BAB 12. TAHAP AWAL

Hampir saja pemuda itu menabrak punggung belakang gadis itu. Jika saja kuda-kuda kakinya tidak bergerak cepat untuk berhenti mendadak. Davina merasakan kehadiran Kaiden. Tubuhnya berbalik menghadap Kaiden. Sang suami terlihat sudah sangat rapi dengan jas kerjanya. Rambut klimis.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Kaiden dengan nada tidak mengerti.

Davina terlihat mengulas senyum bodoh."Aku menunggumu. Kita berangkat ke kantor berdua," jawab Devina dengan senyum lebar.

"Kenapa harus berangkat denganku?"

"Bukankah kamu sedari awal sudah berjanji padaku?"

"Janji?" ulang Kaiden dengan dahi mengerut dalam.

Janji apa yang sudah ia buat dengan gadis di depannya ini? Kaiden tidak merasa ada janji diantara mereka berdua. Melihat ekspresi tidak mengerti dari Kaiden membuat Davina hanya mampu menghela nafas kasar.

"Bukankah kemarin kita sudah sepakat? Kamu akan memberikan aku waktu untuk bersamamu. Memberikan aku waktu," jelas Devina dengan lembut.

Kaiden tidak langsung menyahut. Dahinya berlipat dalam. Seolah-olah tengah mengingat. Apakah ia sudah menjanjikan hal itu? Hingga ingatan kemarin kembali terlintas.

"Terserah, kau saja!" gumam Kaiden.

Sebelum pemuda itu terlihat melangkah pergi meninggalkan Devina di depan pintu kamarnya. Devina terlihat mengulas senyum lebar. Mengikuti langkah kaki Kaiden dari belakang. Terasa begitu menyenangkan bisa mengikuti Kaiden. Menuruni satu persatu anak tangga. Devina sangat senang. Karena ini adalah awal mula ia dan Kaiden akan dekat.

"Eh! Mau ke mana?" Devina dengan cepat mencekal pergelangan tangan Kaiden.

Membuat pemuda itu mau tak mau berhenti melangkah. Atensinya jauh ke arah tangan yang dicekal oleh Devina.

"Kau pikir aku mau ke mana lagi! Jika bukan ke kantor? Huh!" sebal Kaiden.

"Sarapan pagi dulu!" kata Devina,"ayolah, kita sarapan pagi dulu. Aku akan berkerja dua kali lipat di kantor. Menjadi sekretarismu. Dan juga bekerja mendesain pakaian, loh!"

Sebelah alis mata Kaiden terlihat tertarik tinggi ke atas."Lalu apa masalahnya dengan aku? Kau bisa sarapan lebih awal."

Devina mengeleng kecil."Tidak enak makan sendiri. Meja makanya saja sangat luas. Ada banyak kursi-kursi di sana. Tapi masa hanya aku yang duduk sendiri makan. Siang dan malam. Rasanya tidak enak. Tidak bisakah kamu makan menemaniku?" pinta Devina dengan nada mengiba.

Kaiden terlihat berdecak kecil mendengar permintaan Devina. Kenapa gadis ini jadi banyak maunya. Bahkan sampai menyentuh tubuhnya sembarangan seperti saat ini.

"Ayolah!" pinta Devina sekali lagi.

Ekspresi wajah cantik itu tampak sedikit memaksa. Kaiden menghela nafas kecil.

"Lepaskan tanganku. Aku akan menemanimu sarapan pagi," ucap Kaiden mengalah.

Devina bersorak kecil. Seperti anak kecil yang begitu bahagia. Tangan Devina yang melingkar di pergelangan tangan Kaiden langsung dilepaskan. Gadis cantik itu terlihat berjalan bersisian dengan Kaiden.

Sebelum di bibirnya tampak diulas. Seakan tidak pegal untuk tetap mengulas senyum. Para pembantu sedikit terkejut mendapati sang tuan juga ikut ke meja makan. Tidak seperti biasanya. Kaiden sangat jarang sarapan pagi. Bahkan malam pun juga jarang. Sang majikan hanya akan makan malam beberapa kali. Bisa dihitung jari berapa kali Kaiden makan di meja makan.

