BAB 5

"Selamat sore, Emelynya ada?" Tanya Sisilia salah satu sahabat terbaik Emely kepada Eduar.

"Ada. Masuklah saya akan memanggilkannya " Sisilia mengangguk tersenyum dan mulai mengikuti langkah kaki Eduar.

Sisilia sudah sering kerumah Emely, namun seperti biasa Sisilia masih sungkan bertemu Eduar. Karena Sisilia menaruh hati pada pria yang usianya lebih muda dua tahun darinya tersebut.

"Sisil" Emely datang memeluk sahabatnya itu dan Sisilia membalas pelukan Emely. Sedangkan Eduar memilih mengerjakan makalah kampusnya dikamar, membiarkan kedua sahabat itu bicara.

"Ana mana? Biasanya bareng kamu. " Tanya Emely pada Sisilia.

"Entahlah dia bilang dia sibuk. Ngga tahu sibuk ngapain. Pacaran kali. " Sahut Sisilia yang menerima gelas berisi air yang disodorkan Emely padanya.

"Kamu kesini mau ngapain? Ada tugas yang susah di kampus? " Tebak Emely membuat Sisilia mengerucutkan bibirnya.

"Apa sesering itu yah aku kesini minta diajarin bikin tugas? " Sisilia menunjukan mimik sedihnya, membuat Emely tertawa.

"Aku hanya ingin menemuimu saja. Sekalian sih " Tambahnya malu - malu. Keduanya pun tertawa bersama - sama.

"Bagaimana kabar bibi Elisa? " Tanya Sisilia.

"Baik. " Sahut Emely tersenyum pada sahabatnya.

"Oh yah aku membawa kue dan juga makanan. Nanti kita makan sama - sama yah, sama Eduar juga. " Mengambil tas plastik yang dibawanya tadi.

"Apa kamu masih jatuh cinta dengan adikku itu?" Tanya Emely membuat Sisilia mengangguk malu - malu.

"Dasar penyuka daun muda." Tambah Emely, membuat Sisilia terkekeh.

"Biarin aja. " Sisilia menjulurkan lidahnya pada Emely seperti anak kecil.

"Oh yah Mel, kamu sudah mendapat pekerjaan? Maaf yah soal tante Nia pindah dan restoran harus dijual." Sisilia merasa bersalah pada sahabatnya itu.

"Tidak apa - apa. Aku sudah memiliki tawaran kerja tapi belum aku ambil sih." Sisilia antusias dimana sahabatnya itu akan bekerja.

"Dimana?"

"Bar "

"Apa, Bar?" Setengah berteriak. Cepat - cepat Emely membungkam mulut Sisilia.

"Pelan - pelan, jangan sampai ibu tahu. " Akhirnya Sisilia memelankan suaranya.

"Apa kamu gila Mel, disana banyak pria hidung belang dan banyak pria mabuk. Aku takut kamu kenapa - napa. " Sisilia memang sahabat yang baik, dia kuatir terjadi sesuatu yang buruk pada sahabatnya jika bekerja ditempat seperti itu.

Emely pun menjelaskan bahwa pekerjaannya di bar mungkin tidak akan seburuk pemikirannya. Emely pun menjelaskan seperti yang kak Boy katakan padanya.

"Apakah kak Rayhan tahu? " Tanya Sisilia. Emely hampir lupa memberitahu Rayhan.

"Mungkinkah Rayhan mengijinku bekerja di sana " Emely.

"Mel kenapa melamun? " Sisilia melambaikan tangan didepan wajah sahabatnya.

" Aku akan memberitahunya nanti. " Sahut Emely yang sudah membuka bungkusan kue dan memakannya. Setelah itu mereka mengerjakan tugas kampus Sisilia, makan malam bersama dan sebelum pulang Sisilia menjenguk ibu Emely.

***

Emely akhirnya memutuskan bekerja di Bar milik kak Boy. Seminggu setelah pertemuannya dengan kak Boy, Emely berusaha mencari pekerjaan namun tak kunjung mendapatkannya.

"Bos ada gadis muda mencari bos." Ucap petugas keamanan yang bertugas didepan pintu Bar.

"Siapa? " Tanya kak Boy yang sedang sibuk dengan lembaran dokumen keuangan Bar ditangannya.

"Namanya kalau tidak salah Em, Ema " Sepertinya petugas keamanan itu lupa nama yang disebutkan Emely tadi.

"Emely?" Sang bos yang menjawab.

"Iya, itu bos namanya. " Petugas keamanan itu menggaruk kepala botaknya.

"Antarkan dia kemari, dia temanku." petugas keamanan yang bernama Budi itupun turun menemui Emely yang masih berdiri diluar Bar.

Matanya menyapu setiap sudut Bar, ada segerombol pria membentuk barisan sedang menikmati wine dan juga beberapa kaleng minuman soda. Ada juga kelompok gadis yang duduk mengitari meja bulat.

"Ada perempuan juga " Emely

***

"Sayang akhirnya kamu datang juga. " Kak Boy bahkan menyambutnya didepan pintu kantornya dilantai dua.

"Apakah kamu jadi kerja disini?" Tanya kak Boy langsung pada intinya. Emely hanya mengangguk mengiyakan. Kak Boy terlihat senang Emely menerima tawarannya bekerja di Bar.

" Aku kerja apa yah kak Boy? " Tanya Emely ragu - ragu.

"Kamu bantu bartender aja. Jadi Barista, belajarlah dari Bayu. Kamu juga bisa antarin pesanan para tamu. Nanti biar Bayu yang mengajarimu. Ayo kak Boy antar kebawah. " Emely mengiyakan.

"Wah Keren sekali." Emely melihat seorang pria muda sedang melakukan juggling, melempar botol, mencampur minuman dari botol tadi dengan gayanya yang terlihat keren menurut Emely.

"Dia itu Bayu. " Bayu mengulurkan tangannya kepada Emely.

"Apa semua minuman disini, memabukkan kak Boy? " Tanya Emely penasaran. Melihat banyaknya minuman yang tersusun rapi dibelakang Bayu.

"No baby. Ada juga yang mochtail." Sahut kak Boy. Emely masih terlihat bingung, tidak mengerti istilah - istilah seperti itu. Kak Boy melihat ekpresi kebingungan diwajah Emely, membuat kak Boy menjelaskan kembali.

"Mochtail itu minuman yang tidak beralkohol beb, sedangkan cochtail minuman yang beralkohol. Disini juga ada kopi dan teh jika kau mau meminumnya. " Ucap kak Boy dengan tersenyum.

"Belajarlah untuk hari ini bersama Bayu dan kembalilah bekerja besok." Pungkas Kak Boy yang hendak kembali ke lantai atas.

"Oh yah kak Boy, aku kerja mulai jam berapa sampai jam berapa?" Kak Boy berbalik tersenyum.

"Bar mulai rame jam 10 malam. Tapi kamu bisa pulang jika kamu mau. " Ucap kak Boy tulus. Kemudian dia meninggalkan Emely bersama Bayu di Bar table.

Terpopuler

Comments

Erna

Erna

hi thor ak mampir di novelmu

2023-05-20

1

Yunita Suan

Yunita Suan

semoga kak Boy tulus

2021-10-26

1

Ika Aprianti SSC🌹

Ika Aprianti SSC🌹

smg d bar itu Emely aman dan kak Boy menepati janjinya pada Emely

2020-08-02

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!