...----------------...
***********
Di tengah jalan menuju rumah, Rindu dan Steven sedang asik bercerita di dalam mobil, Steven menceritakan bagaimana dunia lelembut dll.
"Banyak yang serem-serem pasti ya?"
"Banyak Kak, tapi kalau untuk Steven ma biasa aja, kecuali kalau ketemu Kakak."
"Amit-amit, malas banget gue ketemu sama yang jelek-jelek plus serem."
Rupanya ada yang memperhatikan mobil Rindu dari jauh, sosok itu tidak terima dikatain jelek oleh Rindu.
Mobil Rindu tiba-tiba melayang dengan sendirinya.
"Loh, loh, Non Rindu. Ini kenapa mobil kita melayang sendiri?"
"Melayang? maksud Bapak?"
Rindu belum paham arah pembicaraannya dengan Pak Agung, ia belum sadar dengan keadaan sekitar, keadaan sunyi sepi, hanya ada mobil mereka yang sedang diangkat ke atas oleh sosok tinggi besar.
"Kak, ada yang usilin kita, Kak Rindu harus hati-hati, seperti ia tersinggung dengan ucapan Kakak yang tadi. Heheheh."
Steven malah tertawa pelan, Rindu bingung, ucapan yang mana, lalu siapa yang tersinggung?
"Ucapan yang mana Steven?"
"Masa Kakak lupa sih, tadi Kaka ngatain mereka jelek kan.!"
"Jangan bercanda Steven, apa maksud kamu makhluk-makhluk jelek itu?"
"Hahaha ya ampun Kak, masih aja ngatain jelek."
"Heheheh maap, tapi kan emang bener."
"Terus gimana dong ini Steven?"
"Kakak tetap dalam mobil ya, jagain Pak supirnya, lihat udah ketakutan banget tu."
Steven menunjuk ke arah Pak Agung yang sudah gemetaran di depan kemudi.
"Pak, tenang ya. Ada Rindu di sini, kita akan baik-baik saja."
"I-ia Non, tapi ini kita kenapa Non? di mana kita sekarang? kenapa sepi sekali?"
Pak Agung membandrol Rindu dengan pertanyaan bertubi-tubi.
"Kita sepertinya berada di dunia lain Pak."
"Maksud Non Rindu?"
"Kita dibawa masuk ke alam dedemit Pak, makanya nggak ada mobil-mobil di sini kan, nggak ada rumah-rumah serta jalanan seperti biasanya."
"Ia benar juga ya Non, terus gimana kita bisa pulang Non?"
"Udah Bapak tenang saja ya, Rindu janji kita akan pulang dengan selamat, percaya sama Rindu Pak. Kita berdoa saja, semoga Tuhan selalu melindungi kita."
"Baik Non."
Di luar, Steven masih berusaha melawan makhluk mengerikan itu, dengan sekuat tenaganya ia memberikan perlawanan.
Salah satu tangan makhluk itu masih mengangkat mobil Rindu, ketika Steven menyerang dan tepat mengenai dada makhluk itu, pegangan tangannya dari mobil Rindu terlepas, jadilah mobil itu beserta Rindu dan Pak Agung jatuh ke bawah.
Brruuk.
"Auuwh, dasar makhluk sialan, nggak bisa apa nurunin baik-baik, main lepas-lepas aja. Pak Agung nggak apa-apa?"
"Saya nggak apa-apa non, hanya sedikit pusing."
"Bapak istirahatlah di sini, saya akan keluar."
"Tapi Non, Bapak tidak mau terjadi apa-apa sama Non Rindu."
"Tenanglah Pak, Rindu akan baik-baik saja."
Rindu membuka pintu mobilnya dan keluar dari dalam, ia melihat Steven yang sedang bertarung dengan makhluk tinggi besar, dengan kuku-kukunya yang panjang, serta gigi yang runcing. Air liur terus menetes dari mulutnya..
"Tuhan Yesus, jaga dan lindungilah Rindu. Semoga Rindu dan Pak Agung bisa kembali ke rumah, semoga kami bisa mengusir makhluk itu."
Rindu berdoa dalam hatinya, lalu kemudian ia mendekat ke arah pertarungan.
"Hei makhluk jelek, rupanya kau yang mengganggu perjalanan kami ya. Mau apa kau?"
Rindu berteriak sehingga menghentikan pertarungan Steven dan makhluk itu.
"Kau, kau gadis yang mengata-ngatai ku jelek bukan? aku akan menghabisi mu gadis manis."
"Ciih, memang kau jelek bukan? coba lihat, bagian mana dari tubuh mu yang bagus. Kuku panjang, apa nggak bisa digunting, dirapikan. Terus gigi-gigi runcing mu itu, patahkan saja, sungguh terlihat sangat jelek untuk mu."
Steven yang mendengar perkataan Rindu sungguh tak mampu menahan tawanya lagi, ia tertawa terbahak-bahak, membuat makhluk itu semakin murka.