Itu pun terjadi jika ada keluarga besar Louis yang berkunjung. Atau mungkin ada keluarga dari pihak ibu dari nyonya muda mereka. Sedangkan sekarang? Tidak ada dua hal yang menjadi alasan kenapa Kaiden duduk di meja makan. Meskipun begitu, mereka senang melihat pemandangan itu. Setidaknya sang tuan, bisa makan bersama sang nyonya muda.

"Biar Mbok aja yang bawa itu, Nyonya!" ucap wanita tua itu panik.

Devina mengeleng kecil. Ia membawa nasi goreng yang masih panas. Meletakkannnya di atas meja tepat di depan Kaiden. Dahi Kaiden terlihat berlipat dalam. Mendapati nasi goreng di depannya.

"Aku tidak makan," tolak Kaiden dengan nada berat.

Kepala Devina mengeleng cepat."Aku membuatkan nasi goreng ayam suwir tanpa bawah goreng kok. Jadi, nggak akan ada rasa pahit yang kamu nggak suka," ucap Devina menjelaskan.

"Kamu masak nasi gorengnya?" tanya Kaiden dengan ekspresi tidak percaya.

Devina mengangguk antusias."Ya, dong. Begini-begini aku ini adalah perempuan yang mandiri. Bisa masak, meskipun nggak semua masakan aku bisa masak. Tapi setidaknya beberapa masakan bisa aku masak," jelas Devina dengan sedikit membanggakan diri.

Bolehlah. Setidak ia mau memperlihatkan jika ia juga perempuan yang bisa masak. Bukan hanya wanita karir saja. Ia bahkan mencatat apa yang Kaiden suka. Apa yang sang suami tidak suka. Masakan seperti apa yang menjadi favorit Kaiden. Apa yang tidak sang suami sukai. Saking sukanya pada Kaiden.

"Kau yakin?"

"Tentu saja. Makanya cepat cobalah!" desak Devina.

Kaiden terlihat menyendok nasi goreng ke dalam mulutnya. Lidahnya dapat merasakan jika cita rasa nasi goreng yang kini berada di dalam mulutnya. Seperti masakan nasi goreng buatan sang ibu tercinta. Tidak ada rasa pahit dari bawang yang digoreng.

Devina terlihat memperhatikan setiap pahatan ekspresi yang tercetak di wajah sang suami. Dengan harap-harap cemas. Bibir bawahnya digit pelan. Dan hatinya yang sedang berdoa semoga sang suami menyukai nasi goreng yang dia buat.

"Ba—bagaimana?" tanya Devina tergagap.

"Hem ... tidak buruk!" sahut Kaiden dengan ekspresi sangat datar.

"Ah, tidak buruk?" ulang Devina dengan nada kecewa.

"Ya," sahut Kaiden pelan.

Bibir yang tadinya asik dengan senyum yang tidak kunjung sirna. Kini malah terlihat sulit tersenyum.

...***...

Suara keyboard dihantam jari-jari panjang lentik milik Devina terdengar nyaring. Gadis itu terlihat begitu konsentrasi dalam melakukan pekerjaannya. Kedua matanya dibingkai oleh kaca mata anti radiasi. Kaiden yang terlihat merenggangkan tubuhnya di meja CEO.

Ia mengalihkan pandangannya ke arah Devina. Yang mana mejanya yang di luar dipindah ke dalam ruangan. Membuat mereka satu ruangan. Katanya agar mereka lebih mudah dalam berkomunikasi. Padahal, Kaiden tahu niat apa yang ada di baliknya. Kedua orang tuanya benar-benar terlalu banyak ikut campur dalam urusan rumah tangganya.

"Dia terlihat lucu juga saat serius dengan pekerjaannya," gumam Kaiden dengan nada rendah.

Devina memang perempuan yang jika sudah memutuskan untuk bekerja. Maka ia akan begitu serius. Tanpa menyia-nyiakan waktu yang ia punya. Merasa ditatap. Pergerakan Devina di atas keyboard berhenti mendadak. Devina melirik ke arah si penatap.

