BAB 11. HARAPAN DEVINA

BRUK!

Tubuh Devina langsung didorong setelah pemuda itu melepaskan kasar tangan Devina yang melingkar di pinggangnya. Kedua mata Devina terlihat membesar karena ulah Kaiden. Gadis ini terkejut dengan perlakuan yang ia dapatkan.

"Kau sudah melewati batas terlalu jauh, Dev!" tekan Kaiden berang.

Kedua sisi rahang kerasnya mengetat. Beruntung. Devina tidak malu, jika saja ada pembantu rumah yang melihat apa yang terjadi diantara mereka. Devina dan Kaiden ada di lantai atas. Sedangkan pada pembantu rumah sedang sibuk di lantai bawah rumah besar itu.

Devina menarik nafas dalam-dalam. Menghembuskan perlahan. Ia bangkit dari posisi jatuhnya. Tidak ada ekspresi wajah marah atau kesal di wajah Devina. Gadis itu itu hanya berkali-kali menarik nafas beratnya.

"Bukankah aku sudah sangat sering membantumu. Bersandiwara di depan keluargamu. Menutupi apa yang terjadi diantara kita. Lalu apakah ini balasanmu?" kata Devina dengan nada tenang.

Sebisa mungkin Devina tdiak ingin ada nada yang bergetar keluar dari mulutnya. Kedua sisi bahunya harus tetap tegap. Rasa percaya dirinya tidak boleh runtuh. Untuk air matanya, jangan jatuh. Saat ini bulir bening itu haram untuk tumpah begitu saja. Jangan sampai Kaiden merasa jika ia lemah. Apa lagi mengklaim jika dia hanya bisa menangis.

"Ah, lalu apa yang Nyonya Devina ini inginkan atas bantuannya selama ini, huh!" sinis Kaiden terdengar.

Lihatlah. Andaikan Kaiden Louis sedikit saja memerhatikan gelagat Devina. Ia bisa melihat ada tangan tangan yang digenggam begitu eratnya. Karena bergetar hebat karena ketakutan yang kini menguasai diri Devina. Gadis cantik ini sedang menekan perasaan takutnya.

Dengan menarik kedua sisi bibirnya ke atas. Melengkung membentuk sebuah senyuman kecil. Terlihat santai.

"Aku tidak meminta permintaan yang sulit, kok!" sahut Devina sebisa mungkin terdengar tenang,"hanya waktumu. Berada di sisiku. Waktu yang aku miliki kian berkurang. Kamu mungkin merasa perkataan kemarin. Tidak sama sekali kamu sepakati. Hanya kesepakatan sebelah pihak. Paham. Aku paham sekali, kok. Hanya saja, mengingat selama tiga tahun belakangan ini. Aku memberikan waktu untuk kita bersandiwara. Terus memberikan tenagaku padamu dan waktu untukmu. Kapanpun kamu butuh. Lalu aku? Kapan aku juga bisa mendapatkan hal yang sama. Meskipun sebentar saja," papar Devina menyambung perkataannya.

Kaiden tidak bersuara. Pria itu terlihat tidak banyak yang bisa ditangkap dari ekspresi dan gerakan bahasa tubuhnya. Beberapa detik Kaiden diam. Seolah-olah tengah mempertimbangkan apa yang sedang Devina katakan. Secara tidak langsung. Devina sedang meminta imbalan atas semua yang sudah gadis ini berikan padanya. Kaiden berdecak kesal.

"Beberapa lama lagi waktu yang kau punya?" tanya Kaiden pada akhirnya.

Hati Devina bersorak lega. Pada akhirnya Kaiden juga mengerti apa yang diinginkan oleh dirinya. Sepertinya berbicara dari hati ke hati lebih ampuh. Hingga membuat Kaiden mau mendengarkan apa yang ia katakan.

"Dua bulan, dua minggu. Itulah waktu yang kini tersisa untuk aku bisa merebut hatimu."

"Kalau semuanya sudah kita jalani. Dan aku pada akhirnya tetap tidak bisa mencintai dirimu. Kau tidak akan ingkar janji bukan? Bercerai tanpa perlawanan?"

