...----------------...
*****
Mobil yang dikendarai Rindu dan mamanya akhirnya memasuki halaman rumah mereka.
Rindu dan mamanya keluar diikuti pak supir yang membawakan tas Rindu.
"Terimakasih ya Pak."
"Ia sama-sama Nyonya."
Pak Agung kembali keluar untuk memarkirkan mobil kembali ke garasi.
Rindu memang tinggal berdua sama mamanya saja, ditambah bibi dan pak supir mereka. Suami Bu Mita meninggal sejak Rindu masih kecil, membesarkan Rindu seorang diri menjadi tanggung jawab besar Bu Mita.
"Ma, makasih ya. Mama selalu ada untuk Rindu."
"Ia sayang, semua karena mama sayang sama Rindu."
"Kapan Rindu akan masuk kuliah Ma?"
"Satu Minggu lagi sayang, mama akan daftarkan kamu nanti di Universitas Gunadarma, apa kamu mau?"
"Ia mau Ma, Rindu mau dimana saja, asal dekat sama Mama," Rindu memeluk mamanya
"Ia sayang, kita akan selalu sama-sama."
Bu Mita mengantarkan anaknya kedalam kamarnya lalu kembali keluar dan berjalan menuju kamarnya, ia ingin beristirahat sejenak, capek rasanya selama ini menjaga Rindu di RS.
Besok ia akan kembali bekerja seperti biasa, pasti kerjaannya sudah menumpuk di kantor.
"Akhirnya Rindu sembuh, terimakasih Tuhan. Dengan begitu, hamba bisa mulai bekerja besok. Kerjaan pasti sudah menunggu di kantor," Bu Mita berucap dalam hatinya.
Tak terasa matanya tertutup, kelelahan membuatnya menjadi mudah terlelap, bahkan lupa untuk mandi terlebih dahulu.
Sedangkan Rindu yang berada di dalam kamarnya sedang memainkan handphonenya.
Tiba-tiba....
Wuuuusshhhh...
"Eh, apaan tu. Kok angin bisa tiba-tiba gitu, kan jendelanya masih ketutup," Rindu berucap pada dirinya sendiri.
Bulu kuduk Rindu berdiri, tiba-tiba ia merasa ketakutan.
"Ya ampun ada apa lagi ini, jangan datang ya hantu jelek, pergi sana. Pergi dari kamar Rindu, maaf Rindu tidak menerima tamu sembarangan," ucap Rindu dengan tangan menutup matanya.
Hi hi hi hi hi hi....
"Rindu, nama kamu Rindu ya," suara itu muncul dari belakang Rindu.
"Pergi, pergi, jangan ganggu Rindu. Rindu bau, belum mandi ini."
Wuuuusshhhh....
Suasana kembali normal, Rindu perlahan menjauhkan tangan yang menutupi matanya, ternyata tak ada apa-apa lagi di sana.
"Huuusss syukurlah."
Rindu beranjak dan mengambil handuk, lalu masuk ke dalam kamar mandinya.
Setelah bersih-bersih dan tidur sebentar, Rindu bangun saat hari sudah sore. Bu Mita ibunya juga ternyata baru bangun.
"Ma."
"Ia sayang."
"Mama udah makan?"
"Belum sayang, mama juga baru bangun dan habis mandi."
"Oh ia Ma."
Rindu melangkah ke dapur menemui bibi.
"Bi, Rindu boleh minta tolong nggak?"
"Minta tolong apa Non?"
"Bibi tolong siapkan makanan untuk Rindu dan Mama ya."
"Baik Non, Non sama Nyonya tunggu saja di meja ya."
"Terimakasih ya Bi."
Rindu kembali ke ruang tengah menemui mamanya.
"Ma, makan yuk. Rindu udah minta tolong Bi Ina untuk menyiapkan makanan di meja makan."
"Ia sayang, makasih ya."
"Ia Mam."
Rindu dan mamanya berjalan kearah meja makan.
"Silahkan Nyonya, Non Rindu."
"Makasih ya Bi."
"Makasih Bi Ina," ucap Rindu.
"Sama-sama Non, Nyonya, bibi kembali ke dapur ya."
Bi Ina kembali ke dapur guna melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Bu Mita dan Rindu mulai menyantap makanan yang sudah disiapkan.
"Mama besok masuk kantor?"
"Ia sayang, pasti kerjaan mama udah banyak banget."
"Mama yang semangat ya, maaf Rindu belum bisa bantuin Mama."
"Tidak apa-apa sayang, ini sudah menjadi tugas mama. Tugas Rindu sekarang adalah belajar, kelak Rindu akan menggantikan mama di kantor."
"Ia Ma."
Keduanya melanjutkan makan mereka hingga selesai.
Saat malam datang, setelah makan malam, Rindu dan semua penghuni rumah kini sedang terlelap.
Tiba-tiba plafon kamar Rindu seperti ada yang melangkah di sana.
Tap tap tap tap tap...
Langkah kaki itu sangat jelas di sana, Rindu masih nyaman dalam tidurnya, makhluk itu melihat Rindu dan menyeringai.
Tap tap tap tap tap...
Langkah kaki itu seakan turun dari atas plafon menuju lantai kamar Rindu. Lidahnya meliuk-liuk seakan ingin menjilati wajah Rindu.
Tiba-tiba Rindu terbangun dari tidurnya dan langsung menampar makhluk itu.