Kaiden langsung buang muka saat ketahuan menatap lama ke arah Devina. Devina mengerutkan dahinya. Apakah tadi benar jika Kaiden menatapnya? Atau hanya perasaannya saja?

"Ka—eh, Pak Presdir! Apakah Bapak mau saya buatkan kopi hitam tanpa gula?" seru Devina bertanya dengan meralat panggilannya.

Pemuda ini meminta ia untuk sopan. Ingat tempat. Saat ini sedang di kantor. Jadi harus berbicara dengan nada formal.

"Hem! Ya, bikin satu!" sahut Kaiden.

Berpura-pura fokus pada layar komputer. Devina menanggalkan kaca mata yang membingkai hidung bangirnya. Ia melangkah keluar ruangan. Kaiden menghela nafas kasar.

"Ada apa dengan aku?" gumamnya pelan.

Bersambung....

Mohon jaga tekanan darah kakak-kakak 🤣🤣🤣jangan sampai naik darah cuma karena baca cerita satu ini.😋 Kaiden si egois, Devina si bucin nggak pakai otak, sedang si Arumi si gila yang suka hubungan yang menantang. Jadi, suka bikin naik darah🥴

Terakhir, jangan lupa simpan cerita ini di perpustakaan, like, dan komentar ❤️🥰 Love you Kakak-kakak 🥰

Terpopuler

Comments

v_cupid

v_cupid

.