Saat makhluk itu ingin menyerang Rindu, tiba-tiba Rindu kembali berteriak.
"Stop.!!"
"Aku belum selesai ngomong, jangan menyerang dulu. Kau harus tau, bagaimana bisa aku mengatai kalian jelek, bahkan liur mu saja sangat bau, apa kau tak pernah sikat gigi, atau berkumur pakai listerine?"
Rindu terus berkata-kata, lebih tepat mengata-ngatai makhluk itu, makhluk yang tadinya hendak menyerang Rindu tiba-tiba diam.
"Ada apa, apa sekarang kau sudah paham kenapa aku mengatai mu jelek? aku tau kau mungkin makan daging manusia atau hewan atau apapun itu, tapi jangan lupa, habis makan ya sikat gigi."
Rindu berucap seperti guru yang sedang mengajari murid-muridnya tentang sesuatu.
*****
Pak Agung yang berada di dalam mobil menggelengkan kepalanya saat mendengar perkataan Rindu, karena Rindu berteriak tentu saja Pak Agung mendengarnya.
"Non Rindu, non Rindu, udah tau lagi gawat kek gini. Masih aja ceramahin makhluk mengerikan itu. Saya yang melihatnya dari sini saja sampai gemetar."
Karena mereka berada di dunia lelembut, maka Pak Agung bisa melihat makhluk yang berada di dekat Rindu.
Kembali ke Rindu.
"Begini saja, bagaimana kalau kita negosiasi, aku sedang malas berkelahi dengan mu."
Rindu berkata seakan ia kuat dan bisa menghadapi makhluk mengerikan itu, padahal kenyataannya ia sedang ketakutan setengah mati, karena ini kali pertama ia masuk ke Dunia lain.
"Negosiasi, apa maksud mu gadis manis?"
"Sekarang Rindu tanya deh sama Om Besar, Rindu cantik nggak?"
"Ya cantik."
Makhluk itu menjawab pertanyaan Rindu, Steven yang sedang melayang tertawa terpingkal-pingkal, bagaimana bisa Rindu mengajak makhluk seperti ini untuk negosiasi?
"Nah, kenapa Rindu bisa cantik kek gini, itu karena Rindu perawatan, Rindu rajin mandi. Sekarang Rindu tebak, Om Besar pasti nggak pernah mandi kan?"
"Mandi, untuk apa?"
"Nah kan, benar apa kata Rindu. Makanya Om Besar jadi jelek kek gini."
Perkataan Rindu hampir saja membuat makhluk itu marah besar, cepat-cepat Rindu mengalihkan pembicaraan.
"Gini Om Besar, gimana kalau kita berteman saja. Nanti Rindu akan potong kuku Om besar biar nggak terlalu panjang kek gitu, terus nanti Rindu kasih sikat gigi sekalian sama pepsodent untuk Om Besar."
"Untuk apa itu semua?"
"Ya supaya Om Besar jadi keren."
"Hmmmm. Tapi kalau kuku saya dipotong, nanti saya nggak akan bisa melawan makhluk yang lain dong?"
"Santai Om Besar, nanti Rindu hanya potong dikit aja kok, biar nggak terlalu panjang saja."
"Hmmm apa benar semua yang kau katakan?"
"Kalau aku tambah keren, pasti nyai Kunti semakin mencintai ku bukan.!"
Makhluk itu berkata-kata dalam hatinya.
"Tentu, mana mungkin Rindu boong."
"Baiklah, kita berteman, asal kau menepati janji mu."
"Ok, kita teman sekarang. Sekarang kembalikan kami ke Dunia kami."
"Baiklah, tapi aku bisa ikut kalian kan?"
"Hhmmmm."
Rindu menimang-nimang permintaan makhluk itu.
"Ya baiklah, Om Besar boleh ikut."
"Duh gawat ni, gimana caranya motong tu kuku? ribet amat hidup gue Tuhan, udah kayak buka salon untuk demit deh gue."
Rindu berucap dalam hati dan menepuk keningnya sendiri. Tiba-tiba angin berhembus kencang, dan sekarang mereka sudah kembali ke dunia manusia.
"Akhirnya balik juga, terimakasih Tuhan."
Rindu berterimakasih pada Tuhan dalam hatinya.
"Pak Agung, ayo jalankan mobilnya, kita pulang. Hari sudah senja, pasti Mama udah nungguin Rindu."
"Baik Non, syukurlah kita bisa pulang ya Non."
"Ia Pak."
Mobil melaju, sedangkan Steven dan makhluk yang tadi menjadi lawannya, kini melayang mengikuti mobil Rindu yang mengarah kembali ke rumah.
Sampai di rumah Rindu, makhluk besar itu tinggal disalah satu pohon besar di sana, sedangkan Steven tentu saja masuk kedalam rumah Rindu.
...----------------...
...See you next episode kesayangan Author....
...Jaga kesehatan ya kalian. Borahae....
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Mulya Cahaya
hahahaha.
kocak bener
2022-05-29
0