Plak...
"Pergi kamu."
Setelah itu ia kembali tertidur, makhluk yang tadinya ingin menjilat wajah Rindu langsung hilang seketika. Pada kenyataannya, Rindu bukan sepenuhnya sadar saat menampar makhluk itu, tapi karena dalam tidurnya ia sedang bermimpi menampar salah satu teman di sekolahnya yang suka bully sesama teman lainnya.
*****
Pagi menjemput, kini Bu Mita sedang bersiap ke kantor, ia keluar dari kamarnya menuruni tangga menuju ruang tengah.
"Bi, Rindu sudah bangun apa belum?"
"Belum Nyonya, saya belum melihat non Rindu turun dari kamarnya."
"Oh ya udah, entar kalau dia bangun, jangan lupa suruh makan dan obatnya ditelan ya Bi."
"Baik Nyonya."
Bu Mita berjalan kearah meja makan, lalu menyantap sarapan yang sudah disiapkan Bi Ina.
Setelah menyelesaikan sarapannya, Bu Mita meninggalkan rumah dengan diantar Pak Agung ke kantor.
"Terimakasih ya Pak."
"Sama-sama Bu, saya pamit pulang."
Pak Agung kembali dan Bu Mita masuk ke kantornya.
"Selamat pagi Bu."
"Selamat pagi Bu."
"Selamat pagi Bu."
Karyawan yang sudah hadir di sana menyapa Bu Mita, selaku Direktur mereka. Bu Mita membalas sapaan mereka dengan senyum di wajahnya.
"Ririn jika ada dokumen yang harus saya tanda tangani, segera bawa masuk ke ruangan saya," ucap Bu Mita.
"Baik Bu," jawab Ririn yang menjabat sebagai Sekretaris Direktur.
Di rumahnya, Rindu baru bangun saat jam menunjuk pada angka 8.
Hooooaammmmm...
"Enak banget kalau baru bangun gini, jam berapa ya sekarang."
Rindu mengambil handphonenya dan melihat jam disitu, rupanya sudah jam 8 pagi.
"Mandi dulu ah," Rindu beranjak masuk ke kamar mandi.
Setelah selesai dengan mandinya, Rindu menuruni anak tangga satu persatu menuju lantai dasar.
"Pagi Bi, maaf Rindu baru bangun. Hehehhe."
"Ia Non, nggak apa-apa, lagian non Rindu kan baru sembuh dari sakit, jadi wajib istirahat yang banyak. Kata nyonya jangan lupa makan, lalu obatnya ditelan ya Non."
"Baik Bi, Rindu ke meja makan dulu ya."
"Silahkan Non."
Rindu melangkah ke meja makan, sedangkan Bi Ina kembali melanjutkan pekerjaannya membersihkan meja dan perabotan lainnya.
Rindu menyantap sarapannya, sekali-kali ia memainkan handphonenya, hingga makanan habis ia makan.
"Non minta makan dong."
"Oh silahkan Pak, ambil saja di dapur ya."
Rindu menjawab, ia mengira yang minta makanan adalah Pak Agung supir mereka. Hingga ia sadar bahwa Pak Agung nggak mungkin kalau mau makan saja harus minta sama Rindu.
"Uhhhmm bau apa ni, kayak bau kapur deh."
Rindu mengangkat kepalanya dan ya, di depannya berdiri sesosok pocong dengan buntalan seperti bantal guling.
"Astaga Bibi kesini cepat."
Rindu berteriak sehingga membuat Bi Ina yang mendengar teriakannya langsung berlari kearah meja makan.
"Huf huf huf, ada apa Non?"
"I-itu Bi."
Rindu menunjuk kepada pocong di depannya, sedangkan Bi Ina kebingungan karena tak melihat pocong itu.
"Apa Non, ada apa?"
"Itu Bi, ada pocong di samping Bibi."
"Pocong? aaaaaa Non bibi takut."
Bi Ina malah berlari dan sembunyi di belakang Rindu.
"Kok Bibi malah sembunyi di belakang Rindu sih, kan Rindu yang takut Bi."
"Bibi juga takut Non, di mana pocongnya Non?"
"Masih di depan sana Bi, nah kan sekarang malah ngetawain Rindu sama Bibi."
"Ha ha ha ha ha."
"Om pocong, pergi ya. Jangan ganggu Rindu, ganggu Bi Ina saja."
"Jangan Non, jangan bibi, Pak Agung saja."
"Hahahahhaha," Rindu dibuat tertawa oleh ucapan Bi Ina.
Pocong yang menjahili mereka berdua melompat-lompat dan kemudian hilang.
"Akhirnya."
"Akhirnya apa Non?"
"Akhirnya pocongnya ada di belakang Bibi," Rindu mulai jail.
"Ampun ampun, jangan."
Bi Ina lari terbirit-birit keluar dari dalam rumah.
"Hahahhah hahahahaha."
Rindu terbahak-bahak melihat Bi Ina yang berlari keluar, ia tertawa sampai perutnya sakit.
...----------------...
See you next episode kesayangan Author.
Jaga kesehatan ya kalian. Borahae.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Euis Yohana
yeeeeyy .,.jail rindu mah pdhl sendirinya jg atuut😆
2022-12-04
0
EM1212
hahaha pocongnya nongol tanpa permisi
2022-03-01
2
EM1212
ga nona aja? karena rindukan belum nikah,,
2022-03-01
1