2023-08-30

0

v_cupid

v_cupid

cuzz

2023-08-29

0

mamah lia nia

mamah lia nia

semoga devina cepet sadar..... 😅😅

2022-01-16

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. MARI BERCERAI
2 BAB 2. DINNER
3 BAB 3. KESEPAKATAN
4 BAB 4. PERTIMBANGAN KAIDEN
5 BAB 5. KAPAN HAMIL?
6 BAB 6. TIDURLAH DENGAN PRIA LAIN!
7 BAB 7. BENTAKAN KAIDEN
8 BAB 8. BERHENTI SAJA!
9 BAB 9. TIDAK KEMBALI
10 BAB 10. PLEASE, DON'T GO!
11 BAB 11. HARAPAN DEVINA
12 BAB 12. TAHAP AWAL
13 BAB 13. KESEMPATAN HONEYMOON
14 BAB 14. KECEWA
15 BAB 15. AKHIR YANG TRAGIS
16 BAB 16. MIMPI BURUK DEVINA
17 BAB 17. LOVE ME, PLEASE!
18 BAB 18. BECAUSE OF YOU!
19 BAB 19. YANG TERBAIK UNTUK KAMU
20 BAB 20. MEMUPUK HARAPAN
21 BAB 21. PUKULAN TELAK
22 BAB 22. RAHASIA ARUMI
23 BAB 23. DATANG KE BALI
24 BAB 24. PENAWARAN
25 BAB 25. MALAM PERTAMA
26 BAB 26. MALU DI PAGI HARI
27 BAB 27. KEMESRAAN DEVINA DAN KAIDEN
28 BAB 28. LIRIK MELIRIK
29 BAB 29. IT'S HURT!
30 BAB 30. I'AM GONE!
31 BAB 31. CINTA YANG SALAH
32 BAB 32. JANGAN MENYERAH!
33 BAB 33. HAMIL?
34 BAB 34. MENGUTARAKAN FAKTA
35 BAB 35. KEMARAHAN ANTONIO
36 BAB 36. BERITA MENDADAK
37 BAB 37. PERDEBATAN DEVINA & KAIDEN
38 BAB 38. TEGAR
39 BAB 39. AKU JUGA BERHARGA
40 BAB 40. PEMAKSAAN KAIDEN
41 BAB 41. EMOSI KAIDEN
42 BAB 42. SILAHKAN PILIH
43 BAB 43. VILLA
44 BAB 44. KEPUTUSAN DEVINA
45 BAB 45. KEDATANGAN MAX
46 BAB 46. SUATU SAAT NANTI
47 BAB 47. MENCOBA KABUR
48 BAB 48. GAGAL KABUR
49 BAB 49. KEBUSUKAN
50 BAB 50. COMEBACK
51 BAB 51. KEPUTUSAN TERBAIK
52 BAB 52. TIDAK AKAN TERBUJUK
53 BAB 53. HANYA BISA MENYALAHKAN
54 BAB 54. MEMBALAS DENGAN ELEGAN
55 BAB 55. KABUR
56 BAB 56. KAIDEN MENGAMUK
57 BAB 57. KESERIUSAN MAX
58 BAB 58. KEJADIAN YANG BERLALU
59 BAB 59. KOTAK PANDORA YANG TERBUKA
60 BAB 60. RAMALAN
61 BAB 61. KEMBALI KE INDONESIA
62 BAB 62. MANDUL
63 BAB 63. COMEBACK
64 BAB 64. ENDING
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1. MARI BERCERAI
2
BAB 2. DINNER
3
BAB 3. KESEPAKATAN
4
BAB 4. PERTIMBANGAN KAIDEN
5
BAB 5. KAPAN HAMIL?
6
BAB 6. TIDURLAH DENGAN PRIA LAIN!
7
BAB 7. BENTAKAN KAIDEN
8
BAB 8. BERHENTI SAJA!
9
BAB 9. TIDAK KEMBALI
10
BAB 10. PLEASE, DON'T GO!
11
BAB 11. HARAPAN DEVINA
12
BAB 12. TAHAP AWAL
13
BAB 13. KESEMPATAN HONEYMOON
14
BAB 14. KECEWA
15
BAB 15. AKHIR YANG TRAGIS
16
BAB 16. MIMPI BURUK DEVINA
17
BAB 17. LOVE ME, PLEASE!
18
BAB 18. BECAUSE OF YOU!
19
BAB 19. YANG TERBAIK UNTUK KAMU
20
BAB 20. MEMUPUK HARAPAN
21
BAB 21. PUKULAN TELAK
22
BAB 22. RAHASIA ARUMI
23
BAB 23. DATANG KE BALI
24
BAB 24. PENAWARAN
25
BAB 25. MALAM PERTAMA
26
BAB 26. MALU DI PAGI HARI
27
BAB 27. KEMESRAAN DEVINA DAN KAIDEN
28
BAB 28. LIRIK MELIRIK
29
BAB 29. IT'S HURT!
30
BAB 30. I'AM GONE!
31
BAB 31. CINTA YANG SALAH
32
BAB 32. JANGAN MENYERAH!
33
BAB 33. HAMIL?
34
BAB 34. MENGUTARAKAN FAKTA
35
BAB 35. KEMARAHAN ANTONIO
36
BAB 36. BERITA MENDADAK
37
BAB 37. PERDEBATAN DEVINA & KAIDEN
38
BAB 38. TEGAR
39
BAB 39. AKU JUGA BERHARGA
40
BAB 40. PEMAKSAAN KAIDEN
41
BAB 41. EMOSI KAIDEN
42
BAB 42. SILAHKAN PILIH
43
BAB 43. VILLA
44
BAB 44. KEPUTUSAN DEVINA
45
BAB 45. KEDATANGAN MAX
46
BAB 46. SUATU SAAT NANTI
47
BAB 47. MENCOBA KABUR
48
BAB 48. GAGAL KABUR
49
BAB 49. KEBUSUKAN
50
BAB 50. COMEBACK
51
BAB 51. KEPUTUSAN TERBAIK
52
BAB 52. TIDAK AKAN TERBUJUK
53
BAB 53. HANYA BISA MENYALAHKAN
54
BAB 54. MEMBALAS DENGAN ELEGAN
55
BAB 55. KABUR
56
BAB 56. KAIDEN MENGAMUK
57
BAB 57. KESERIUSAN MAX
58
BAB 58. KEJADIAN YANG BERLALU
59
BAB 59. KOTAK PANDORA YANG TERBUKA
60
BAB 60. RAMALAN
61
BAB 61. KEMBALI KE INDONESIA
62
BAB 62. MANDUL
63
BAB 63. COMEBACK
64
BAB 64. ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!