BAB 16. MIMPI BURUK DEVINA

Sendok berisi bubur disodorkan ke depan bibir Devina. Gadis cantik itu mengeleng kecil. Menolak apa yang ingin masuk ke dalam mulutnya.

"Aku kenyang," sahut Devina menolak,"rasanya hambar!" keluh Devina melanjutkan perkataannya.

"Ya, namanya juga bubur untuk orang sakit," sahut Kaiden.

Pemuda ini sudah sangat berbaik hati. Dari menjaga Devina sendirian di malam hari. Sampai paginya malah menyuapi sang istri bubur yang dibuat oleh sang pembantu.

"Tapi nggak enak," keluh Devina terdengar manja.

Ini pertama kalinya ia mendapat perhatian seperti ini dari Maiden. Setelah sekian lama. Terakhir kali ia mendapat perhatian dari Kaiden adalah saat pertama kali mereka menikah. Pemuda ini beberapa kali mengeluarkan tangan terlebih dahulu untuk dirinya raih.

Lalu, sebuah kehangatan dan perhatian menciptakan perasaan. Tapi setelahnya Kaiden malah terlihat menjaga jarak dari dirinya. Andaikan tidak ada acara di luar. Makan malam atau pesta yang harus mereka hadiri. Maka sudah pasti Devina tidak bisa dan tidak akan mendapatkan pelukan kecil. Atau sekedar genggaman tangan hangat dari telapak tangan besar itu.

"Dua suap lagi saja," bujuk Kaiden.

"Cuma dua suap lagi, kan, ya!" tanya Devina memastikan.

Kaiden mengangguk. Devina membuka mulutnya. Kaiden dengan gerakan cepat menyupi Devina. Gadis itu terlihat sedikit mengunyah dan langsung menelannya. Sampai suapan terakhir. Seperti perjanjian awal. Hanya dua suap saja.

Mangkok bubur yang tersisa sedikit itu langsung di letakan di atas nakas tepat di samping ranjang king size milik Devina.

"Terima kasih, Kaiden!" ucap Devina lembut.

"Untuk apa?"

"Karena sudah menjaga aku dari tadi malam. Sampai paginya malah menyuapiku, terima kasih banyak," ujar Davina penuh syukur.

Kaiden hanya berdehem kecil. Tidak terlihat jelas apa yang ada di otak Kaiden. Itu membuat Devina sedikit frustasi karenanya.

"Ya," jawab Kaiden singkat, padat, dan jelas.

"Kaiden!" panggil Devina lembut.

"Hem!"

"Tidurlah di sini. Aku tahu kamu pasti mengantuk. Sudah menjagaku dari malam sampai pagi. Bahkan bangun cepat tidur lama," ucap Devina.

Sebelum menepuk permukaan kasur kosong di samping posisinya. Kepala Kaiden mengeleng kecil. Menolak permintaan Devina.

"Aku baik-baik saja," tolak Kaiden.

"Ayolah," paksa Devina.

"Aku bisa tidur di kamarku," ucap Kaiden.

Sebelum pemuda itu bangkit dari posisi duduknya di bibir ranjang.

HAP!

Tangan Devina menangkap pergelangan tangan Kaiden. Gadis ini sulit sekali rasanya membiarkan Kaiden pergi dari sisinya. Seakan jika Kaiden melewati pintu kayu di depan sana. Maka pemuda ini akan benar-benar pergi jauh darinya selamanya.

"Apa ada yang kamu butuhkan?" tanya Kaiden karena Devina mencekal pengelak tangannya.

Kepala Kaiden sedikit menunduk. Sedangkan kepala Devina terlihat menengadah.

"Kepalaku terasa sangat pusing," bohong Devina.

"Kalau begitu rebahkan kembali tubuhmu!" ucap Kaiden.

Pria itu terlihat melepaskan tangan Devina dari pergelangan tangannya. Ia membantu Devina untuk kembali telentang di atas ranjang. Membuang ke samping bantalan yang menyanggah punggung belakang Devina agar tidak langsung bersinggungan dengan dasbor kayu ranjang.

Devina menurut saja. Toh hanya dengan cara begini ia bisa tetap menahan Kaiden. Pemuda itu terlihat bergerak menyentuh selimut tebal di ujung kaki Devina. Menarik sampai dada Devina. Menyelimuti tubuh sang istri.

