BAB 19

"Hei Men kenapa kau tidak terlihat bersemangat malam ini? " Tanya Haizel memperhatikan Davino yang sedari tadi hanya memutar gelas ditangannya. Entah apa yang mengusik pikiran pria yang masih mengenakan baju kerja itu.

" Oh yah tadi pagi di tempat pemotretan, Mawar marah - marah padaku. Katanya semalam kau sama sekali tidak menyentuhnya, apa itu benar? " Davino lagi - lagi tidak menjawab, hanya mengangkat kedua bahunya saja.

"Mawar model terkenal itu? " Kali ini Alex yang bertanya pada Haizel dan Haizel hanya mengangguk mengiyakan.

"Serius kau tidak menyentuhnya Davi? " Kali ini Davino menggeleng.

Alex mengarahkan punggung tangannya ke dahi Davino dan cepat - cepat ditepis Davino.

"Nggak demam kok. " Ucap Alex mengundang tawa Haizel.

"Kalian berdua kenapa sih? Bacot terus dari tadi. Bikin tambah pusing, tau nggak. " Davino kembali menuang minuman kedalam gelasnya dan meminumnya hingga tandas.

"Abisnya kau bukan kayak Davino yang kami kenal. Beberapa hari ini sikapmu sedikit berubah men. " Ucap Haizel dan diiyakan oleh Alex. Mereka berdua mengangkat telapak tangan adu tos, membenarkan ucapan yang dilontarkan Haizel pada sahabatnya itu.

"Kau tahu men, dia datang kerumah sakit beberapa hari yang lalu. Ngantar cewek yang diperkosanya waktu itu. Katanya sih nemu dijalan, waktu cewek itu diganggu preman. Coba kau pikir men, seorang Davino yang selalu bodoh amat dan nggak perduli sama orang lain lantas nolong cewek yang pernah ditidurinya secara paksa. Kau tahu men, kalau dipaksa itu artinya tu cewek nolak ditelanjangi sama dia" Jelas Alex panjang lebar. Davino hanya diam saja, tidak terganggu dengan pernyataan Alex barusan.

"Kau serius men? " Tanya Haizel yang tertarik dengan cerita Alex. Lagi - lagi Alex mengangguk.

" Kau lihat gadis itu seperti apa? " Tanya Haizel penasaran.

" Nggak sempat aku liatnya. Waktu esoknya aku keruangan dimana dia dirawat dianya udah nggak ada. " Alex ingat jelas waktu pagi - pagi dia keruangan Emely untuk melihat seperti apa gadis yang dinodai sahabatnya itu namun sayang Emely sudah tidak ada. Kali ini Davino tersenyum, karena Alex tidak berhasil menemui gadis yang mengacaukan hidupnya beberapa hari ini.

" Kau tahu juga men, waktu aku sama dia nongkrong disini, dia nyuruh aku membeli gadis yang udah nggak perawan ditempat pelelangan. Tuh diruangan sebelah." Menunjuk dengan ekor matanya. "Dan kau tahu dia bayar cewek itu 10 milyar men. Gadis yang masih utuh aja men, laku hanya ratusan jutaan. Kebayang nggak men, segitunya Davi menginginkan gadis itu. Cantik sih, bodynya juga bagus. Tapi men bekas. " Mereka seperti tukang gosip yang membicarakan sahabat mereka. Anehnya mereka bergosip disaat yang mereka bicarakan ada ditengah - tengah mereka. Melihat dan mendengar langsung percakapan mereka.

" Dasar tukang gosip. Kalian nggak tahu aja kalau gadis yang kubeli itu, aku yang membuatnya tidak perawan lagi dan aku tidak tahu kenapa aku harus membelinya. " Gumam Davino tidak perduli dengan asumsi kedua sahabatnya.

"Haizel pergilah keruangan pelelangan. " Ucapan Davino memghentikan kedua sahabatnya yang sedang asik membicarakannya.

"Untuk apa? Apa kau butuh gadis yang tidak perawan lagi? " Setelah mengatakan itu, baik Haizel dan Alex keduanya tertawa.

" Aku bisa menyediakanmu men, tanpa kau membayar, para wanita akan dengan sukarela jika diajak tidur denganmu. "

"Aku tidak butuh wanita sekarang. Aku butuh sebuah informasi. " Davino kemudian mengatakan informasi apa yang dia butuhkan dari tempat pelelangan itu.

***

Ragu - ragu Emely datang ketempat ini, tempat dimana wanita sialan itu membawanya.Tempat yang bahkan dalam mimpi pun Emely tidak akan menginjakkan kakinya. Namun demi adiknya Emely menguatkan hati untuk masuk lagi kedalamnya. Karena informasi yang dia dapatkan dari salah satu teman Eduar, Eduar diajak Rayen untuk bekerja di Sweet Room.

Alex tanpa sengaja melihat dua orang gadis yang tidak jauh dari tempat mereka duduk.

Yang membuat dia tertarik, adalah gadis yang saat ini sedang memarahi seorang pria. Gadis yang pernah dilihatnya beberapa kali.

Melihat Alex yang begitu fokus dengan sesuatu yang dilihatnya, membuat Davino ikut melihat kearah pandangan Alex.

"Eduar kenapa kamu tidak masuk kampus beberapa hari ini? Apa ini? " Memegang baju seragam yang dipakai adiknya. "Kau kerja disini? Eduar tempat ini tidak baik untukmu. " Eduar yang sementara bekerja, begitu terkejut melihat kakak perempuannya, datang dengan wajah geram dan memarahinya ditempat itu.

"Cih, lalu tempat ini baik untukmu. Hingga kau menjual dirimu ditempat ini. " Alex menatap Davino disaat Davino mendengus tadi. Ucapan yang terakhir hanya dalam hatinya saja.

"Pulang sekarang. " Tarik Emely pada adiknya. Namun Eduar masih tetap tidak beranjak. Membuat Emely kembali berbalik menatapnya.

"Eduar, kak Emely bilang pulang. " Ucapnya setengah berteriak, mengundang mata sekitaran mereka, melihat kearah keduanya.

"Jadi namanya Emely. " Ucap Alex pelan dan masih bisa didengar Davino. Kali ini Davino yang menatapnya seakan bertanya dalam hati apakah Alex mengenal gadis itu.

"Kak Emely sebaiknya pulang. Eduar tidak akan ikut kak Emely. Eduar harus kerja kak. Eduar tidak akan kuliah lagi. " Mendengar ucapan Eduar, membuat darah Emely mendidih.

Plakk

"Apa dia memang suka sekali menampar? " Ucapan Davino lagi - lagi membuat Alex menatapnya penuh tanda tanya.

"Kau bilang apa? tidak mau kuliah? Eduar, kak Emely udah mengorbankan cita - cita kak Emely. Kak Emely sudah memutuskan berhenti kuliah, karena kak Emely tahu kau sangat ingin kuliah." Menjeda ucapannya, ketika airmata sudah mengalir deras dari kedua matanya. Mengingat dia harus bekerja di Bar dan harus kehilangan kesuciannya karena kesalahannya menyinggung salah satu tamu Bar yang hendak menciumnya. Hanya demi untuk menghidupi adik dan juga ibunya. Namun dengan mudahnya adiknya, mematahkan harapannya.

"Tapi mengapa sekarang, kau ingin berhenti kuliah dan ingin mengecewakan kak Emely. Kalau kau tetap kerja disini, jangan harap kak Emely akan memaafkanmu dan jangan pernah anggap kak Emely kakakmu lagi. " Ucap Emely melangkah keluar, disusul Sisilia. Sedangakan Ana sudah pulang, sekitaran tiga jam yang lalu karena ada janji makan malam dengan orangtuanya.

"Kak Emely tunggu. " Panggil Eduar yang mengejar kakaknya keluar ruangan. Eduar tidak ingin kakaknya tidak memaafkannya dan tidak menganggapnya, karena saat ini hanya ibu dan kakaknya yang dia punya.

Didalam mobil Sisilia, Emely sama sekali tidak bicara. Sesekali Eduar berbicara padanya, namun Emely sama sekali tidak menanggapinya. Emely masih kecewa dengan sikap Eduar yang membohonginya.

"Mel, mau aku antar kemana? " Tanya Sisilia hati - hati.

"Ke rumah sakit aja Sil. Tapi sebelumnya antarkan Eduar ke rumah yah. " Jawabnya masih menatap kosong kedepan.

"Baiklah. "

"Maaf yah Sil, udah banyak repotin kamu. " Emely merasa bersalah karena sampai sekarang Sisilia masih terus menemaninya.

"Tidak ada kata repot untuk bantu sahabat. " Ucap Sisilia tersenyum kearah Emely.

"Makasih Sil, aku nggak kebayang jika nggak ada kamu dan Ana. " Sudah menatap kearah gadis cantik yang tengah fokus mengemudi.

"Iya. Aku juga beruntung bisa sahabatan sama kamu. " Lagi - lagi Sisilia tersenyum kearah sahabatnya itu.

"Kak Emely, maafin Eduar yah. Eduar salah. " Kali ini Eduar yang bicara. Karena semenjak pulang dari club malam itu, Emely mendiaminya.

"Kak tolong jangan diamin Eduar kayak gini. " Ucapnya lagi karena Emely tak kunjung menjawab.

"Jika kamu merasa kalau kamu salah, maka tunjukkan penyesalanmu dan perbaiki kesalahanmu. Baru kakak bakal maafin kamu." Ucap Emely tegas pada adiknya itu.

"Iya kak, maafin Eduar. " Hingga mobil Sisilia menurunkan Eduar dirumah, Emely sudah tidak lagi berbicara dengan adiknya itu. Eduar juga tidak banyak bicara, karena dia tahu kakak perempuannya kecewa terhadapnya. Yang bisa dia lakukan saat ini adalah memperbaiki kesalahannya.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

semangat terus Eduar

2023-05-06

1

Raina ⚡'~°F °M°~'⚡

Raina ⚡'~°F °M°~'⚡

hahaa bilang aja davi kamu suka

2020-09-27

1

Rismayanti Komalasari

Rismayanti Komalasari

Suka sika

2020-09-26

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!