BAB 7

Emely menggigit tangan Davino yang menariknya menuju kamar apartemennya.

"Shit kenapa kamu menggigitku j**a*g " Davino menghempaskan tubuh Emely jatuh tersungkur disebuah kamar dengan karpet berwarna silver senada dengan cat dinding kamar mewah tersebut. Mengebaskan tangannya sambil menatap tidak suka pada Emely.

" Kenapa kau membawaku kesini? Aku ingin pulang. " Emely mulai berdiri, namun Davino malah menariknya dan tanpa sengaja Emely terbentur di dinding kamar.

"Aauu" Emely memekik kesakitan. Bagian keningnya memar karena menabrak dinding kamar.

"Apa kau gila, apa salahku padamu? Aku bahkan tidak mengenalmu." Teriak Emely kearah Davino.

"Kau memang tidak mengenalku, tapi kau kenal kan pria itu? " Tunjuk Davino kearah lukisan keluarga yang ada dikamarnya.

"Jadi pria kurang ajar itu adikmu? " Emely setengah berteriak membuat Davino mendekatinya dan menampar Emely.

"Jaga ucapanmu. Tidak ada satupun yang bisa merendahkan keluargaku termasuk sampah sepertimu."

"Tapi adikmu yang salah, dia mencoba menciumku." Dengan gemetar Emely mengatakannya. Davino seperti berpikir dan menatap Emely.

"Berapa harga yang harus kubayar untuk bagian tubuhmu yang disentuh adikku? 10 juta, 20 juta? Kau bisa menulisnya di cek ini." Meraih cek kosong dalam laci dan menandatanganinya, melemparkan cek ditubuh Emely. Emely mengambil cek itu dan menulisnya.

"Kau gila, kau butuh seorang psikiater. Aku bukan wanita yang bisa kau beli dengan uangmu." Tulis Emely pada cek kosong tadi dan melemparnya tepat diwajah Davino.

Davino tertawa, bahkan tawanya menakutkan menurut Emely. "Kau wanita munafik. Kau bekerja di club malam, tidak mungkin kau tidak menjajahkan tubuhmu dengan para lelaki kaya yang hanya mencari kepuasaan semata." ucap Davino.

"Termasuk dirimu? Kau gila. Don't judge a book by the cover." Emely sangat sakit hati dituduhkan wanita seperti itu. Bahkan bersama Rayhan mereka hanya sebatas ciuman bibir saja.

Davino seperti bara yang disiram bensin mendengar ucapan Emely.

"Jika aku gila, aku akan menunjukkan betapa gilanya aku dan aku akan mencari tahu semurahan apakah dirimu?." Davino mendekati Emely, menyadarkan Emely ke dinding kamar dan mulai mencium paksa bibir Emely. Setelah itu dia menarik rambut Emely dan menyadarkan tubuh Emely diranjang berwarna putih terang itu.

Emely mulai meronta ketika Davino dengan paksa merobek baju yang dikenakan Emely. Emely mencoba mendorong tubuh Davino yang menahan kedua pergelangan tangan Emely dengan satu tangannya. Sedangkan tangan yang lain sibuk memporak porandakan pakaian Emely.

"Ku mohon hentikan. " Emely masih merontah.

Davino membalikkan tubuh Emely menghadapnya. Emely terlihat gemetar berusaha mendorong tubuh Davino.

"Kenapa hasratku begitu kuat pada wanita murahan ini. Bentuk tubuhnya sangat bagus. Bahkan model yang waktu itu, tidak membuat aku gila seperti ini. Suara memohonnya seperti desahan nikmat ditelingaku." Davino.

"Ku mohon jangan lakukan ini padaku." Emely menangis. Dia tahu apa yang akan laki - laki ini lakukan padanya.

"Aku akan membayarmu." Ucap Davino mulai membuka pengait pakaian dalam Emely. Menurut Davino semua masalah bisa selesai dengan uang.

"Aku tidak menjual tubuhku. Kau psycho. " Ucap Emely dalam tangisannya.

Melihat tubuh Emely yang bagian atasnya sudah tidak tertutup apapun membuat Davino semakin gila. Ia mencium paksa bibir Emely, turun kebagian leher jenjang Emely dan terakhir didada Emely.

"Apa yang kau lakukan. Lepaskan aku. " Bukannya berhenti Davino semakin tidak bisa mengendalikan tubuhnya. Dia membuka semua pakaian yang melekat ditubuh Emely, kemudian dengan tangannya dia menurunkan rok selutut yang dipakai Emely. Kemudian Davino merobek celana stokin yang dipakai Emely. Setelah Emely sudah terlihat polos, Davino melancarkan serangannya yang sudah tidak bisa dia tahan sedari tadi.

"Shit dia benar - benar masih perawan." Umpatnya dalam hati. Namun Davino sudah tidak bisa menghentikannya apa yang telah dimulainya.

Emely menjerit ketika tubuh Davino sudah menyatuh dengan tubuhnya. Emely mencengkram kuat tiang penjaga ranjang. Menahan sakit dibagian kewanitaannya. Davino tidak menghiraukan airmata deras yang mengalir dipipi Emely. Dia menggerakkan tubuhnya. Walau Davino sudah terlihat lembut melakukannya. Sampai apa yang diinginkannya terpenuhi. Davino akhirnya mendapatkan pelepasannya.

***

"Tidurlah disini. Ini sudah hampir pagi. " Davino meraih selimut dan berbaring diranjangnya, menutupi tubuhnya yang tidak memakai apapun. Sedangkan Emely masih terisak duduk dibawah ranjang, memeluk pakaiannya yang sudah tidak utuh.

"Berhentilah menangis dan tidurlah disini. " Ucap Davino kearah Emely.

"Jika kau masih berisik dan mengganggu tidurku, akan ku pastikan aku akan menidurimu sampai pagi. " Tambah Davino mengancam. Emely pun memilih menangis dalam diam. Setelah beberapa saat Emely pun tertidur. Karena tubuhnya seakan sakit semua.

Davino turun dari ranjang, menghanpiri Emely dan mengangkat Emely keatas ranjang. Melihat tubuh polos Emely, membuat Davino serasa ingin kembali menerjang gadis yang sudah dinodainya itu.

Davino keluar kamar mengambil salep dan kembali membawa salep dan juga handuk putih kecil dengan sebaskom air.

Davino mendekati Emely, membersihkan tubuh Emely dengan handuk kecil yang sudah dibasahinya dengan air dalam baskom. Kemudian ia mengoleskan salep dibagian tubuh Emely yang sakit karena ulahnya. Bahkan baru kali ini Davino, begitu perhatian memperlakukan wanita yang pernah ditidurinya.

Terpopuler

Comments

Erna

Erna

aku menyukai cerita novelmu thor

2023-05-20

1

Erna

Erna

kasihan emely,,,pejuang rece untk keluarga yg lg terpuruk,,,karna laki2 yg tak bertanggu jawa 😭😭

2023-05-20

1

Putri Minwa

Putri Minwa

😄😄😄

2023-05-03

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!