketawa nggak jelas kek gitu."
Rindu mengucek matanya sejenak, rupanya kesadarannya belum benar-benar bersatu dengan dirinya.
"Jam berapa sih ini?"
Rindu kemudian melihat jam dipergelangan tangannya. Ia terlonjak kaget melihat jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari.
"What..!! Jam 1 dini hari?"
"Bagaimana bisa ada orang minta tolong, lalu menangis, lalu tiba-tiba cekikikan kek tadi?"
"OMG, bodohnya kau Rindu. Itu pasti makhluk-makhluk sialan yang berusaha mengganggu tidur mu saja."
Rindu berucap pada dirinya sendiri, hingga suara tawa itu kembali terdengar.
"Hi hi hi hi hi."
"Hei si kunti, ngapain ketawa tengah malam? Mengganggu tidur Rindu saja deh."
Wuuuusshhhh....
"Anak kecil, bantulah aku, aku membutuhkan bantuan mu."
"Bantuan apa yang kau maksud?"
"Temukan anak ku, aku mohon."
"Anak? Di mana aku bisa menemukan anak mu?"
"Aku juga tidak tau, kau mungkin bisa mulai mencarinya dari rumah ku."
"Memangnya apa yang terjadi?"
"Karena kepergian ku, suamiku pasti akan menjadi sangat kasar terhadap anak ku, ia bahkan ingin menjualnya waktu aku masih hidup. Aku takut ia akan melakukan itu saat aku sudah meninggal."
"Kasian sekali nasib anak mu itu, lalu di mana rumah mu?"
"Di jalan XXC."
"Baiklah, lalu siapa nama anak mu? Berapa usianya?"
"Namanya Siska, usianya 7 tahun."
"Baik, besok aku akan ke rumah mu, kebetulan besok aku tidak ada jadwal kuliah."
"Terimakasih Rindu, terimakasih. Maafkan aku yang harus mengganggu tidur mu."
"Ya ya ya, kau ku maafkan. Sekarang pergilah."
"Baiklah."
"Eh, tunggu, tunggu. Nama kamu siapa?"
"Aku Ketty, salam kenal ya Rindu."
"Hm ok ok."
Wuuuusshhhh...
Kuntilanak yang bernama Ketty itu meninggalkan Rindu.
"Kemana lagi ni Om Besar dan Steven. Disuruh jaga rumah malah kelayapan, awas saja mereka berdua, besok Rindu kasih pelajaran."
Rindu kembali masuk kedalam rumahnya, ia menuju kamarnya untuk kembali tidur.
"Huh, mengganggu tidurku saja, tidur lagi ajalah."
Akhirnya ia terlelap dan menjemput mimpi, baru 30 menit ia lelap, ia bermimpi..
"Hai Rindu "
"Kamu siapa?"
"Aku? Hm aku yang akan selalu menemani mu."
"Maaf, aku tak suka ditemani siapapun."
"Tapi itu sudah menjadi keharusan, aku akan selalu ada di manapun kamu berada nanti."
"Maksud kamu?"
"Maksud aku, ya aku akan temani kamu, karena aku adalah wujud nyata dari cincin yang kamu pakai."
"Cincin? Cincin yang mana, apa yang dikasih Mama?"
"Ya benar, dan aku juga lah suara-suara yang pernah hadir di mimpi mu, dan sekarang kita sudah bertemu.!"
"Hm, begitu rupanya. Jadi kau adalah sosok yang tinggal di dalam cincin itu?"
"Ya benar."
"Baiklah, lalu apa lagi?"
"Hanya itu saja yang ingin aku sampaikan, suatu saat jika kamu membutuhkan bantuan ku, panggil saja aku."
"Lalu bagaimana aku bisa memanggil mu?"
"Hanya perlu mengelus cincin itu, maka aku akan keluar menemui mu."
"Baik, terimakasih ya."
Uuhhhhh..
"Ya ampun, lagi-lagi hanya mimpi. Tapi apa maksudnya?"
"Apa semua itu benar?"
"Sebaiknya aku coba saja, hehehe."
Rindu mengelus cincin di jari manisnya..
Wuuuusshhhh..
"Aakkkhh."
"Ja-jadi kamu beneran ada?"
"Ya benar, aku memang ada di cincin yang kau pakai Rindu."
"Huuufff baiklah, sekarang kembalilah. Rupanya sudah pagi, aku ingin mandi dan turun untuk sarapan."