"Bagaimana sekarang rasanya?"

"Sedikit mendingan," jawab Devina berdusta.

Kaiden menghela nafas berat. Kedua mata Kaiden mengikuti pergerakan tangan Devina.

"Kaiden! Bisa temani aku di sini. Sampai aku tertidur saja. Bolehkan?" pinta Devina lirih.

Hati Kaiden merasa berat. Ia melangkah mendekati ranjang. Naik di atas ranjang. Merebahkan dirinya di samping Devina. Devina merasa bahagia karena Kaiden menuruti perkataannya.

"Sekarang pejamkan matamu. Aku akan berada di sisimu sampai kamu tertidur!" titah Kaiden.

Devina mengulas senyum tipis. Sangat tipis. Hatinya tidak berhenti-henti mengucap kata syukur. Karena Kaiden mau sedikit lunak padanya yang sedang sakit.

"Ya," jawab Devina. Sebelum ia memejamkan kelopak matanya.

Menutup kedua iris seindah galaxy itu. Tangan kirinya bergerak meraih telapak tangan Kaiden. Pemuda itu sempat membesarkan pupil matanya karena Devina. Namun ia mengalah. Karena perempuan ini sedang sakit.

Hanya karena Devina sedang sakit saja. Tolong gadis bawahi. Jika bukan karena Devina sakit. Mungkin Kaiden tidak akan bersikap lunak seperti saat ini.

...***...

Mobil sedan hitam itu melaju pelan. Hujan lebat mengurus tol Cikampek. Dua orang di dalamnya terlihat tidak dalam keadaan baik-baik saja. Sang perempuan terlihat membuang muka. Lebih ingin melihat bulir hujan yang menggenangi kaca mobil yang kini melaju lancar.

"Sampai kapan kamu akan begitu padaku?" tegur lelaki dengan lesung pipi dalam itu pada sang kekasih hati.

"Kau mau aku bagaimana? Bahagia begitu?" ketua Devina dengan nada kesal.

Hembusan nafas frustasi terdengar. Pemuda itu terlihat gusar di balik kemudi.

"Itu hanya cinta satu malam saja, Dev! Kenapa kamu sulit sekali percaya?"

"Lalu apakah aku boleh juga melakukan hal yang sama. Tidur satu malam dengan pria lain begitu!" balas Devina dengan nada berani.

"Kau itu perempuan, Devina! Sekali rusak maka kau akan sangat rusak!" berangnya,"aku akui itu memang kesalahanku. Tapi itu juga demi kamu!" lanjutnya.

"Hah? Demi aku?" ulang Devina marah,"karena aku wanita aku tidak bisa melakukan apa yang kau lakukan dengan perempuan itu. Kau takut aku kehilangan kegadisanku. Tapi kau malah kehilangan keperjakaanmu. Lalu kamu meminta aku mengerti. Kita ini sudah bertunangan Tristan!" lanjut Devina keras.

Tristan diam seribu bahasa setelah gadis tercinta mengingatkan jika mereka sudah saling terikat. Kedua mata Devina basah. Kenapa para pria tidak adil. Hanya mereka yang boleh berselingkuh. Sedangkan perempuan tidak boleh. Mereka sudah berpacaran dari SMA. Sampai tamat kuliah. Bertunangan dua bulan yang lalu. Melihat foto setengah polos dengan satu orang wanita di atas ranjang yang diblur.

Membuat jantung Devina merasa hampir gagal berdetak. Devina punya hati. Sungguh. Lalu kenapa ia malah dikhianati.

"Aku tak ingin merusakmu. Bukankah kau itu bersih? Kita berpacaran lima tahun Devina. Lima tahun. Apakah aku pernah mencium bibirmu? Atau bahkan menyentuh tubuhmu. Aku ini pria yang punya nafsu. Demi cintaku padamu. Aku rela untuk menahan hasratku. Hanya agar aku tidak merusakmu."

Hati Devina bergemuruh. Langsung saja ia menghadapkan wajahnya ke arah Tristan.

"Hah? Jadi karena itu. Kau berselingkuh di belakangku? Kau ingin dipuaskan? Dan aku tidak bisa melakukan itu? Begitu? Benar begitu, Tristan!" teriak Devina mengelegar.

Tristan terbelalak. Mendengar teriakan Devina. Apalagi fakta yang baru saja Devina beberkan. Bagaimana bisa Devina tahu? Padahal ia sudah menyembunyikan semua serapi mungkin.

