Bulan menampakkan sinar nya ditemani oleh beribu bintang yang menghiasi langit, cahaya gedung-gedung tinggi menjadi sebuah pemandangan yang indah. Saat ini rasa nya bintang bersinar lebih terang dari biasa nya, dan cahaya bulan lebih terasa begitu hangat. Langit menjadi saksi bisu, atas cinta yang dipertemukan saat ini Detik ini, Menit ini, jam ini dan hari ini. Dua orang yang saling menguatkan satu sama lain, terduduk dibawah langit yang tampak begitu cerah.
Tak dapat dipungkiri, rasa bahagia dan senang begitu tercampur aduk. Perasaan yang selama ini ia impikan dan ia tunggu-tunggu, rasa hangat saat tangan kekar itu menyentuh tangan nya saat itu juga sesuatu seolah menjalar keseluruhan tubuh nya. Jantung nya berdetak dua kali lebih cepat dari biasa nya, darah berdesir naik merangkak ke wajah nya.
Reza laki-laki yang sedari tadi mengobati tangan gadis yang begitu lembut dan rapuh, seolah gadis itu sangat membutuhkan uluran tangan. Reza mengerti sekarang, kenapa sikap Rea begitu brutal dan hanya mau menang sendiri. Dari awal, gadis itu hanya ingin mencari sebuah perhatian kecil yang menuju kepada nya atas dasar ketulusan, dari awal gadis itu sudah mengerti apa arti tulus yang sesungguh nya. Benar-benar laki-laki yang bodoh, tak dapat melihat seorang gadis rapuh ini dengan mata terbuka. Kali ini ia mengerti arti dari sebuah pepatah yang mengatakan, "Don't judge book by its cover'
" Luka nya bakal mengering beberapa hari lagi, kalau bisa jangan kena air dulu. Luka lo lumayan dalem"Ujar Reza merapihkan peralatan medis kedalam kotak p3k yang ada.
Rea mengangguk sebagai tanda jawab.
"Makasih" Ucap Rea berbicara dengan kecil, Reza mengangguk kecil lalu menaruh kembali kotak p3k itu.
Setelah selesai dengan kegiatan nya, Reza kembali duduk di samping kursi Rea. Ia menatap Rea dengan pandangan yang sulit diartikan. Ia berdehem menjawab pertanyaan
"Soal tadi.. " Ujar Reza bingung ingin menjelaskan apa
"Gue minta maaf" Ujar Reza dengan tulus
Rea tersenyum tipis. "Lo gasalah, kayak nya emang gue disini yang salah"
"Gue baru sadar, lo sama gue emang beda jauh banget. Lo baik, pintar, keluarga lo sayang sama lo beda banget sama gue" Miris Rea menatap langit-langit malam
"Setelah ini gue janji gabakal ganggu lo, lo bakal hidup tenang setelah ini. Maaf kalau ngerepotin" Ujar Rea lalu berdiri untuk segera tidur
Reza terdiam memang kehidupan yang damai selalu ia impikan semenjak kehadiran Rea namun melihat Rea yang malah pasrah seperti ini membuat nya merasa kesal, ia marah ntah kenapa padahal seharus nya saat ini diri nya bahagia. Reza langsung tersadar lalu mencekal pergelangan tangan Rea hingga sang empu terhenti.
Rea menoleh mendapati Reza yang tengah menatap nya.
"Jangan... " Cicit Reza
Rea semakin dibuat penasaran berakhir terdiam.
"Pergi"
Deg...
Beribu kupu-kupu beterbangan diperut nya hingga membuat sensasi seperti digelitik, pipi nya memerah. Tiba-tiba saja Rea ingin sekali terus tersenyum, Rea menggigit bibir bawah nya agar ia tidak tersenyum lebih lebar lagi. Saking kencang nya bibir nya mengeluarkan cairan merah pekat.
"Jangan pergi Rea" Ucap Reza dengan pipi yang bersemu merah.
Oh lihat pemandangan yang indah.
