BAB 13

" Hallo Alex temani aku malam ini ke Sweet Room. " Davino menghubungi Alex hendak mengajaknya kesalah satu tempat yang suka didatanginya dikalah dia sedang suntuk. Ditempat itu tersedia wanita, minuman sekaligus tempat khusus untuk para pembisnis melakukan transaksi kerjasama.

" Maaf bro hari ini aku tidak bisa. Jadwalku padat hari ini. Ada beberapa pasien yang harus aku tanggani." Tolak Alex karena ada salah satu dokter yang memintannya untuk menangani salah satu pasiennya dikarenakan sang dokter harus datang ke pengadilan dalam tahap mediasi perceraiannya dengan sang istri.

" Aku malas pergi sendiri, ayolah. " Bujuk Davino walaupun dia sendiri tahu Alex tidak akan meninggalkan pekerjaannya seperti biasa.

"Aku tidak bisa, kau ajak saja Haizel." Tolak Alex kembali.

" Malas ngajak dia. Tebar pesona dimana - mana, yang ada malah bikin tambah suntuk." Alex terdengar tertawa diujung telpon. Mendengar ucapan Davino.

Haizel Dirgantara

Sahabat Davino dan Alex. Sama seperti Davido dan Alex terlahir dari keluarga kaya raya. Seorang fotografer terkenal, Suka tebar pesona dan dicap sebagai seorang playboy. Paling lama pacaran sebulan dan paling lama ngejomblo seminggu.

" Aku tidak bisa. Kau hanya nomor dua bagiku. Pekerjaanku adalah nomor satu. " Alex tertawa lagi ketika Davino mengumpatnya dari ujung telpon dan langsung mematikan sambungan telpon, ketika mendengar ucapan Alex padanya.

"Dasar pemarah. " Gerutu Alex memasukkan kembali ponselnya di kantong celananya.

***

Benar dugaan Emely yang dilihatnya memasuki butik itu adalah wanita yang bersama ayahnya waktu itu.

"Tante dimana ayahku? " Lagi - lagi Emely berusaha menahan pergelangan wanita itu ketika wanita itu sudah tersudut di dalam ruangan ganti.

"Lagi - lagi kau. Ayahmu tidak bersamaku. Kau lihatkan, aku datang sendiri ke sini. " Memang ada benarnya perkataan wanita itu karena sama sekali Emely tidak melihat ayahnya di butik tersebut bahkan didalam mobil wanita itu. Karena sebelumnya Emely sudah mengecek dengan melihat kedalam mobil lewat jendela mobil berkaca gelap tersebut.

"Lalu dimana ayahku tante? Aku ingin bertemu dengan ayahku. Ibuku masuk rumah sakit dan keadaannya .... " Emely bahkan tidak bisa melanjutkan ucapannya, hanya air mata yang mengalir dari sudut matanya. Emely berlutut didepan wanita itu, berharap wanita itu berbelas kasihan padanya dan ibunya.

" Sekali saja tante pertemukan aku dengan ayah. Aku ingin ayah membantuh pengobatan ibuku. Setelah itu aku janji tidak akan mengganggu tante lagi. " Berlutut sudah meraih tangan wanita itu. Terlihat wanita itu memikirkan ucapan Emely.

"Baiklah. Aku akan mempertemukanmu dengan ayahmu. Tapi sebelum itu kau harus tampil cantik. Tante akan membelikanmu sebuah gaun dan mengajakmu ke salon. Setelah itu kita akan menemui ayahmu. Tante tidak ingin kau menemui ayahmu dengan pakaian lusuh seperti ini. " Sudah mengajak Emely berdiri dan mengajak Emely memilih sebuah gaun.

"Tapi tante kenapa kita tidak langsung menemui ayah saja? Ayah juga tahu kalau Emely memang biasa berpakaian seperti ini. " Ingin cepat - cepat menemui ayahnya mengingat kondisi ibunya yang harus segera mendapat tindakan medis.