Sosok itu kembali kedalam cincin yang dipakai Rindu, Rindu beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi.
Selesai dengan ritual mandi paginya, Rindu turun untuk sarapan bersama mamanya.
"Pagi Bibi."
"Pagi Non."
Rindu menyapa Bi Ina yang sedang bersih-bersih di ruang tamu.
"Apa Mama udah turun Bi?"
"Udah Non, baru aja turun dan langsung ke meja makan."
"Baiklah Bi, Rindu ke meja makan dulu."
Rindu pergi menemui mamanya di meja makan, sekalian ia akan sarapan.
"Morning Mam."
"Morning sayang, ayo sarapan sama mama. Kamu ada kelas nggak sayang hari ini?"
"Nggak sih Ma, tapi nanti Rindu ijin keluar ya Mam, ada yang harus Rindu kerjain."
"Boleh sayang, mau diantar Pak Agung apa pakai taksi?"
"Taksi aja Mam, biar nggak nyusahin Pak Agung kemana-mana."
"Ya sudah, tapi kamu harus hati-hati ya. Ada apa-apa langsung hubungi mama."
"Siap Mam."
Anak dan ibu itu akhirnya menyantap sarapan mereka, kemudian Bu Mita pamit pada anaknya untuk ke kantor, seperti biasa diantar Pak Agung.
Tinggallah Rindu di rumah sendirian.
"Hm, sendiri lagi."
"Lagi, dan akhirnya ku sendiri lagi, karena kekasih ku yang pergi, meninggalkan sejuta kerinduan yang terpendam," Rindu bernyanyi.
Othor: Lah, ko malah nyanyi ya si Rindu. Hhahha, padahalkan belum punya pacar, ya kan reader's.?
"Sebaiknya aku ke luar deh, nyamperin tu berdua di sana, awas saja mereka."
Rindu keluar dari dalam rumah menuju halaman depan, ia akan menemui dua makhluk yang kemarin-kemarin makan spaghetti bersamanya.
Rindu mengambil batu kecil dan menimpuk dua sosok yang ada di sana, siapa lagi kalau bukan Steven dan Om Besar.
Puukk...
"Aduh, ini siapa sih yang nimpuk pala Steven, nggak tau apa kalau sakit.!"
Steven menoleh ke bawah, di sana Rindu sedang berkacak pinggang dan memasang wajah garang.
"Aduh gawat ini, kenapa kak Rindu kayak orang kesurupan gitu? Apa benar dia kesurupan?"
Steven berdialog dalam hatinya, seandainya Rindu tau, maka habislah dia.
"Hei kalian berdua turun cepat, mau aku sidang kalian."
"Sidang? Sidang itu apa Steven?"
"Alamak, tamatlah riwayat kita. Mendingan ayo kita turun, nanti kak Rindu nggak ngasih kita sepageti lagi."
Steven menghilang dan langsung berada di depan Rindu diikuti oleh Om Besar.
"Ada apa Rindu, sidang apa maksud kamu tadi?"
"Sidang itu, Rindu akan mengadili kalian berdua, jika terbukti bersalah, Om Besar akan Rindu hukum dengan cara lari 100 kali keliling rumah. Steven akan Rindu hukum bersih-bersih rumah selama seminggu."
Rindu kayak emak-emak komplek ya reader's heheheh.
"Itu mah gampang Rindu, hanya lari saja kan?"
"Ya lari, tapi....."
"Tapi apa Rindu?"
"Tapi Om Besar harus berubah sekecil Rindu, lalu lari keliling. Ingat ya, lari, bukan menghilang dan tiba-tiba nongol."
"Alamak, jahat kali Rindu ini."
"Hahahahhaha, habislah kita Om," sahut hantu Steven.
"Tapi apa salah kami kak Rindu?"
"Sekarang Rindu mau tanya, semalam kalian kemana, makanya nggak jagain rumah?"
"Semalam kami di pohon kok Kak, ia kan Om Besar?"
"Kan semalam kita jalan-jalan keliling komplek Steven, gimana sih kamu.!"
"Sial, apes banget Steven ya Tuhan, bego banget sih Om, kagak bisa diajak kerja sama banget."
Steven menepuk keningnya dan berdialog dalam hati.
...----------------...
...See you next episode kesayangan Author....
...Jaga kesehatan ya kalian. Borahae....
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
나의 햇살
kasihan Steven 😂😂😂
2022-01-28
1