"Jangan pernah pasrah sama apa yang gue lakuin, jangan menghilang karena sikap gue. Jangan pernah pergi dari hidup gue, Re" Ucap Reza dengan sungguh-sungguh.
Rea terkesiap, ia tak menyangka mendengar perkataan yang mampu menyentil hati nya tanpa sadar. Perkataan Reza sungguh membuat mood nya kembali naik.
"Jadi maksud lo... " Ucap Rea terhenti ketika melihat wajah Reza.
Reza mengangguk, "Jangan pergi"
Rea mengangguk mantap dengan senyum yang terukir indah. "Iya, gue ga akan pergi. Reza"
***
Cahaya matahari masuk kedalam kamar seorang gadis yang tertidur dengan elegant, dahi nya berkerut ketika cahaya matahari langsung mengenai mata nya. Suara bising kendaraan semakin membuat tidur gadis itu terganggu, Rea terbangun menyadari kamar nya yang lebih bersih dari biasa nya.
Rea melangkah kan kaki nya menuju wastafel lalu mencuci wajah dan meminum air putih yang ada di atas nakas nya, ia keluar dari kamar menyadari perubahan suasana ruangan nya. Barang-barang walaupun tidak seramai biasa nya, tetap elegant dengan tataan yang pas. Rea terdiam memandangi rumah nya.
"Perasaan malem berantakan deh" Gumam Rea ketika menyadari hal yang aneh
Mata nya langsung terbrlalak ketika ingat bahwa ia pergi tertidur duluan meninggalkan Reza yang masih didalam rumah, Rea langsung berkeliling memanggil nama Reza. Saat sampai di dapur itu terdiam memandangi sebuah piring yang tergeletak di meja makan.
Rea langsung terduduk di bangku, menatap nasi goreng yang dibuat oleh seseorang. Disamping nya terdapat not kecil dengan surat singkat didalam nya
...Gue pergi duluan maaf....
...Sekalian gue buatin makanan...
... Reza...
Rea terkekeh kecil lalu memakan nasi goreng nya dengan semangat, ia menggeleng kan kepala nya antusias ketika merasakan rasa yang pas untuk lidah nya. Kejadian kemarin malam benar-benar membuat nya terus dimabuk kepayang, benar-benar hal yang tak pernah diduga nya sebelum nya. Memang benar ya, pelet wajah Rea sangat manjur
Rea langsung bersiap menuju sekolah nya, mood nya sangat baik dan menanti untuk bertemu dengan Reza nanti. Iseng juga Rea membelikan kue yang ia beli tadi, walau ini dibeli dan bukan dibuat. Kue ini juga sangat berharga, karena Rea benar-benar tulus memberikan kue ini.
"REAAAA!! " Panggil seseorang dari arah belakang, Rea menoleh mendapati Rey yang menuju ke arah nya.
"Liat El? Dari kemarin gue ga liat dia. Ihh kangen banget.. " Kesal Rey cemberut, Rea menghela nafas nya berat.
"Gatau, semalem gue tidur panjang" Saut Rea
Rey terdiam, ia menatap Arsen berkaca-kaca. Arsen mendengus membuang wajah nya kesamping.
"Bantuin cariin Re, nanti gue beliin apapun yang lo mau deh" Ujar Rey memohon mata nya berkaca-kaca.
"Gue sibuk" Dengus Rea
"Reee... Aaa pli--" Ucap Rey terhenti
"REAAA YUHUUUU" Panggil El dari belakang
"Nah kan panjang umur"Gumam Rea
Rey tersenyum sumringah lalu melebarkan tangan nya agar El mudah untuk memeluk nya, angan-angan nya luntur ketika El melewati diri nya dan malah memeluk Rea.
" kasian"Ucap Arsen dengan tampang flat nya.
Rey menekukkan bibir nya.
"Aaaa Rea sumpah gue kangen banget sama lo uuu" Gemas El
"Kata nya jangan ketemu lo dulu" Kesal Rea
"... "
El tersenyum canggung lalu kembali memeluk Rea dengan begitu erat.
"Gajadi deh, gabisa gue jauh dari lo" Saut El tersenyum senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments