18. Panti jompo

Keringat mengalir deras dari pelipis, jantung nya berdetak lebih cepat dari biasa nya. Ia menatap Reza yang sedang mengemudi, ia ingat terakhir kali saat Bara menghukum diri nya. Mobil itu masuk kedalam perkarangan hutan-hutan, Rea semakin dibuat ketar ketir apa Reza akan melepas nya ke hutan seperti Bara waktu itu. Atau Reza akan mengadu nya dengan hewan buas di hutan, Rea memang melakukan kesalahan tapi bisakah Rea tidak mendapat kan hukuman. Ia sudah cukup trauma dengan hukuman Bara dulu.

"R-reza kita mau kemana? " Tanya Rea menatap Reza, Reza diam tak menjawab. Rea mengigit bibir bawah nya, tangan nya sibuk mengutak-atik jari jemari nya.

Mobil itu berhenti, membuat Rea menutup mata nya reflek. Ia menahan air mata yang sebentar lagi akan turun, badan nya bergetar saat merasakan pintu terbuka. Reza berbalik untuk membuka pintu disamping Rea, Rea menatap Reza dengan tatapan melas nya.

"Za jangan huk--"

"Turun" Ucap Reza tanpa mendengar kan ucapan Rea terlebih dahulu.

Rea langsung turun, ia menatap Reza. Reza dan bergeming dan langsung menutup pintu mobil, saat mendengar suara benturan itu Rea kaget hingga membuat nya loncat sedikit. Setelah nya ia melihat sebuah rumah seperti vila, Rea tak mengerti kenapa Reza membawa nya kesini Rea berjalan masuk kedalam bangunan itu.

Rasa merinding langsung menyerang diri nya, saat sampai dalam Rea melihat banyak sekali orang yang sudah tua sedang melakukan aktivitas nya.

"Jangan bilang ini--" Beo Rea terhenti

"Ya. Panti jompo" Saut Reza

"Ehh mas Rezaa.. " Sapa seorang wanita memakai pakaian putih seperti seorang suster, dia tersenyum manis menatap Reza. Lalu setelah nya menatap Rea.

"Udah jarang banget mas kesini" Ucap nya

"Mas? Pft.. " Tawa Rea tanpa sadar.

Reza langsung menyenggol lengan Rea, membuat Rea menghentikan tawa nya. Perempuan didepan nya tersenyum tipis.

"Perkerkenalkan saya Tari pengurus panti jompo disini" Ucap nya mengulurkan tangan

Rea tak membalas dan malah melihat-lihat sekeliling panti jompo, soal nya ini pertama kali nya ia pergi ke panti jompo. Banyak sekali orang lansia seperti bahagia disini, ahh apa suatu saat Rea harus menitipkan ayah nya disini.

"Maaf dia memang begitu" Sesal Reza kepada Tari, Tari menggeleng seolah tak apa-apa lalu kembali tersenyum.

"Apa gue boleh nitip orang tua disini? " Tanya Rea berhasil membuat Reza melongo.

"Tidak." Tegas Reza

"Kenapa? Mereka semua aja ada disini" Kesal Rea

"Inti nya gaboleh!. "

Rea mendengus lalu kembali memutari panti jompo, walau tak memungut biaya panti ini cukup terurus atau bahkan sangat bagus. Mulai dari fasilitas nya berhasil membuat Rea berfikir darimana mereka mendapat kan uang jika tak memungut biaya.

"Mari saya antar ketempat nya"Ucap Tari menuntun jalan

Rea menatap Reza bertanya-tanya, Reza tak menggubris dan malah berjalan mengikuti Tari. Rea akhirnya mau tidak mau ikut mengikuti Tari, mereka sampai diruangan dengan pintu yang dihias sedemikian rupa, Rea tak tau bahwa disini ada anak kecil.

" SUAMIIII!! "Pekik seorang nenek tua yang langsung memeluk Reza, bukan nya risih Reza malah memeluk nenek tua itu.

Rea bergidik lalu mengusap lengan nya merinding. Tari menatap Rea, ia mulai menjelaskan satu persatu apa yang terjadi.