"Pakailah ini. Ikuti saja kemauan tante. Jika tidak kau bisa pulang dengan tangan kosong." Wanita itu menyerahkan gaun berwarna merah maroon ketangan Emely dan Emely memilih menuruti keinginan wanita itu agar dia bisa secepatnya menemui ayahnya dan membawanya kembali ke rumah sakit. Jika ayahnya tidak mau setidaknya dia akan meminta sedikit uang dari ayahnya.

Setelah dari butik, Wanita itu membawa Emely ke salon.

"Kau benar - benar cantik. Ayahmu pasti akan senang dengan penampilanmu seperti ini." Tersenyum kearah Emely yang baru saja selesai di rias. Emely terlihat sangat cantik dengan polesan makeup yang tidak terlalu mencolok. Emely memang sudah cantik sejak lahir. Dia hanya jarang berdandan, kecuali pergi ke restoran tempatnya dulu bekerja. Itupun hanya mengenakan makeup tipis.

"Terima kasih tante. Sekarang kita bisa menemui ayah? " Tanya Emely.

"Tentu saja. Kita pergi sekarang. " Kemudian wanita itu mengajak Emely kedalam mobil dan melajukan mobil ke tempat dimana ayahnya berada.

Ada sedikit harapan dihati Emely, bahwa ayahnya dapat membantunya. Dia hanya perlu memohon seperti yang dilakukannya waktu dia kecil dulu, disaat dia melakukan kesalahan. Ayahnya tidak akan tega melihatya menangis dan bersimpuh. Walaupun Emely cemas, ayahnya akan bersikap seperti waktu pertama kalinya ayahnya keluar rumah meninggalkan mereka dan disaat bertemu dengannya dijalan raya.

"Aku hanya perlu berusaha lebih keras lagi untuk mendapat pengasihan ayah. Tidak apa - apa ayah memarahiku atau memukulku. Aku harus bisa membawa ayah pulang atau setidaknya aku harus meminta uang dari ayah. Karena ibu masih istri sah ayah dan ayah wajib bertanggung jawab untuk biaya pengobatan ibu. " Emely terlihat memikirkan sesuatu selama perjalanan menemui ayahnya.

Beberapa saat mobil berhenti disalah satu bangunan yang terdiri dari beberapa bagian ruangan.

"Turunlah. " Ucap wanita itu namun Emely enggan turun karena tempat ini bukan seperti rumah atau pabrik yang sekiranya mungkin ayahnya bekerja disitu.

"Apa ayahku disini tante? " Ragu - ragu Emely bertanya.

"Kau pikir tante berbohong. Turunlah temui ayahmu didalam. Jika tidak mau sebaiknya kau pulang saja. " Mendengar ucapan wanita itu, Emely pun memilih turun.

Keduanya berjalan ke arah pintu bangunan tersebut. Terlihat dua orang bertubuh besar menjaga pintu bangunan tersebut. Dari luar bagunan itu terlihat sederhana namun didalamnya tidak ada yang menyangkah ada Bar seperti Diamont Star namun tempat ini lebih modern dan elegan.

"Tante Emely pulang saja. " Sudah merasa ada yang tidak beres dan hendak keluar namun wanita itu malah menyuruh kedua pria berbadan besar itu menghadang Emely.

" Kau bisa keluar dari sini, selesai acara nanti malam. " Ucap wanita itu tersenyum kearah Emely yang berusaha membebaskan dirinya dari kedua pria itu.

" Acara apa tante? Tolong lepaskan aku tante. ayah.... ayah " Teriaknya namun tiba - tiba salah satu pria itu memukul pundaknya dan akhirnya Emely jatuh pingsan.

***

Malam itu akhirnya Davino mau tidak mau mengajak Haizel menemaninya ke Sweet Room.

Terpopuler

Comments

anisa

anisa

thor jangan buat pemeran utamanya sensara gak ketulungan

2024-02-24

0

Putri Minwa

Putri Minwa

terus semangat

2023-05-04

1

vira

vira

malas banget baca klo cweknya mudah aja dibodohi gak asik

2023-04-30

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!