"Kau tahu? Entah siapa selingkuhanmu itu. Setiap hari dia selalu mengirimkan foto kalian. Foto yang entah ... hatiku tidak bisa terima. Aku diam bukan karena aku bodoh. Karena aku ingin melihat sejauh mana kamu akan bermain dibelakangku. Aku mungkin idiot bukan lagi bodoh. Masih memberikan kesempatan dan cinta padamu!" lirih Devina.

"Dev! Aku—"

BRAK!

****!

BRAK!

Mobil yang ditumpangi oleh sepasang kekasih itu langsung ringsek berguling-guling di aspal tol yang licin. Beruntung tidak ada ledakkan. Karena hujan turut andil melindungi mereka.

Devina membuka matanya. Kepalanya pening. Darah segar mengalir di kakinya. Kedua matanya terbelalak. Tubuhnya mendadak kaku.

Pelukan itu. Sang kekasih memeluknya. Entah kapan Tristan melepaskan searbelt. Dan memilih menyelamatkan dirinya. Posisi mobil berguling.

Devina tercekat. Darah bercampur air hujan membuat dirinya kehilangan suara.

"Engh .... hiks ... hiks ..."  Devina menangis dalam tidurnya.

Kaiden terjaga. Ia bahkan tidak tahu kapan ia tertidur. Ia menoleh ke samping. Tubuh Devina tergetar hebat. Panas dan air matanya meleleh dengan Isak tangis pelan.

"Devina!" seru Kaiden panik.

Pria itu bangkit cepat dari posisi tidurnya. Menggucang kecil tubuh Devina.

Bersambung....

😢😢Sakit sekali jadi Devina. Trauma ditinggalkan membuat Devina lebih rela diselingkuhi dari pada ditinggalkan. Semoga dia kuat, ya, kakak-kakak 😭😭🤧🤧🤧

