Bab 18

"Kak Eduar hari ini tidak pulang yah. Eduar ada tugas kuliah yang harus dikerjakan sama teman satu kelompok. Kayak observasi gitu. Eduar juga udah telpon kak Boy buat minta ijin kak Emely nggak masuk dan kak Boy ngijinin. Jadi kak Emely nggak perlu pergi kerja hari ini. Cukup jaga ibu dulu. Jangan lupa makan, Eduar sayang kalian. " Emely baru ingin menanyakan dimana adiknya itu observasi, namun Eduar keburu mematikan sambungan telpon.

Eduar hari ini sudah mulai bekerja, pagi hingga sore hari Eduar bekerja serabutan dan malamnya Eduar bekerja bersama temannya di club malam mulai pukul sembilan malam, hingga pukul lima pagi. Gajinya lumayan tinggi, cukuplah buat bayar biaya administrasi selama ibunya masih dirawat dirumah sakit. Sisanya buat biaya keperluan sehari - hari. Soal pengobatan ibunya, Eduar akan berusaha lebih keras lagi. Bila perlu dia akan mencoba meminjam dari bos tempatnya bekerja. Jika dia sudah sedikit lama bekerja.

"Eduar itu ruangan VIP, kau harus hati - hati bekerja jika menyangkut tamu yang ada diruang VIP karena mereka orang - orang penting. " Eduar mengangguk mantap ketika temannya yang bernama Rayen memperingatinya. Karena pekerjaannya kali ini, mengantar minuman yang dipesan para tamu club.

***

Sudah tiga hari Eduar bekerja dan selalu beralasan yang sama ketika Emely bertanya. Ada observasi, membuat makalah dan ada tugas lainnya. Emely sama sekali tidak curiga karena mungkin mahasiswa diakhir semester memang banyak tugas yang harus dikerjakan, entah berkelompok ataupun mandiri. Karena sebelumnya Emely pernah kuliah, jadi dia tahu bagaimana banyaknya tugas seorang mahasiswa.

Hari ini setelah menitipkan ibunya kepada perawat rumah sakit, Emely akan menemui Sisilia dan Ana untuk meminjam uang untuk biaya pengobatan ibunya. Walaupun dia tidak yakin bisa mendapatkan sebanyak jumlah yang harus disetor kebagian adminiatrasi untuk radioterapi untuk membunuh pertumbuhan kanker yang diderita ibunya, setidaknya Emely akan mencicil terlebih dulu. Walaupun pihak rumah sakit akan melakukan penanganan kepada pasien jika biaya rumah sakit sudah full terbayar. Namun Emely akan berusaha meminta keringanan dari pihak rumah sakit.

Emely sudah menghubungi kedua sahabatnya. "Masih ada mata kuliah sejam lagi baru selesai." Begitu kata Sisilia yang memang satu jurusan dengan Ana.

Emely menunggu kedua sahabatnya itu, dikursi taman kampus tempat biasa dia habiskan untuk membaca buku dan makan siang dari bekal yang dia bawah dari rumah. Emely sedikit ingat kenangan itu, dimana pertama kali dia bertemu dengan Rayhan. Sejak Rayhan memutuskannya, Emely selalu berusaha menghubunginya namun nomor Rayhan tidak pernah bisa tersambung. Mungkin Rayhan telah memblokir nomornya.

Sebegitu marahnya Rayhan sampai harus memblokir nomornya.

Padahal Emely begitu rindu pada laki - laki itu, laki - laki yang selalu menghiburnya disaat dia ada masalah, laki - laki yang selalu perhatian padanya dan laki - laki yang sejauh ini masih mengisi sebagian hatinya. Tanpa Emely sadari, ada air bening yang lolos dari pelupuk matanya.

"Aku membutuhkanmu jelek. " Gumamnya lirih.

"Mel. " Emely menghapus sisa airmatanya ketika mendengar Sisilia memanggilnya.Emely tersenyum melihat kedua sahabatnya yang berlari kecil kearahnya. Seakan kenangan waktu kuliah dulu menghampirinya. Disaat dia makan siang ditempat itu, kedua sahabatnya selalu datang dan mengajaknya makan bersama dikantin kampus.

"Udah dari tadi? " Tanya Ana yang ikut duduk disampingnya, disusul Sisilia.

"Nggak kok barusan. "

"Oh yah gimana kabar tante Elisa? " Kali ini Sisilia yang bertanya.

" Sama kayak kemarin. " Jawabnya lirih dan kedua sahabatnya itu sontak merangkulnya.

"Sabar yah Mel. " Emely mengangguk.

"Oh yah katanya tadi waktu ditelpon, kamu mau ngomong sesuatu? "

"Maaf aku harus merepotkan kalian berdua, aku butuh uang untuk biaya pengobatan ibuku. Sekitaran 40 sampai 70 juta. Aku butuh pinjaman dari kalian berdua, aku udah nggak tahu mau pinjam sama siapa. Aku hanya punya kalian. " Ragu - ragu Emely berkata.

" Aku sih ada tabungan, tapi sekitaran 10 jutaan. Aku bisa pinjamin Mel tapi hanya segitu. Kalau aku minta papa, papa pasti banyak tanya buat apa uang itu. " Ayah Sisilia memang selalu mendetail jika membahas masalah uang.

"Aku punya sekitaran 15 jutaan, aku mau minta papi takutnya papi juga banyak tanya. Kamu tahu sendirikan Mel, Papi nggak suka..." Ana tidak meneruskan ucapannya karena dia tidak ingin Emely mengingat bagaimana tidak sukanya orangtua Ana pada Emely. Karena status sosial, orangtua Ana melarang Ana berteman dengan Emely. Jadi Ana bertemu Emely diam - diam tanpa sepengetahuan ayahnya.

"Nggak apa - apa An, aku ngerti kok. Setiap orangtuakan selalu ingin yang terbaik untuk anak - anaknya. " Ucap Emely dengan menunjukkan bahwa dia baik - baik saja.

"Maaf yah Mel. " Ana lagi - lagi minta maaf.

"Huss... Minta maaf melulu, kayak lebaran aja. " Emely lagi - lagi tersenyum.

"Punya dua sahabat kayak kalian aja, sudah keberuntungan besar buat aku. Apalagi kamu An, walaupun udah dilarang berteman denganku, namun kamu tetap mau berteman dan bersahabat denganku. Makasih yah. " Mereka bertigapun saling merangkul.

"Kak Emely. " Ketiganya seketika melepas pelukan mereka, ketika suara Noel salah satu teman Eduar menyapa Emely. Noel memang kenal Emely karena Emely pernah kuliah di kampus itu dan dikenalkan Eduar sebagai kakaknya waktu mereka berpapasan di perpustakaan kampus. Waktu Eduar dan Noel mencari bahan materi pembuatan makalah.

"Noel, kamu apa kabar dek? " Sudah berdiri menyalami Noel. Mereka memang sudah lama tidak pernah bertemu.

"Baik kak. Kak Emely apa kabar? "

"Kak Emely kabarnya juga baik"

"Oh yah Kak, Eduar kemana? Kenapa beberapa hari ini tidak masuk kampus? Eduar bahkan tidak memberi kabar. Apa Eduar sakit kak? " Emely terkejut mendengar ucapan Noel. Karena setahunya adiknya itu, tiap hari pamitan ke kampus. Walaupun dia pernah absen karena menjaga ibunya dimalam Emely dibawa Davino ke apartemennya.

"Eh, iya Eduar sedang sakit. Mungkin dia kelelahan karena menjaga ibu dirumah sakit. Tolong sampaikan kepada dosen yang mengajar hari ini yah. " Emely terpaksa harus berbohong, setidaknya dia harus menyelamatkan adiknya terlebih dulu. Setelah itu dia harus mencari tahu dan meminta penjelasan dari Eduar tentang semua ini. Setelah mengiyakan Noel pun pamitan kepada Emely.

" Eduar kamu kemana? " Masalah sudah cukup berat ditambah adiknya yang entah pergi kemana.

"Mel bukannya barusan kamu bilang Eduar sedang sakit. " Tanya Sisilia

"Aku bohong Sil, Eduar tiap hari pamitan katanya ke kampus. Disaat aku pulang kerumah ambil baju ibu, Eduar yang jaga ibu. Tapi setelah aku balik ke rumah sakit, Eduar selalu pamitan, katanya ada tugas kampus yang harus dikerjakan bareng teman sekelasnya. " Jelas Emely panjang lebar.

" Lalu kemana suami masa depanku itu, jika dia tidak masuk kuliah. Apa dia diculik dan dibu... " Belum melanjutkan ucapannya kepalanya sudah ditabok oleh Ana.

"Aauu, sakit An. " Ringis Sisilia dan Ana hanya mengedipkan matanya, memberi kode kepada Sisilia agar Sisilia tidak mengatakan sesuatu yang membuat Emely kuatir. Karena saat ini Emely sudah terlihat kuatir. Bagaimana kalau yang dikatakan Sisilia ada benarnya. Kedua preman waktu itu melintas dipikiran Emely, membuat Emely gemetar karena takut preman itu balas dendam dan menculik bahkan lebih dari itu membunuh adiknya.

" Mungkin Eduar malas masuk kampus Mel dan sedang menginap dirumah temannya yang lain. Biasalah mahasiswa kadang jenuh atau tidak menyukai dosen mata kuliah tertentu, kayak aku. Aku nggak suka sama mem Anita, udah galak tiap abis klas, kasih tugas sebanyak panel relief yang menghiasi keseluruhan candi Borobudur." Ana mencoba membuat Emely tenang dan berfikir positif.

"Semoga aja yah An, Sil. " Kekuatiran Emely mulai berkurang mendengar penjelasan Ana.

"Kalian bisa temanin aku buat cari Eduar nggak? " Tanya Emely pada kedua sahabatnya itu.

"Aku ada janji makan malam bareng mami sama papi. Tapi jam 7 malam sih. Masih ada sejam lebihlah, buat nemanin kamu cari Eduar. " Jelas Ana.

"Kalau nggak bisa, nggak apa - apa An. Aku biar sama Sisil aja yang nyari. Kamu bisa kan Sil. " Sisilia mengangguk.

"Nggak apa - apa Mel, lagian masih keburu kok. "

Setelah itu ketiganya, mencari Eduar mulai dari rumah kos teman - temannya. Emely sebelumnya sudah menghubungi Eduar namun tidak tersambung.

Terpopuler

Comments

Ika Aprianti SSC🌹

Ika Aprianti SSC🌹

untung Emely punya sahabat yg baik

2020-08-02

2

Mami ojik (Keyffa)

Mami ojik (Keyffa)

verry good

2020-07-28

1

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧ⚜Msf࿐ཽ༵

☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧ⚜Msf࿐ཽ༵

bikin kuatir

2020-05-11

6

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!