"Dia jamilah orang panti jompo yang mengidap sindrom peter pan"Ucap Tari

" Peter pan? "Beo Rea

" iya dimana seseorang akan memiliki mental seperti anak kecil padahal umur nya sudah jauh lebih dewasa"Lanjut Tari

Tak heran sih, kenapa kamar nya banyak sekali pernak pernik aneh. Rea menggeleng kasihan, lalu kembali acuh. Ia menatap Reza untuk segera keluar dari sini.

"Rea sini" Ucap Reza

Rea berjalan mendekati Reza perlahan, Rea menarik sedikit baju Reza karena takut pada nenek itu. Nenek itu melihat Reza yang tersenyum tipis pada Rea

Tak...

Rea melotot melihat tangan nya yang sedikit memerah, karena kulit nya begitu putih terkena sedikit benturan pasti akan terlihat jelas bekas nya.

"JANGAN PEGANG SUAMI AKU! " Sentak nenek itu marah

"S-ssuami??!! " Pekik Rea yang ingin balik marah

Reza berjongkok menyesuaikan tinggi nya dengan sang nenek, nenek melipat tangan nya seolah menunjukan bahwa diri nya marah.

"Nek dia temen aku, nama nya Rea"

Nenek itu tampak melotot, "Enak aja nek nek, aku itu Cinderella tau. " Kesal nya

Rea sekali dibuat melongo, sedangkan Reza tertawa kecil. "Oke baik Cinderella, kenalin dibelakang aku ini temen aku"

"Bukan istri kan? " Beo nenek itu

"Bukan.. " Ucap Reza

Rea sedikit merasa aneh dengan jawaban itu.

"Oke. Heh kenalin Gue Cinderella, perempuan paling cantik di dunia! " Sentak nya

Rea menarik sudut bibir nya, rasa nya tangan nya begitu gatal ingin memukul nenek-nenek peyot ini.

"Oke. Gue Elsa, yang punya sihir es dan ngebekuin badan lo" Tekan Rea

Tari terkekeh walau sebenar nya agak takut, pasal nya jamilah ini kalau tidak suka tidak akan segan memukul menggunakan kipas yang selalu digenggam nya.

"Gue bidadari! "

Rea melotot. "Gue iblis, awas lo gue bakar! "

"Iblis mah jelek"

"Bidadari kok pendek" Sinis Rea

Plak...

"Ihhh gila lo ya nenek-nenek"

Nenek-nenek itu semakin kesal dengan jawaban Rea, ia ingin kembali memukul namun Rea sudah berlindung dibalik tubuh Reza. Reza menghentikan tindakan nenek-nenek itu.

"Sudah yang Cinderella, nanti temen aku sakit. Terus aku ga dateng kesini" Lembut Reza

Nenek itu terdiam, lalu mengangguk.

"Jangan pergi suami! " Ucap nya memeluk Reza, ia melihat Rea yang ada dibelakang Reza dan kembali memukul Rea menggunakan kipas ditangan nya

Pak...

"DASAR ORANG GILAAA!!! " Pekik Rea emosi

"Hihihi.. " Tawa nenek itu segera pergi berlari

Reza memeluk Rea agar Rea bisa lebih sabar menghadapi sikap kekanak-kanakan nenek itu, Rea memang tipe yang tak mau kalah. Jika diadu dengan yang seperti ini pasti akan terus menimbulkan keributan.

"Gue gamau disini za, orang nya gila semua... " Ringis Rea

"Ini hukuman lo. "

Deg...

"Hukuman? " Beo Rea

Reza mengangguk, "Hari ini panti bakal sibuk karena ada donatur yang mau datang, dan tugas lo jagain Cinderella selama sehari. "

"APA? za lo gila, lo ga liat baru berapa menit aja gue udah dapet beberapa pukulan gimana sehari?!! " Sangkal Rea

"Terus liat, orang nya nyebelin banget zaa. Mending jangan kayak gini ya, yang lain aja" Mohon Rea

Reza nampak tak menggubris ucapan Rea. Rea menatap Tari, Tari langsung mengalihkan pandangan nya kearah lain.

"Oke" Lesu Rea

Tari tersenyum senang, "Ini kunci tempat main nya Cinderella, saya harap kamu bisa bersenang-senang"

Tari langsung melenggang pergi, Rea menatap kunci itu lalu berbalik menatap Reza.

"Inget, jangan kabut atau lo bisa berminggu-minggu disini"

"REZAAAAA!!! "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!