Devina mengangguk kecil. Dan menarik lagi kedua sisi bibirnya ke atas.

"Ya, aku akan melakukannya. Seperti yang sudah aku katakan. Jika aku sudah membuat janji, tentu saja aku tidak akan mengikarinya," jawab Devina yakin.

Kaiden menatap Devina dengan ekspresi tidak terbaca. Bukankah tidak ada salahnya bagi Kaiden mencoba hal seperti ini. Setidaknya ia bisa membuang Devina tanpa harus menyewa banyak pengacara. Toh, Devin sudah menyatakan jika dirinya tidak akan memberikan perlawanan.

Devin akan menandatangani surat perceraian tanpa pertengkaran apapun itu. Ini sangat menguntungkan bagi Kaiden tentunya.

"Sekali aku tanya. Kau tidak akan  mengingkari janjimu padaku hari ini bukan?" tanya Kaiden lagi mencoba kembali menyakinkan hatinya.

Devina mengangguk."Ya, aku berjanji. Tidak akan menggikari janjiku padamu."

"Baiklah. Namun aku tidak bisa menjanjikan jika aku akan selalu ada di sisimu. Karena aku tidak bisa mengabaikan Arumi. Jika dia membutuhkan aku. Aku tidak akan bisa kau tahan hanya karena perjanjian itu!"

Ah, rasanya ingin sekali Devina tertawa dengan air mata yang mengalir deras. Kenapa kisah cintanya sebecanda ini pada dirinya. Devina tidak mengerti. Sungguh, tidak mengerti. Arumi, mendengarkan Kaiden memangil nama Arumi dengan nada penuh kehangatan. Dan kedua binar mata penuh perasaan bahagia. Membuat dadanya kembali merasa nyeri mendadak.

Bahkan Kaiden tidak pernah memanggil namanya sehangat itu. Kedua mata Kaiden tidak pernah menatap ke arahnya dengan tatapan penuh cinta. Tapi pada Arumi. Semuanya terasa dan terlihat berbeda.

"Ya," sahut Devina pelan. Sangat pelan.

Nyaris menghilang. Kaiden menyepakati kembali. Ia akan memberikan waktubya untuk Devina. Tapi tetap saja nomor satu adalah sang pujaan hati. Siapa lagi jika bukan dokter cantik Arumi.

...***...

"Oke, selesai!" seru Devina ceria.

Nia hanya menggeleng-gelengkan kecil melihat kelakuanku Devina. Sang sahabat terlihat memakaikan anak perempuannya baju yang baru saja ia belikan.

"Bagaimana? Lara cantik bukan?" Devina kembali berseru sembari memperlihatkan Lara.

Anak perempuan berusia delapan bulan itu terlihat mengemaskan.

"Ya, cantik, dong! Anaknya siapa dulu?" sahut Nia,"anaknya aku!" sambungnya penuh percaya diri.

Devina mencabik mendengar rasa kepercayaan diri dari Nia. Kedua tangan Lara terlihat bergerak-gerak meminta diambil alih oleh sang ibu. Nia hanya menatap sang putri dengan senyuman. Tanpa mau mengambil alih tubuh si kecil.

"Cih! Pamer! Lihat saja nanti. Aku akan memiliki putri yang lebih mengenaskan dan cantik dari Lara!" dumel Devina.

Namun gadis cantik itu tetap saja memeluk tubuh Lara dari belakang. Bahkan bibirnya terlihat tidak mau berhenti memberikan kecupan basah untuk si gempal Lara. Anak balita itu terlihat mengindari bibir teman sang ibunda tercinta dengan kedua tangan kecilnya.

Rasa geli yang dirasakan tak lantas membuat bubur kecil Lara diam saja.

"Ma ... ma ..." celoteh Lara terdengar memangil sang ibu tercinta.

Nia mengulurkan tangannya. Menyentuh pipi chubby sang putri dan mengusap bekas ciuman Devina.

"Jangan cium putriku kayak gitu. Kau tidak lihat dia risih!"

"Tapi kau mencium Lara kayak itu, tuh! Kemarin!" tolak Devina.

