BAB 2

" Eduar katakan kepada ibu kalau kakak sudah pergi bekerja." Emely terlihat rapi dengan baju kerjanya. Setelah memutuskan untuk berhenti kuliah karena terbentur dengan biaya kuliah, Emely memilih bekerja membantu ekonomi keluarganya dan membiarkan adiknya meneruskan kuliah. Walaupun keduanya kuliah karena beasiswa atas prestasi mereka namun biaya lain seperti buku, fotocopy tugas dan lainnya yang tidak termasuk dalam beasiswa membuat Emely lebih memilih berhenti.

Emely bekerja disalah satu restoran milik keluarga salah satu sahabat baiknya yang bernama Sisilia. Sisilialah yang merekomendasikan Emely kepada tantenya pemilik restoran yang sehari hari menjadi tempat Emely mengais rejeki. Emely juga memiliki seorang sahabat bernama Ana yang berasal dari keluarga kalangan atas. Karena kepintarannya Emely selalu membantu kedua sahabatnya tersebut dalam membuat tugas dikampus waktu Emely kuliah hingga sekarang.

"Emely kemarilah nak." Ucap Tante Nia pemilik restoran dimana Emely bekerja. Tante Nia menyayangi Emely seperti menyayangi Sisilia keponakannya. Mendengar cerita Sisilia tentang kehidupan dan perjuangan Emely membuat tante Nia bersimpati padanya. Ditambah Emely yang selalu bekerja dengan baik direstoran membuat tante Nia semakin menyayangi Emely. Walaupun Emely bekerja dari sore hingga malam hari, namun tante Nia tetap memperkerjakannya. Karena sebelum Eduar pulang kuliah, tidak ada yang menjaga ibunya dirumah. Itulah sebabnya Emely selalu pergi, setelah Eduar pulang kuliah.

"Ada apa tante?" Emely duduk di kursi berhadapan dengan tante Nia yang duduk dikursi kerjanya.

"Emely maafkan tente." Kalimat pertama yang diucapkan tante Nia membuat Emely bingung. Seperti bertanya tante Nia minta maaf untuk apa.

Karena ada kebingungan diwajah Emely, tante Nia pun meneruskan ucapannya.

"Tante harus pindah ke Australia, Suami tante dipindah tugaskan disana jadi tante harus ikut. Jadi restoran ini udah tante jual. " Emely sudah bisa menangkap arah pembicaraan tante Nia.

"Jadi Emely dipecat tante?" Tanya Emely.

"Maafkan tante Emely, sebenarnya ini bukan pemecatan tapi pemberhentian." Mungkin itu kata yang tepat menurut tante Nia karena dia harus memberhentikan seluruh karyawan di restorannya termasuk Emely. Karena restoran ini akan dijadikan gudang pakaian oleh pemilik barunya, begitu kira - kira informasi yang tante Nia dapatkan dari pemiliknya.

"Tidak apa - apa tante. Terima kasih sudah menerima Emely bekerja disini." Tante Nia mendekati Emely dan memeluknya.

"Jaga dirimu baik - baik Nak. Sering - seringlah menghubungi tante jika tante sudah di Australia." Menepuk pundak Emely dengan lembut.

"Biaya panggilan keluar negeri itu mahal tante. Emely tidak bisa menjanjikan kalau Emely akan sering menghubungi tante. " Emely tersenyum mengatakannya, membuat tante Nia tertawa.

"Ini gaji sekaligus pesangon buat Emely." Tante Nia mengambil amplop putih panjang dari dalam tas dan menyerahkannya pada Emely.

"Ini banyak sekali tante. Apa ini tidak kelebihan." Ucap Emely membuka amplop dan melihat jumlah uang didalamnya.

"Ambillah, ibumu pasti memerlukan obat setiap saatnya. Pakailah uang itu untuk membeli obat ibumu, selama kamu mencari pekerjaan yang baru." Tante Nia memang tahu kondisi ibu Emely yang sudah hampir setahun ini mengidap penyakit leukimia.

"Terima kasih tante." Emely memeluk tante Nia dan diiyakan wanita itu.

***

"Kenapa sudah pulang jam segini kak? " Tanya Eduar karena biasanya Emely akan pulang jam sepuluh malam. Sedangkan sekarang jam baru menunjukkan pukul tujuh malam.

"Kakak sudah berhenti bekerja. " Emely mengambil sebotol air mineral, menuangkannya dalam gelas kaca dan meminumnya hingga habis.

"Kakak dipecat? " Tanya Eduar penuh selidik.

Emely menggeleng.

