BAB 6

Emely akhirnya bekerja di Bar kak Boy. Dia sudah hampir menguasai nama - nama minuman di Bar itu. Bisa membedakan mana Cocktail dan mocktail.

"Emely" Tarik seorang pria pada Emely keluar Bar.

"Ray, dari mana kau tahu aku disini? " Tanya Emely pada kekasihnya yang memang belum diberitahu Emely tentang dirinya bekerja di Bar.

"Tidak penting aku tahu dari mana. Kamu kenapa tidak memberitahu aku kalau kau kerja disini? " Tanya Rayhan yang menahan amarahnya.

"Emely ini tempat apa? Kau tidak tahu bahkan wanita bisa diperjual belikan ditempat semacam ini." Rayhan mengusap wajahnya kasar.

"Ray, kumohon tenanglah aku bisa jelaskan semua ini. Ini tidak seperti yang kamu bayangkan." Emely mencoba menenangkan kekasihnya.

"Aku tidak perlu penjelasan Emely, kita pulang sekarang. " Tarik Rayhan pada Emely.

"Ray aku kerja disini, aku membutuhkan uang." Emely berusaha menahan langkah kakinya.

" Aku bisa memberikanmu uang Emely. Berapa aku harus membayar tubuhmu Emely? "

Kemarahan Rayhan tidak bisa ia kuasai, sehingga kalimat itu dengan mudanya keluar dari bibirnya.

Plakk

Rayhan memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan Emely.

"Apa aku serendah itu di matamu? Kau benar - benar keterlaluan Ray." Emely meninggalkan Rayhan dan kembali kedalam Bar. Emely berlari menuju kamar mandi dan menangis di sana. Kata - kata Rayhan terlalu menusuk hatinya.

Rayhan berteriak kesal dan mengambil mobilnya meninggalkan Bar itu.

***

Seminggu sudah berlalu dari kejadian itu, Rayhan tak sekalipun menghubungi Emely.

"Ray maafkan aku, kita baikkan yah. " Emely memilih mengirim pesan pertama kali untuk Rayhan semenjak pertengkaran mereka di depan Bar tersebut. Namun Rayhan mungkin masih sangat marah padanya, sehingga Rayhan tidak membalas pesan Emely.

Sebelum Emely beranjak dari depan Bayu, tiba - tiba ada seorang anak muda yang seumuran Eduar datang menghampiri Emely dan mulai mendekati wajah Emely hendak mencium bibir Emely. Namun Emely dapat menghindarinya dan spontan Emely langsung menampar pria itu.

"Auu sakit " Teriak teman - temannya bersamaan, dari arah meja tempat mereka duduk dan mereka tertawa. Laki - laki itu tampak sangat marah karena baru kali ini ada wanita yang menamparnya didepan banyak orang.

"Jangan berani kurang ajar. " Emely berlalu meninggalkan pria yang masih mematung menatapnya tidak suka.

"Awas aja kau, akan aku adukan pada kak Davi. " Pria itu berucap dan kembali bersama teman - temannya yang masih tertawa. Mereka sepertinya bermain truth or dare dan pria tadi memilih dare dan disuruh mencium pelayan Bar yang mereka tunjuk tak lain adalah Emely.

***

"Hay Boy " Sapa seorang pria pada adik laki - lakinya yang datang ke apartemennya.

" Why with your face bro? " Tanya pria itu memperhatikan wajah adiknya yang memar seperti habis dipukul seseorang.

"Aku dipukul kak. " Sahut adiknya dengan memegang wajahnya yang memar.

"What?" Pria itu terlihat marah.

"Siapa yang berani menyentuh Swam Family? " Tanya Kakaknya menyelidik.

" Dia pelayan di Bar Diamond Star kak. " Menyebut nama Bar tempat Emely bekerja.

"Kakak harus memberinya pelajaran. Dia seorang perempuan bernama Emely Valery." Adiknya sepertinya sudah mencari tahu nama perempuan yang menamparnya.

"Her? " Kakaknya tidak percaya seorang wanita berani memukul adik kesayangannya sampai memar seperti itu. Adiknya hanya mengangguk.

"Pulanglah, kakak akan membuat perhitungan pada wanita itu. " Adiknya bersorak senang dan pamitan kepada kakaknya.

***

"Gimana David? " Tanya teman - temannya yang sudah menunggu didalam mobil.

"Beres. Tapi sakit sekali wajahku. Kau meninju ku terlalu kuat. " Protesnya pada teman yang disuruhnya meninju wajahnya.

"Sorry, biar kakakmu percaya." Kemudian mereka meninggalkan tempat itu dan kembali ke rumah masing - masing.

***

" Boy dimana wanita yang bernama Emely Valery? " Tanya pria itu sambil menarik krak baju kak Boy.

"Sabar dulu mas Davi? Kenapa kamu mencari Emely? " Kak Boy tidak tahu menahu kejadian Emely yang menampar David adiknya Davino.

"Tunjuk saja dimana wanita itu. Kalau tidak aku akan membakar Bar Mu ini. " Ucapnya dengan nada mengancam. Yang jelas bukan ancaman tapi siapapun yang mengenal Davino pasti tahu jika dia serius dengan ucapannya, termasuk kak Boy yang sudah mengenal Davino sejak dulu.

"Dia ada dibawah. " Pria itu melepaskan krak baju kak Boy dan berjalan dengan angkuh kelantai bawah. Pandangannya berhenti pada gadis yang sementara berdiri menunggu Bayu menyajikan minuman untuk tamu Bar.

"Apakah namamu Emely Valery? " Emely mengangguk. Setelah dia mendapat jawabannya, Laki - laki itu menarik kasar tangan Emely keluar Bar.

"Hei apa yang kau lakukan? " Emely berusaha melepaskan cengkraman tangan pria itu namun Emely tidak berhasil.

Davino Leonardo Swam

Memiliki tubuh atletis, otot diperutnya seperti roti sobek, memiliki wajah tampan seperti pangeran dari kerajaan di negeri dongeng. Memiliki Mata biru seperti warna laut karena memiliki keturunan Itali.

Menggantikan posisi ayahnya Fransisco Swam sebagai presiden direktur perusahaan Swam Group. Dikenal sebagai pengusaha muda yang berhasil sekaligus menjadi pujaan hati wanita yang ada di kotanya. Bahkan ada yang rela hanya untuk menjadi mainannya. Dia juga dikenal kejam dan tidak segan - segan menghancurkan lawannya.

"Lepaskan aku. " Emely memukul tangan pria itu namun pria itu malah mengangkat tubuh Emely seperti mengangkat sekarung beras. Kemudian memasukkan Emely dengan paksa kedalam mobilnya.

"Apa yang kau lakukan ? Lepaskan aku." Emely menarik lengan pria itu, namun pria itu sama sekali tidak menghiraukan dan semakin menambah laju mobilnya.

Setelah beberapa saat mobil itu berhenti di sebuah apartemen mewah yang tak lain adalah milik Davino Swam, pria yang membawa Emely. Davino keluar dari dalam mobil dan menarik kasar tangan Emely agar mengikutinya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***