BAB 10. PLEASE, DON'T GO!

"Bagaimana kondisi kamu di sana sayangku?"  tanya wanita paruh bayar di layar komputer.

Devina menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Hanya untuk terlihat baik-baik saja di depan sang ibunda tercinta. Di samping sang ibu. Ada ayah tercinta yang selalu saja mendampingi sang ibu.

"Baik, Mah!" sahut Devina ceria,"seperti biasanya. Selalu baik, dong. Papa dan Mama di sana bagaimana kabarnya? Apakah tidak ada niatan ke Jakarta? Devina rindu!" lanjut Devina dengan intonasi manja andalannya.

Kedua orang tua Devina tekikik geli melihat ekspresi dan nada manja sang putri tercinta.

"Hei! Indonesia dan Singapura itu dekat sayang. Kapan-kapan harusnya kamu yang main ke sini. Ajak Kaiden ke Singapura. Biar Kaiden tahu rumah yang kini Papa dan Mama tempati!" balas ayah Devina dengan nada hangat.

Pria paruh baya yang masih terlihat sangat tampan. Ayahnya bekerja sebagai diplomat Indonesia yang kini bertugas di Singapura. Hanya dua tahun lagi. Sebelum ayah Devina akan pensiun dari pekerjaannya. Meskipun bekerja menjadi diplomat. Keluarga Devina memiliki usaha lain. Yang masih tetap berjalan hingga saat ini.

"Iya, benar, sayang. Ajak suamimu main ke sini. Masa Mama dan Papa terus yang ke Indonesia." Claudia menimpali.

Devina hanya mengulas senyum kecil. Sebelum menjilat bibirnya yang mendadak kering.

"Hehe ... nanti kami akan main ke sana, kok, Pah! Mah!" jawab Devina tentu saja berdusta.

Bagaimana caranya ia mengajak Kaiden ke Singapura. Bahkan sang suami tidak menaruh perhatian padanya. Kisah percintaannya yang malang sekali. Dirinya, sudah tidak dicintai oleh sang suami. Diselingkuhi, meskipun pernikahan ia dan Kaiden adalah pernikahan kontrak. Terjadi di atas perjodohan dan desakan kedua orang tua masing-masing.

Sudah pasti pria itu tidak boleh begitu terhadap dirinya. Devina sendiri saja tidak pernah melakukan apa yang Kaiden lakukan padanya. Memiliki pria lain di dalam pernikahan mereka. Sialnya, ia malah jatuh cinta pada orang yang tidak pernah mencintainya.

"Nah, bagus itu. Omong-omong, dimana Kaiden saat itu?" Galang memberikan pertanyaan yang sulit untuk dijawab oleh Devina.

"Sedangkan di kamar mandi, Pah!" jawab Devina kembali berdusta.

Sungguh lidah tak bertulang. Kenapa mudah sekali untuk berdusta. Di kamar mandi? Yang benar saja. Bahkan Devina sendiri tidak tidak berada di kamar Kaiden. Sudah pasti sang suami masih belum bangun tidur di hari weekend. Dan tentu pula pria itu terlelap di atas kasur di kamar pribadi pria itu sendiri.

"Baru mandi?" tanya Claudia sebagai dahi mengerut.

Pasalnya, sedari awal ia dan sang putri melakukan video call. Claudia tidak mendengar suara Kaiden. Atau melihat eksistensi sang menantu di samping sang putri.

Senyum kaku dikembangkan oleh Devina. Dengan wajah aneh.

"Eh ... sebenarnya tadi sih, kebelet buang air besar, Mah! Jadi sekalian mandi. Jadi, ya. Lama begitulah pokoknya," menjawab pelan.

Kedua orang tuanya terlihat saling beradu tatap. Devina terkekeh dibuat-buat. Sebelum ia berpura-pura menoleh ke samping kiri. Dan terlihat berkomat-kamit. Kepalanya kembali menoleh ke depan. Ke arah lensa kamera laptop yang ada di pangkuannya.

"Pah! Mah! Devina mau siap-siap dulu. Hari minggu ini, rencana mau keluar kecan sama Kaiden. Biar pas dia keluar, Devina sudah cantik!"

Bohong lagi. Devina kembali berbohong dengan senyum cerah yang tidak letih untuk diubar.

"Oh, iya?" seru Claudia bahagia,"ya, sudah. Sana dandan yang cantik. Kalau begitu sampai temu lagi nanti sayangku!"

"Hati-hati di jalan, Devina cantiknya, Papa!" Galang ikut bersuara.

Devina mengangguk dengan ikut melambai di kamera. Kedua sisi bibir yang terus ditarik tinggi. Perlahan-lahan memudar. Kala sambungan video call terputus.

"Hah!" Devina menghela nafas letih.

Kepala menunduk dalam. Tangan Devina bergerak memindahkan laptop yang berada di atas pangkuannya ke samping kirinya. Sebelum ia melipat kedua kakinya. Devina menenggelamkan wajah cantiknya di kedua pahanya. Hatinya berdenyut perih.

Bibirnya bergetar hebat. Meskipun dalam keadaan hati yang hancur. Devina tetap mampu tertawa dan tersenyum bahagia di depan kedua orang tuanya. Kedua mata Devina kian memanas. Tidak bisa ditahan. Air mata yang dibendung tumpah ruah begitu saja.

Layar ponsel yang menyala di atas nakas. Tepat di samping ranjang berukuran king size itu. Tampak beberapa foto sang suami dan wanita lain bergandengan tangan. Foto itu diambil kemarin oleh orang suruhan Devina. Gadis ini meminta orang untuk mengikuti Kaiden. Tadi malah Devina mendua. Apakah ia harus menanyakan keberadaan Kaiden pada orang suruhannya? Atau tidak.

Hati yang terus-menerus bertanya itu kalah oleh rasa keingintahuan. Kala tiga buah foto dikirimkan via pesan email. Gadis ini dapati hatinya tercabik-cabik melihat Kaiden tersenyum lebar pada wanita lain. Bahkan senyum itu tidak pernah Devina lihat selama tiga tahun pernikahan mereka.

Harusnya Devina tidak ingin tahu. Hingga hatinya tidak perlu sesakit dan sesesak ini. Isak tangis samar-samar lolos dari bibir Devina. Rasanya sakit sekali. Sangat sakit.

...***...

"Kaiden!" panggil Devina kala Kaiden akan keluar dari kamar dan melewati gadis cantik itu.

Ekor mata Kaiden sempat melirik Devina. Kedua mata Devina tampak samar, bengkak. Tapi apa pedulinya? Toh, itu bukan urusan Kaiden. Tanpa kata. Kainde kembali melanjutkan langkahnya.

HAP!

Pergelangan tangan Kaiden ditarik oleh Devina. Membuat langkah kaki pemuda itu ini berhenti mendadak. Kedua alis mata tebal milik Kaiden langsung ditarik ke atas sebelah kanannya. Dengan tatapan tajam dileparkan pada wajah Devina.

Gadis berpipi chubby itu terlihat menengadah. Mengingat tinggi mereka berdua yang tak sama. Kaiden tidak mengatakan apa-apa. Namun pandangan matanya tersirat untuk meminta Devina melepaskan cekalan tangan Devina di pergelangan tangannya.

"Bisa bicara sebentar?" pinta Devina terdengar serak.

"Mau bicara apa lagi, hah?" sinis Kaiden dengan suara bariton seksi itu.

Devina mengigit bibir bawahnya. Ia tidak tahu harus berkata apa. Meskipun begitu dia ingin berbicara dengan Kaiden. Meskipun sebentar saja. Kedua tangan Devina menggenggam erat pergelangan tangan Kaiden.

"Itu—"

"Beberapa hari ini aku lihat kau cukup berani melewati batas-batas yang dulu pernah kita sepakati, Devina!" potong Kaiden cepat.

Kedua kelopak mata sakura Devina tampak menggerjab pelan. Ada batasan yang mereka buat. Dan Devina telah melangkah jauh dari batas-batas itu. Hingga sekarang.

"Bu—bukankah kita sudah sepakat? Kamu akan memberikan aku kesempatan untuk mengubah hatimu? Untuk jatuh cinta padaku," gumam Devina pelan.

Jika tadi alis mata Kaiden yang ditarik tinggi. Kini giliran dahinya yang berlipat dalam. Jatuh cinta pada Devina? Apakah gadis ini bodoh? Atau bagaimana? Bukankah dirinya sudah bilang. Jika ia sudah memiliki wanita lain. Yang dicintai.

"Aku tidak tertarik. Kau sendiri yang menyepakati itu. Bukan aku!" Kainde menyentak cepat tangan Devina.

Hingga gadis itu hampir terjerembab ke belakang. Jika tidak menjaga keseimbangan. Kaiden berdecak dan kemudian melangkah.

TAP!

TAP!

HAP!

Kedua tangan Devina langsung melingkari pinggang Kaiden.

"Jangan pergi, tolong!" ujarnya mengemis.

Bersambung....

🥺🥺Dev... Dev... Kok, menyedihkan banget sih...🙁sudah tau dia gak mau tetap aja...

Terpopuler

Comments

Laurentia Delimarta

Laurentia Delimarta

jgn bucin Dev nanti susah sendiri, hea tegae d dpn Kaiden

2024-08-17

0

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

ngemis bngt sih devina

2022-01-30

0

mamah lia nia

mamah lia nia

ayo lah Dev kamu pergi biar kai sadar seberapa berharganya kamu.... 😡😡😡

2022-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. MARI BERCERAI
2 BAB 2. DINNER
3 BAB 3. KESEPAKATAN
4 BAB 4. PERTIMBANGAN KAIDEN
5 BAB 5. KAPAN HAMIL?
6 BAB 6. TIDURLAH DENGAN PRIA LAIN!
7 BAB 7. BENTAKAN KAIDEN
8 BAB 8. BERHENTI SAJA!
9 BAB 9. TIDAK KEMBALI
10 BAB 10. PLEASE, DON'T GO!
11 BAB 11. HARAPAN DEVINA
12 BAB 12. TAHAP AWAL
13 BAB 13. KESEMPATAN HONEYMOON
14 BAB 14. KECEWA
15 BAB 15. AKHIR YANG TRAGIS
16 BAB 16. MIMPI BURUK DEVINA
17 BAB 17. LOVE ME, PLEASE!
18 BAB 18. BECAUSE OF YOU!
19 BAB 19. YANG TERBAIK UNTUK KAMU
20 BAB 20. MEMUPUK HARAPAN
21 BAB 21. PUKULAN TELAK
22 BAB 22. RAHASIA ARUMI
23 BAB 23. DATANG KE BALI
24 BAB 24. PENAWARAN
25 BAB 25. MALAM PERTAMA
26 BAB 26. MALU DI PAGI HARI
27 BAB 27. KEMESRAAN DEVINA DAN KAIDEN
28 BAB 28. LIRIK MELIRIK
29 BAB 29. IT'S HURT!
30 BAB 30. I'AM GONE!
31 BAB 31. CINTA YANG SALAH
32 BAB 32. JANGAN MENYERAH!
33 BAB 33. HAMIL?
34 BAB 34. MENGUTARAKAN FAKTA
35 BAB 35. KEMARAHAN ANTONIO
36 BAB 36. BERITA MENDADAK
37 BAB 37. PERDEBATAN DEVINA & KAIDEN
38 BAB 38. TEGAR
39 BAB 39. AKU JUGA BERHARGA
40 BAB 40. PEMAKSAAN KAIDEN
41 BAB 41. EMOSI KAIDEN
42 BAB 42. SILAHKAN PILIH
43 BAB 43. VILLA
44 BAB 44. KEPUTUSAN DEVINA
45 BAB 45. KEDATANGAN MAX
46 BAB 46. SUATU SAAT NANTI
47 BAB 47. MENCOBA KABUR
48 BAB 48. GAGAL KABUR
49 BAB 49. KEBUSUKAN
50 BAB 50. COMEBACK
51 BAB 51. KEPUTUSAN TERBAIK
52 BAB 52. TIDAK AKAN TERBUJUK
53 BAB 53. HANYA BISA MENYALAHKAN
54 BAB 54. MEMBALAS DENGAN ELEGAN
55 BAB 55. KABUR
56 BAB 56. KAIDEN MENGAMUK
57 BAB 57. KESERIUSAN MAX
58 BAB 58. KEJADIAN YANG BERLALU
59 BAB 59. KOTAK PANDORA YANG TERBUKA
60 BAB 60. RAMALAN
61 BAB 61. KEMBALI KE INDONESIA
62 BAB 62. MANDUL
63 BAB 63. COMEBACK
64 BAB 64. ENDING
Episodes

Updated 64 Episodes

1
BAB 1. MARI BERCERAI
2
BAB 2. DINNER
3
BAB 3. KESEPAKATAN
4
BAB 4. PERTIMBANGAN KAIDEN
5
BAB 5. KAPAN HAMIL?
6
BAB 6. TIDURLAH DENGAN PRIA LAIN!
7
BAB 7. BENTAKAN KAIDEN
8
BAB 8. BERHENTI SAJA!
9
BAB 9. TIDAK KEMBALI
10
BAB 10. PLEASE, DON'T GO!
11
BAB 11. HARAPAN DEVINA
12
BAB 12. TAHAP AWAL
13
BAB 13. KESEMPATAN HONEYMOON
14
BAB 14. KECEWA
15
BAB 15. AKHIR YANG TRAGIS
16
BAB 16. MIMPI BURUK DEVINA
17
BAB 17. LOVE ME, PLEASE!
18
BAB 18. BECAUSE OF YOU!
19
BAB 19. YANG TERBAIK UNTUK KAMU
20
BAB 20. MEMUPUK HARAPAN
21
BAB 21. PUKULAN TELAK
22
BAB 22. RAHASIA ARUMI
23
BAB 23. DATANG KE BALI
24
BAB 24. PENAWARAN
25
BAB 25. MALAM PERTAMA
26
BAB 26. MALU DI PAGI HARI
27
BAB 27. KEMESRAAN DEVINA DAN KAIDEN
28
BAB 28. LIRIK MELIRIK
29
BAB 29. IT'S HURT!
30
BAB 30. I'AM GONE!
31
BAB 31. CINTA YANG SALAH
32
BAB 32. JANGAN MENYERAH!
33
BAB 33. HAMIL?
34
BAB 34. MENGUTARAKAN FAKTA
35
BAB 35. KEMARAHAN ANTONIO
36
BAB 36. BERITA MENDADAK
37
BAB 37. PERDEBATAN DEVINA & KAIDEN
38
BAB 38. TEGAR
39
BAB 39. AKU JUGA BERHARGA
40
BAB 40. PEMAKSAAN KAIDEN
41
BAB 41. EMOSI KAIDEN
42
BAB 42. SILAHKAN PILIH
43
BAB 43. VILLA
44
BAB 44. KEPUTUSAN DEVINA
45
BAB 45. KEDATANGAN MAX
46
BAB 46. SUATU SAAT NANTI
47
BAB 47. MENCOBA KABUR
48
BAB 48. GAGAL KABUR
49
BAB 49. KEBUSUKAN
50
BAB 50. COMEBACK
51
BAB 51. KEPUTUSAN TERBAIK
52
BAB 52. TIDAK AKAN TERBUJUK
53
BAB 53. HANYA BISA MENYALAHKAN
54
BAB 54. MEMBALAS DENGAN ELEGAN
55
BAB 55. KABUR
56
BAB 56. KAIDEN MENGAMUK
57
BAB 57. KESERIUSAN MAX
58
BAB 58. KEJADIAN YANG BERLALU
59
BAB 59. KOTAK PANDORA YANG TERBUKA
60
BAB 60. RAMALAN
61
BAB 61. KEMBALI KE INDONESIA
62
BAB 62. MANDUL
63
BAB 63. COMEBACK
64
BAB 64. ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!