...----------------...
***********
"Umur kamu berapa sayang?"
Rindu bertanya pada anak kecil yang sedang mengajaknya berbicara, tanpa ia tahu bahwa orang-orang yang melewatinya melihatnya dengan tatapan heran.
"Aku 10 tahun Kakak."
"Gimana kalau kamu ikut Kakak saja, kamu tinggal di rumah kakak, sama Mama dan yang lainnya."
"Tapi Kak."
"Udah nggak usah tapi-tapian, ayo."
Rindu mengajak anak kecil itu menuju parkiran mobil, di mana Pak Agung sudah menunggu mereka.
"Non, mari saya bantu masukan belanjaannya ke dalam bagasi."
"Ah, terimakasih ya Pak."
"Sama-sama Non."
Saat Pak Agung memasukkan barang ke dalam bagasi, Rindu membawa anak itu masuk kedalam mobil.
"Apa kita jalan sekarang Non?"
"Ia Pak."
Pak Agung menjalankan mobil kembali ke rumah Rindu.
"Udah sampai Non, nanti barang-barangnya biar Bapak saja yang bawa masuk ya."
"Terimakasih ya Pak, maaf Rindu merepotkan."
"Tidak masalah Non."
Pak Agung mengeluarkan barang dari dalam bagasi dan mengikuti langkah Rindu masuk kedalam rumah.
Sampai di kamarnya, Rindu kembali berbicara dengan anak itu.
"Dek maaf nama kamu siapa?"
"Aku, aku Steven Kak."
"Steven rupanya, kenalin nama kakak Rindu."
"Ia kak Rindu."
"Tapi Kak."
"Tapi apa Steven?"
"Aku, aku, aku."
"Kamu kenapa sayang?"
"Aku hanyalah seorang hantu Kak. Hiks hiks hiks hiks."
Betapa terkejutnya Rindu, jadi dari mall sampai tiba di rumah, ia bersama hantu?
Pantas saja tidak ada yang menanyakan perihal keberadaannya, karena Bi Ina dan Pak Agung pasti tidak melihatnya.
"Han-hantu?"
"I-ia Kak, apa Kak Rindu tidak akan mau berteman denganku?"
Rindu benar-benar bingung sekarang, bagaimana bisa ia tidak tau hal ini sejak tadi, lalu bagaimana sekarang, apa yang harus ia lakukan?
Mengusirnya tentu tak akan Rindu lakukan, ia kasihan pada Steven, baiklah akhirnya ia memutuskan untuk Steven tinggal di rumahnya, tentang ini akan ia ceritakan ketika mamanya pulang saja.
"Steven, baiklah kak Rindu tidak akan mengusir kamu dari sini, kita akan berteman, bagaimana?"
"Yang benar Kak? Steven boleh tinggal sama kak Rindu?"
"Yes of course."
"Terimakasih Kak."
"Sama-sama, tapi ingat, jangan mengganggu Bi Ina maupun Pak Agung."
"Siap Kak."
Steven menjawab dengan sikap hormat grak.
Melihatnya membuat Rindu tertawa dan merasa memiliki seorang adik, walau Steven hanyalah sesosok roh.
*********
Saat mamanya pulang dari kantor, Rindu mendatangi kamar mamanya.
Tok tok tok tok...
"Ia sayang, masuk aja."
Rindu membuka pintu kamar mamanya lalu masuk.
"Ma."
"Ia sayang, ada apa?"
"Ada yang mau Rindu bicarakan sama Mama."
"Tumben, ya udah sini duduk."
Rindu duduk di samping mamanya dan mulai menceritakan maksud kedatangannya.
"Gini Mam, tadi kan Rindu ke mall, terus di sana Rindu bertemu seorang anak kecil, usianya 10 tahun Ma, nah saat Rindu tanya dia sama siapa di sana? dia bilang dia sendirian, karena mama dan papanya nggak ada. Karena kasian, Rindu bawa aja ke rumah kita, maksudnya mau ijin sama Mama untuk bolehin dia tinggal di sini."
"Boleh dong sayang, lalu?"
"Nah itu dia Ma. Hehehehe, saat sampai di rumah, dia ngasih tau Rindu kalau dia itu sudah menjadi hantu, Rindu sempat kaget & bingung, kok Rindu dari tadi nggak tau kalau dia hantu. Mau Rindu usir, Rindu kasian, ya udah Rindu bilang aja ke dia untuk tinggal di sini. Boleh kan Mam?"
"Hantu, tapi nggak jahatin kamu kan? kamu nggak takut kan sayang?"
"Nggak Ma, dia nggak jahat kok, dia baik anaknya, Rindu juga senang dan berasa kek punya adik untuk diajak main, namanya Steven Ma."
"Steven? apa mama boleh bertemu dengannya?"
"Boleh Ma, Rindu panggilin ya."
Dalam hatinya Rindu memanggil Steven, tiba-tiba Steven sudah berada di samping Rindu.