"Bos kakak akan pindah ke Australia, biasa ikut suami. Jadi restonya di jual. Ibu sudah makan malam dek? " Berusaha mengganti topik karena Emely pun merasa sedih dengan kehilangan pekerjaan yang selama ini bisa sedikit membantu perekonomian keluarganya.

"Sudah kak. Tapi kakak tahu sendiri ibu pasti akan memuntahkan makanannya kembali." Semenjak sakit Leukimia, ibunya memang sering terasa mual akibat kemo yang dijalaninya beberapa bulan terakhir.

"Kasihan ibu, ibu harus menanggung semua ini sendiri. Sedangkan ayah.... entahlah." Emely tidak melanjutkan kalimatnya, membuat Eduar menghampirinya dan mengelus pundak kakak perempuannya.

"Eduar akan menemui ayah besok. " Sedikit harapan dihati kedua kakak beradik tersebut, bahwa ayahnya masih menyayangi mereka.

"Baiklah kakak mandi dulu, setelah ini kakak akan menemui ibu. Kerjakan tugas kampusmu." Emely berlalu meninggalkan adiknya yang sementara mengerjakan tugas kampus diruang tengah rumah mereka.

***

" Aku akan menjemputmu sepulang kerja. " Pesan yang dikirimkan Rayhan Mahendra kekasih Emely, setahun terakhir ini. Emely membaca pesan itu sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

" Tidak usah Jelek, aku udah dirumah." Pria itu tampak bingung menerima balasan pesan kekasihnya. Sama seperti Eduar, setahunya Emely pulang jam sepuluh.

" Kamu tidak pergi bekerja?" Emely belum membalas karena harus ganti baju setelah ritual mandinya tadi. Karena lama menunggu balasan pesan dari kekasihnya, Rayhan pun menghubungi Emely.

Dering kedua ponselnya Emely pun mengangkat panggilan telpon dari seseorang yang diberi nama Jelek . Panggilan kesayangan Emely pada kekasihnya.

" Onta kenapa tidak dibalas pesanku? " Cerca Rayhan yang memanggil Onta panggilan kesayangannya kepada Emely.

"Aku baru selesai mandi dan tadi sedang ganti baju. " Emely menjelaskan kenapa dirinya tidak membalas pesan Rayhan padanya.

"Yah sayang sekali." Ucap Rayhan membuat Emely bingung.

"Sayang sekali apa? " Tanya Emely.

"Sayang sekali aku tidak video call dari tadi." Rayhan tertawa diujung sana. Dia memang senang menggoda Emely. Emely selalu terhibur dengan lawakan yang dibuat Rayhan untuk menghibur dirinya jika berada dalam masalah.

"Kalaupun kamu video call, emang aku bakalan angkat? Nggak kan. " Bertanya dan menjawab sendiri, membuat Rayhan terkekeh sendiri.

"Kenapa jam segini udah pulang kerja? " Pertanyaan yang hendak ditanyakan sedari tadi.

"Aku berhenti kerja jelek. " Emely kemudian menjelaskan kenapa sampai dirinya dan juga karyawan lain diberhentikan kerja dari restoran milik tante Nia.

"Besok sepulang kuliah aku temani dan bantu cari kerjaan baru." Ucap Rayhan membuat Emely berbinar senang.

"Benarkah ? " Tanya Emely memastikan.

"Iya Onta. Sudah makan?" Tanya Rayhan yang selalu perhatian pada Emely.

" Sebentar lagi." Sahut Emely yang sudah keluar dari kamarnya

" Makan Onta, ini udah lewat jam makan malam. " Masih perhatian.

"Bagaimana aku bisa makan, kamu masih mengoceh. " Emely berbicara ketus membuat Rayhan terkekeh.

"Iya, iya... Selamat makan Onta. Ingat banyakin di sayurannya. Karena Onta makan rumput hijau bukan daging." Emely tersenyum mendengar ucapan kekasihnya.

"Iya bawel." Rayhan masih terkekeh mendengar jawaban kesal kekasihnya.

"See you again." Pungkas Rayhan.

"Iya, see you. " Baru saja ingin mematikan sambungan telpon. Rayhan masih berteriak diujung telpon.

"Kabari aku kalau udah mau tidur." Emely mematikan sambungan telpon tanpa menjawab Rayhan.

"Dasar Onta, kebiasaan." Gerutu Rayhan menatap ponselnya. Namun sebelum tidur Emely tetap mengabari kekasihnya.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

awal cerita yang menarik thor

2023-05-02

1

Yunita Suan

Yunita Suan

like , like like😘😘

2021-10-26

0

Rina Windrati

Rina Windrati

sedih bacanya sambil mewek

2020-12-01

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!