Terpopuler

Comments

v_cupid

v_cupid

poor devina

2023-09-13

0

v_cupid

v_cupid

🤲🤲

2023-09-12

0

v_cupid

v_cupid

hug devina

2023-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. MARI BERCERAI
2 BAB 2. DINNER
3 BAB 3. KESEPAKATAN
4 BAB 4. PERTIMBANGAN KAIDEN
5 BAB 5. KAPAN HAMIL?
6 BAB 6. TIDURLAH DENGAN PRIA LAIN!
7 BAB 7. BENTAKAN KAIDEN
8 BAB 8. BERHENTI SAJA!
9 BAB 9. TIDAK KEMBALI
10 BAB 10. PLEASE, DON'T GO!
11 BAB 11. HARAPAN DEVINA
12 BAB 12. TAHAP AWAL
13 BAB 13. KESEMPATAN HONEYMOON
14 BAB 14. KECEWA
15 BAB 15. AKHIR YANG TRAGIS
16 BAB 16. MIMPI BURUK DEVINA
17 BAB 17. LOVE ME, PLEASE!
18 BAB 18. BECAUSE OF YOU!
19 BAB 19. YANG TERBAIK UNTUK KAMU
20 BAB 20. MEMUPUK HARAPAN
21 BAB 21. PUKULAN TELAK
22 BAB 22. RAHASIA ARUMI
23 BAB 23. DATANG KE BALI
24 BAB 24. PENAWARAN
25 BAB 25. MALAM PERTAMA
26 BAB 26. MALU DI PAGI HARI
27 BAB 27. KEMESRAAN DEVINA DAN KAIDEN
28 BAB 28. LIRIK MELIRIK
29 BAB 29. IT'S HURT!
30 BAB 30. I'AM GONE!
31 BAB 31. CINTA YANG SALAH
32 BAB 32. JANGAN MENYERAH!
33 BAB 33. HAMIL?
34 BAB 34. MENGUTARAKAN FAKTA
35 BAB 35. KEMARAHAN ANTONIO
36 BAB 36. BERITA MENDADAK
37 BAB 37. PERDEBATAN DEVINA & KAIDEN
38 BAB 38. TEGAR
39 BAB 39. AKU JUGA BERHARGA
40 BAB 40. PEMAKSAAN KAIDEN
41 BAB 41. EMOSI KAIDEN
42 BAB 42. SILAHKAN PILIH
43 BAB 43. VILLA
44 BAB 44. KEPUTUSAN DEVINA
45 BAB 45. KEDATANGAN MAX
46 BAB 46. SUATU SAAT NANTI
47 BAB 47. MENCOBA KABUR
48 BAB 48. GAGAL KABUR
49 BAB 49. KEBUSUKAN
50 BAB 50. COMEBACK
51 BAB 51. KEPUTUSAN TERBAIK
52 BAB 52. TIDAK AKAN TERBUJUK
53 BAB 53. HANYA BISA MENYALAHKAN
54 BAB 54. MEMBALAS DENGAN ELEGAN
55 BAB 55. KABUR
56 BAB 56. KAIDEN MENGAMUK
57 BAB 57. KESERIUSAN MAX
58 BAB 58. KEJADIAN YANG BERLALU
59 BAB 59. KOTAK PANDORA YANG TERBUKA
60 BAB 60. RAMALAN
61 BAB 61. KEMBALI KE INDONESIA
62 BAB 62. MANDUL
63 BAB 63. COMEBACK
64 BAB 64. ENDING
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1. MARI BERCERAI
2
BAB 2. DINNER
3
BAB 3. KESEPAKATAN
4
BAB 4. PERTIMBANGAN KAIDEN
5
BAB 5. KAPAN HAMIL?
6
BAB 6. TIDURLAH DENGAN PRIA LAIN!
7
BAB 7. BENTAKAN KAIDEN
8
BAB 8. BERHENTI SAJA!
9
BAB 9. TIDAK KEMBALI
10
BAB 10. PLEASE, DON'T GO!
11
BAB 11. HARAPAN DEVINA
12
BAB 12. TAHAP AWAL
13
BAB 13. KESEMPATAN HONEYMOON
14
BAB 14. KECEWA
15
BAB 15. AKHIR YANG TRAGIS
16
BAB 16. MIMPI BURUK DEVINA
17
BAB 17. LOVE ME, PLEASE!
18
BAB 18. BECAUSE OF YOU!
19
BAB 19. YANG TERBAIK UNTUK KAMU
20
BAB 20. MEMUPUK HARAPAN
21
BAB 21. PUKULAN TELAK
22
BAB 22. RAHASIA ARUMI
23
BAB 23. DATANG KE BALI
24
BAB 24. PENAWARAN
25
BAB 25. MALAM PERTAMA
26
BAB 26. MALU DI PAGI HARI
27
BAB 27. KEMESRAAN DEVINA DAN KAIDEN
28
BAB 28. LIRIK MELIRIK
29
BAB 29. IT'S HURT!
30
BAB 30. I'AM GONE!
31
BAB 31. CINTA YANG SALAH
32
BAB 32. JANGAN MENYERAH!
33
BAB 33. HAMIL?
34
BAB 34. MENGUTARAKAN FAKTA
35
BAB 35. KEMARAHAN ANTONIO
36
BAB 36. BERITA MENDADAK
37
BAB 37. PERDEBATAN DEVINA & KAIDEN
38
BAB 38. TEGAR
39
BAB 39. AKU JUGA BERHARGA
40
BAB 40. PEMAKSAAN KAIDEN
41
BAB 41. EMOSI KAIDEN
42
BAB 42. SILAHKAN PILIH
43
BAB 43. VILLA
44
BAB 44. KEPUTUSAN DEVINA
45
BAB 45. KEDATANGAN MAX
46
BAB 46. SUATU SAAT NANTI
47
BAB 47. MENCOBA KABUR
48
BAB 48. GAGAL KABUR
49
BAB 49. KEBUSUKAN
50
BAB 50. COMEBACK
51
BAB 51. KEPUTUSAN TERBAIK
52
BAB 52. TIDAK AKAN TERBUJUK
53
BAB 53. HANYA BISA MENYALAHKAN
54
BAB 54. MEMBALAS DENGAN ELEGAN
55
BAB 55. KABUR
56
BAB 56. KAIDEN MENGAMUK
57
BAB 57. KESERIUSAN MAX
58
BAB 58. KEJADIAN YANG BERLALU
59
BAB 59. KOTAK PANDORA YANG TERBUKA
60
BAB 60. RAMALAN
61
BAB 61. KEMBALI KE INDONESIA
62
BAB 62. MANDUL
63
BAB 63. COMEBACK
64
BAB 64. ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!