"Lah? Aku akan Ibunya. Jadi wajarlah," tukas Nia,"kau sendiri bagaimana mau punya anak. Tidur aja satu ranjang sama Kaiden gak pernah!" sambung Nia yang niat awalnya hanya bercanda.

Namun raut wajah Devina yang tadinya cerah mendadak mendung. Devina menghela nafas kasar.

"Ya, kau benar. Bagaimana bisa punya anak. Tidur satu ranjang saja dengan Kaiden nggak pernah," sahut Devina lirih.

Nia tercekat."Hei! Jangan sedih begitu, dong. Katanya Kaiden akan berubah. Kau sendiri sudah berusaha bukan. Pasti Kaiden akan melihat perasaan tulusmu."

Devina kembali ceria."Benarkah?" tanya antusias.

"Ya," sahut Nia agak ragu.

Tapi dengan wajah cerah Devina. Setidaknya kali ini saja, ia akan berbohong.

Bersambung....

🥺🥺🥺Semoga saja, Dev... Jangan terlalu berekspresi tinggi. Takutnya malah jatuh sakit sampai ke tulang rawan😢

Terpopuler

Comments

Elisabet Sembiring

Elisabet Sembiring

tukar suami devina, menjadi lebih hebat dari yang sekarang, thor

2023-08-12

1

mamah lia nia

mamah lia nia

semoga kau nanti bucin akut ama devina, kalo gak minimal devina bisa bertemu ama lelaki yang bener bener tulus mencintai devina kalo emang kau udah gak ketolong.... 😡😡😡

2022-01-16

1

Wahyu

Wahyu

berharap ada keajaiban 😄😄😄

2022-01-02

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. MARI BERCERAI
2 BAB 2. DINNER
3 BAB 3. KESEPAKATAN
4 BAB 4. PERTIMBANGAN KAIDEN
5 BAB 5. KAPAN HAMIL?
6 BAB 6. TIDURLAH DENGAN PRIA LAIN!
7 BAB 7. BENTAKAN KAIDEN
8 BAB 8. BERHENTI SAJA!
9 BAB 9. TIDAK KEMBALI
10 BAB 10. PLEASE, DON'T GO!
11 BAB 11. HARAPAN DEVINA
12 BAB 12. TAHAP AWAL
13 BAB 13. KESEMPATAN HONEYMOON
14 BAB 14. KECEWA
15 BAB 15. AKHIR YANG TRAGIS
16 BAB 16. MIMPI BURUK DEVINA
17 BAB 17. LOVE ME, PLEASE!
18 BAB 18. BECAUSE OF YOU!
19 BAB 19. YANG TERBAIK UNTUK KAMU
20 BAB 20. MEMUPUK HARAPAN
21 BAB 21. PUKULAN TELAK
22 BAB 22. RAHASIA ARUMI
23 BAB 23. DATANG KE BALI
24 BAB 24. PENAWARAN
25 BAB 25. MALAM PERTAMA
26 BAB 26. MALU DI PAGI HARI
27 BAB 27. KEMESRAAN DEVINA DAN KAIDEN
28 BAB 28. LIRIK MELIRIK
29 BAB 29. IT'S HURT!
30 BAB 30. I'AM GONE!
31 BAB 31. CINTA YANG SALAH
32 BAB 32. JANGAN MENYERAH!
33 BAB 33. HAMIL?
34 BAB 34. MENGUTARAKAN FAKTA
35 BAB 35. KEMARAHAN ANTONIO
36 BAB 36. BERITA MENDADAK
37 BAB 37. PERDEBATAN DEVINA & KAIDEN
38 BAB 38. TEGAR
39 BAB 39. AKU JUGA BERHARGA
40 BAB 40. PEMAKSAAN KAIDEN
41 BAB 41. EMOSI KAIDEN
42 BAB 42. SILAHKAN PILIH
43 BAB 43. VILLA
44 BAB 44. KEPUTUSAN DEVINA
45 BAB 45. KEDATANGAN MAX
46 BAB 46. SUATU SAAT NANTI
47 BAB 47. MENCOBA KABUR
48 BAB 48. GAGAL KABUR
49 BAB 49. KEBUSUKAN
50 BAB 50. COMEBACK
51 BAB 51. KEPUTUSAN TERBAIK
52 BAB 52. TIDAK AKAN TERBUJUK
53 BAB 53. HANYA BISA MENYALAHKAN
54 BAB 54. MEMBALAS DENGAN ELEGAN
55 BAB 55. KABUR
56 BAB 56. KAIDEN MENGAMUK
57 BAB 57. KESERIUSAN MAX
58 BAB 58. KEJADIAN YANG BERLALU
59 BAB 59. KOTAK PANDORA YANG TERBUKA
60 BAB 60. RAMALAN
61 BAB 61. KEMBALI KE INDONESIA
62 BAB 62. MANDUL
63 BAB 63. COMEBACK
64 BAB 64. ENDING
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1. MARI BERCERAI
2
BAB 2. DINNER
3
BAB 3. KESEPAKATAN
4
BAB 4. PERTIMBANGAN KAIDEN
5
BAB 5. KAPAN HAMIL?
6
BAB 6. TIDURLAH DENGAN PRIA LAIN!
7
BAB 7. BENTAKAN KAIDEN
8
BAB 8. BERHENTI SAJA!
9
BAB 9. TIDAK KEMBALI
10
BAB 10. PLEASE, DON'T GO!
11
BAB 11. HARAPAN DEVINA
12
BAB 12. TAHAP AWAL
13
BAB 13. KESEMPATAN HONEYMOON
14
BAB 14. KECEWA
15
BAB 15. AKHIR YANG TRAGIS
16
BAB 16. MIMPI BURUK DEVINA
17
BAB 17. LOVE ME, PLEASE!
18
BAB 18. BECAUSE OF YOU!
19
BAB 19. YANG TERBAIK UNTUK KAMU
20
BAB 20. MEMUPUK HARAPAN
21
BAB 21. PUKULAN TELAK
22
BAB 22. RAHASIA ARUMI
23
BAB 23. DATANG KE BALI
24
BAB 24. PENAWARAN
25
BAB 25. MALAM PERTAMA
26
BAB 26. MALU DI PAGI HARI
27
BAB 27. KEMESRAAN DEVINA DAN KAIDEN
28
BAB 28. LIRIK MELIRIK
29
BAB 29. IT'S HURT!
30
BAB 30. I'AM GONE!
31
BAB 31. CINTA YANG SALAH
32
BAB 32. JANGAN MENYERAH!
33
BAB 33. HAMIL?
34
BAB 34. MENGUTARAKAN FAKTA
35
BAB 35. KEMARAHAN ANTONIO
36
BAB 36. BERITA MENDADAK
37
BAB 37. PERDEBATAN DEVINA & KAIDEN
38
BAB 38. TEGAR
39
BAB 39. AKU JUGA BERHARGA
40
BAB 40. PEMAKSAAN KAIDEN
41
BAB 41. EMOSI KAIDEN
42
BAB 42. SILAHKAN PILIH
43
BAB 43. VILLA
44
BAB 44. KEPUTUSAN DEVINA
45
BAB 45. KEDATANGAN MAX
46
BAB 46. SUATU SAAT NANTI
47
BAB 47. MENCOBA KABUR
48
BAB 48. GAGAL KABUR
49
BAB 49. KEBUSUKAN
50
BAB 50. COMEBACK
51
BAB 51. KEPUTUSAN TERBAIK
52
BAB 52. TIDAK AKAN TERBUJUK
53
BAB 53. HANYA BISA MENYALAHKAN
54
BAB 54. MEMBALAS DENGAN ELEGAN
55
BAB 55. KABUR
56
BAB 56. KAIDEN MENGAMUK
57
BAB 57. KESERIUSAN MAX
58
BAB 58. KEJADIAN YANG BERLALU
59
BAB 59. KOTAK PANDORA YANG TERBUKA
60
BAB 60. RAMALAN
61
BAB 61. KEMBALI KE INDONESIA
62
BAB 62. MANDUL
63
BAB 63. COMEBACK
64
BAB 64. ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!