"Ma, ini Steven. Steven, ini mamanya Kak Rindu."
"Mamanya Kak Rindu juga bisa lihat aku Kak?"
"Ia sayang, mamanya Kak Rindu, sama kayak kak Rindu."
"Wah, Tante kenalin saya Steven. Makasih sudah ngasih ijin Steven untuk di sini sama kak Rindu."
"Anak yang tampan, ia Nak, kamu boleh tinggal di sini sama Rindu. Jagain Rindu sekalian ya, siapa tau nanti ada yang usilin dia. Hehheehh."
"Mama sok tau deh, Rindu kan udah nggak takut sama hantu."
Rindu membela dirinya, kan nggak etis dijaga anak kecil. Rindu malu pastinya.
"Hahahah bener, nggak takut lagi."
Sedangkan Steven hanya tersenyum melihat tingkah Rindu.
******
Hari berlalu sangat cepat, kini Rindu sudah saatnya masuk kuliah.
"Sayang, udah siap untuk kuliah?"
"Siap Mam, lihat ni, Rindu sudah cantik bukan.!"
"Ya ya ya, Rindu anak mama memang cantik."
"Steven akan ikut kakak kan?"
"Tentu Kak, Steven akan ikut kemana saja kak Rindu pergi. Selain ke toilet dan kamar mandi. Hehehehe."
"Ye, bisa aja kamu mah. Tapi benar juga ya."
Rindu berdialog dilihat mamanya dan Steven, setelah sarapan pagi, Rindu di antar Pak Agung ke kampus. Ke kampus Rindu memang memakan waktu 30 menitan, di dalam perjalanan Rindu dan Steven asik bercanda ria, Steven menceritakan masa-masa dimana ia menjadi hantu yang menghuni mall waktu itu.
"Jadi kamu berapa lama di sana sebelum ketemu Kakak?"
"Udah lama Kak, lama banget."
"Jadi selama di sana, kamu ngapain aja?"
"Ya bermain sama teman-teman Steven Kak, teman hantu dan teman manusia, walaupun mereka nggak bisa ngeliat Steven."
Steven berucap dengan senyum diwajahnya, Rindu yang mendengar cerita Steven, merasa kasihan padanya. Jika sudah lama di sana, lalu kenapa dia belum tenang, belum kembali ke surga? itulah yang dipikirkan Rindu sekarang.
"Non, kita sudah sampai."
"Baik Pak, terimakasih ya udah antar Rindu ke kampus."
"Sama-sama Non, kalau gitu Bapak pamit pulang ya, nanti kalau Non Rindu mau pulang, langsung telepon Bapak saja."
"Baik Pak, hati-hati di jalan."
Pak Agung meninggalkan Rindu dan Steven.
"Ayo masuk."
Rindu mengajak Steven masuk, walau kenyataannya tidak ada yang melihat Steven. Steven melayang-layang di samping Rindu, mengikuti kemanapun Rindu pergi. Janjinya untuk menjaga Rindu, itulah yang sekarang ia lakukan.
Mereka berdua terus melangkah menuju kelas Rindu di kampus, Rindu mengambil jurusan hukum di kampus ini.
"Wah Kak Rindu hebat ya, ngambil jurusan hukum."
Rindu hanya membalasnya dengan senyuman, jangan sampai ia terlihat berbicara sendiri.
"Hehehehe maafin Steven Kak, Steven lupa kita di kampus Kakak, nanti Kakak malah dikira bermasalah dengan otak Kakak, kalau teman-teman Kakak liat kak Rindu ngomong sendiri."
Steven tertawa terbahak-bahak, sedangkan Rindu hanya mendengus mendengar ucapan hantu Steven.
Setibanya di kelas, Rindu mencari tempat duduk, lalu duduk di sana. Rindu memilih duduk di pojokan saja, agar lebih santai.
Tak berapa lama, dosen datang dan memperkenalkan diri pada mereka semua, anak-anak juga disuruh untuk menyebutkan namanya satu persatu.
Jika anak-anak yang lain sibuk mengingat nama teman-temannya, lain lagi dengan Rindu yang sibuk sendiri. Dengan santainya dia menaruh kepalanya beralaskan tangannya di meja.
"Yang di pojok, silahkan perkenalkan diri kamu."
"Kak, bangun. Tuh disuruh perkenalkan diri."
Steven menimpuk lengan Rindu, Rindu bangun dan berdiri, tanpa menghiraukan tatapan teman-temannya.
"My name is Rindu."
Setelah mengucapkan namanya, ia kembali duduk di bangkunya.
Dosen memulai kelasnya hari ini, anak-anak tentu saja dengan tenang mendengarkan apa yang disampaikan dosen, hingga waktu berakhir, sang dosen meninggalkan kelas mereka.
...----------------...
...See you next episode kesayangan Author....
...Jaga kesehatan ya kalian. Borahae....
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments