BAB 11

"Dokter bagaimana keadaan ibu saya? " Emely dan Eduar mendekati dokter yang baru saja keluar dari ruang ICU.

"Apa kalian keluarga pasien? " Tanya dokter yang bernama dokter Rian di Id card yang dijepit dikantong baju putihnya.

"Kami anaknya dok. " Jawab Emely.

"Baiklah, salah satu dari kalian bisa ikut keruangan saya. " Kata dokter itu diikuti Emely karena dialah anak tertua dalam keluarganya. Sedangkan Eduar sudah diizinkan masuk menemui ibunya.

***

Emely sudah duduk berhadapan dengan dokter tadi. Tangannya terlihat gemetar melihat dokter dihadapannya beberapa kali melihat rekap kesehatan ibunya ditambah dengan hasil pemeriksaan tadi.

"Bagaimana keadaan ibu saya dok?" Tanyanya ketika sang dokter belum juga bersuara.

" Terjadi pembesaran pada sekelompok kelenjar getah bening atau limpa di bagian tubuh pasien. Jumlah sel darah putih sangat tinggi sedangkan jumlah trombosit atau darah merah sangatlah rendah. Ditambah sumsum tulang sudah rusak dan tidak lagi mampu memproduksi sel darah sehat."

Mendengar penjelasan dokter mengenai kondisi kesehatan ibunya membuat anggota tubuh Emely seakan lepas dari pangkalnya.

" Apa ada cara untuk mengobati ibu saya dok? " Emely merem*s jemarinya dibawah meja, berharap ada secercah harapan ibunya akan membaik dan bertahan hidup lebih lama lagi.

"Cara satu - satunya adalah melakukan transplantasi sumsum tulang. " Melihat ekspresi Emely yang menggantung tanya, jadi dokter melanjutkan penjelasannya.

"Jadi transplantasi sumsum tulang ini, untuk memperbaharui atau mengganti sumsum tulang yang rusak dan dibutuhkan pendonor. Bisa dari keluarga pasien juga bisa orang lain yang sumsum tulangnya cocok dengan pasien."

"Kira - kira biayanya berapa yah dok? " Tanya Emely ragu - ragu. Terlihat dokter itu menarik nafas, tidak tega juga dengan gadis dihadapannya. Namun semua administrasi adalah hak pihak rumah sakit.

" Saya juga kurang tahu nona. Karena itu dari pihak administrasi. Tapi kalau saya tidak salah, berkisar 2 milyar nona." Emely hampir jatuh dari duduknya mendengar jumlah uang yang diperlukan untuk biaya transplantasi sumsum untuk menyelamatkan ibunya.

"Apa tidak ada cara lain dok? " Tanyanya ragu - ragu. Pertanyaannya membuat dokter berfikir sejenak. Kebanyakan keluarga pasien memang terbentur dengan biaya.

" Radioterapi atau terapi radiasi. Ini menggunakan sinar X atau sinar energi tinggi, untuk menghancurkan sel ganas dan menghentikan pertumbuhannya." Emely tidak ingin bertanya karena walaupun dijelaskan dia tidak mungkin sepenuhnya mengerti yang dia harus tanyakan adalah biaya radioterapi ini, itu yang utama menurutnya.

"Biayanya berapa dok? "

"Untuk biayanya bervariasi pada tiap pasien. Dilihat dari jenis dan stadium kanker yang dialami pasien. Nona bisa bertanya pada pihak administrasi." Setelah itu Emely meninggalkan ruang dokter dan berjalan menuju bagian administrasi.

***

" Kak bagaimana keadaan ibu? " Tanya Eduar kepada kakaknya yang sudah masuk kedalam ruangan ibunya.

"Ibu baik - baik saja. " Tersenyum seperti biasanya karena ibunya sudah sadar dan melihat kearahnya. Eduar tidak bertanya lebih karena dia tahu kakaknya tidak ingin membebaninya dan juga ibunya.

***

"Mel bagaimana keadaan tante Elisa? " Tanya Sisilia dan Ana, ketika mereka sudah sampai di rumah sakit. Emely memilih mengajak kedua sahabatnya duduk diruang tunggu rumah sakit. Karena tidak boleh lebih dari dua orang untuk masuk di ruangan ibunya.

Tidak mampu menjawab dengan kata. Tangisannya menjawab pertanyaan kedua sahabatnya bahwa ibunya tidak baik - baik saja.

"Sabar yah Mel." Kedua sahabat itu merangkul pundak di bagian kanan dan kiri Emely. Begitulah arti sahabat, sahabat mendukung dalam suka maupun duka.

"Kenapa takdir begitu kejam padaku. Ayah meninggalkan kami, ibu masuk rumah sakit dan aku harus kehilangan kehormatanku. " Menyesal mengatakan hal terakhir namun sudah terlanjur. Lagipula besok atau lusa pasti dia akan menceritakan hal itu pada Sisilia atau Ana. Sisilia dan Ana langsung melepaskan pelukannya dan menatapnya penuh tanda tanya.

" Mel apa yang terjadi? apa kau tidur dengan seorang pria? " Tanya Ana penuh selidik. Emely hanya menggeleng. Menangis lagi mengingat apa yang terjadi dengannya semalam. Terlintas wajah Davino yang sangat dibencinya.

"Apa? kau tidur dengan seorang pria? " Mata ketiganya langsung tertuju pada suara seorang pria yang sangat Emely rindukan suaranya seminggu ini.

"Ray, Rayhan. " Ucap ketiganya bersamaan melihat sosok Rayhan yang sudah berdiri tidak jauh dari ketiganya. Rayhan memutar tubuhnya dan mulai berjalan keluar rumah sakit meninggalkan Emely, Ana dan Sisilia.

Emely langsung berlari mengejar Rayhan yang mungkin sudah salah paham padanya.

"Ray tunggu " Teriak Emely keluar rumah sakit menyusul kekasihnya.

Rayhan sudah terlanjur marah dan langsung mengambil mobil, keluar dari area parkir rumah sakit. Emely masih mengejarnya. Walaupun diluar hujan baru saja redah dan membuat sedikit genangan air di sudut jalan.

"Ray tunggu " Emely terjatuh. Rayhan yang melihatnya dari kaca spion samping langsung menghentikan mobilnya, keluar dari dalam mobil dan mendekati Emely, membantu Emely untuk berdiri walaupun dress yang dipakainya sudah sedikit basah karena mengenai rembesan air.

" Ray aku ingin menjelaskan semuanya. " Ucap Emely lirih menatap wajah yang dirindukannya selama ini.

"Tidak ada yang perlu dijelaskan. Telingaku sudah cukup jelas mendengar apa yang kalian bicarakan." Rayhan memalingkan wajah, ketika Emely menatapnya.

" Aku datang kesini berharap hubungan kita masih bisa kita perbaiki. Namun apa yang aku dengar tadi, kau tidur dengan laki - laki lain Emely? " Rayhan terlihat mengepalkan tangannya, berusaha menguasai amarah di kepalanya.

"Ray, aku bisa menjelaskan semuanya sayang. " Mendekat dan menggenggam tangan kekasihnya. Namun Rayhan menepis tangannya kasar.

"Jangan menyentuhku dengan tangan kotor mu. " Walaupun tidak berteriak namun terdengar ketegasan dari kalimat yang diucapkannya.

"Ray... " Emely menangis mendengar ucapan orang yang sangat dicintainya itu. Yang selalu ada disaat dirinya ada masalah. Namun disaat dia dalam masalah terberatnya, Rayhan malah sangat menyakitinya dengan ucapannya.

"Hubungan kita telah berakhir Emely. " Rayhan berbalik dan mulai meninggalkan Emely yang mematung mendengar ucapannya. Hanya air mata yang mengalir dari kedua mata indahnya.

Emely berlari dan memeluk Rayhan dari belakang, Rayhan yang hampir mendekati mobilnya.

"Ray jangan mengambil keputusan disaat kau sedang marah. Kau akan menyesal nantinya. " Ucap Emely mempererat pelukannya ketika tangan Rayhan mulai membuka jemari tangannya.

" Semuanya telah berakhir Emely Valery. Aku tidak akan menyesal dengan keputusanku. Karena aku tidak menyukai barang bekas. " Tangan Emely terbuka sendirinya setelah tadi dia masih kuat menahannya. Emely melepaskan pelukannya, mendengar ucapan Rayhan barusan.

Rayhan kemudian naik kedalam mobilnya, berlalu meninggalkan Emely yang masih mematung menatap kosong kedepannya.

Disaat bersamaan lewat mobil mercedes Benz S class yang melaju kencang, membuat genangan air mengenai tubuh Emely.

"Kau benar - benar murah*n. Di rumah sakit kau berpelukan dengan seorang pria, diluar rumah sakit kau berpelukan dengan pria lain. Sekarang kau menunjukkan siapa dirimu yang sesungguhnya. Aku bahkan sudah merasa bersalah karena telah menodai mu. Tapi sekarang aku benar - benar tidak merasa bersalah " Ucap pria yang ada di mobil yang melaju tadi.

Terpopuler

Comments

Yunita Suan

Yunita Suan

😥😥😥😥😥😥😥😥😥😥😥😥😥😥😥😥😥😥

2021-10-26

0

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

ayo emely bangkit jd lh wanita kuat , dingin . bangkitlh

2020-10-08

5

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

dsR lelaki go*lo*k

2020-10-08

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!