11. Amarah Reza

"APA! " kaget Rey berhasil membuat Rea maupun Arsen menatap Rey kesal.

"Bara... gay?? " Ucap Rey melongos, otak nya mendadak menjadi lola.

"Ya kayak gitu" Ucap Rea

Rey langsung menatap Rea serius, "Terus, lo gimana? "

Rea terdiam menatap Rey, "Ya gue gimana? Emang gue kenapa"

"Lo kan suka sama Bara.. "

"... "

Rea terdiam mengucek-ucek kuping nya yang tak gatal, rasa nya Rea tidak pernah memberitahukan sesuatu tentang diri nya ke Rey maupun Arsen. Ia hanya cerita pada El dan sangat mustahil El memberitahukan rahasia ini, Rea langsung menatap Rey menyelidik

"TAU DARIMANA LO! " Sentak Rea

"Lah, orang jelas banget kok dari sikap lo ke Bara. Lo pikir gue bodoh" Ucap Rey

Rea kembali terdiam.

"Gue pikir Bara ngga gay, soal nya kalo dinovel-novel kan orang yang dingin gitu masih lurus. Tapi kenapa Bara malah belok" Selidik Rey

"hahh.. Apa jangan-jangan Bara suka sama gue?!! " Gidik Rey ngeri.

"Bara masih punya otak kali suka sama yang warasan dikit" Dengus Rea, Rey terkekeh lalu mengeluarkan kedua jari nya.

"Rumor lo" Ucap Arsen membuat Rea terdiam

"Rumor? Kenapa? " Bingung Rea, Arsen terdiam lalu memalingkan wajah nya.

"Tentang gue sama cowo baru itu? " Tanya Rea lagi

"Ya" Jawab Arsen dengan wajah flat nya.

Rea mendengus, Rey menatap Rea seolah minat. Rey sebenar nya cukup prihatin dengan kondisi Rea, dia mencintai orang yang salah. Apalagi cinta nya bertepuk sebelah tangan, benar-benar double kill. Menurut Rey sendiri, posisi Rea kali ini cukup sama dengan diri nya yang menyukai El sendiri.

"Gue mau coba lupain Bara, dan deket sama cowo lain"

"... "

"HAH! APA GUE GA DENGER" Kaget Rey mengguncang tubuh Rea

"Aduh lo kenapa sih! " Sentak Rea kesal, kepala nya jadi berputar-putar karena pusing

"L-llo mau deket cowo lain? " Lirih Rey

Rea mengangguk membenarkan.

"?? " Wajah Arsen yang ikut kaget serta bingung, ia tidak mengeluarkan sepatah kata pun membuat suasana cukup hening.

"Iya, gue nyoba pake ca-"

"HEH LO DIAJARIN SAMA SIAPA HAH, MANA ADA KAYAK GITU" kesal Rey

"Cewe lo! "

"... "

Rey terdiam, jika menyangkut soal El Rey akan menjadi sangat luluh dan tidak bisa membantah.

"Lo tau apa yang lo lakuin ke orang itu? " Cicit Rey

"Apa? "

"Lo manfaatin dia doang"

Rea terdiam. Satu hal yang tak pernah terpikirkan oleh diri nya sebelum nya, namun jika dipikir-pikir memang benar. Rea seperti hanya membutuhkan Reza hanya untuk kepentingan nya sendiri, ternyata benar diri nya memang tidak tau arti kata tulus.

Seseorang dibalik tembok terdiam menatap kearah depan dengan tatapan mata tajam, setelah nya ia pergi sambil bersecih kesal.

***

"Gue pusing"lesu Rea

El terdiam memandangi wajah Rea, ia juga tidak memiliki solusi. Masalah nya diri nya juga tidak pernah tau apa arti kata tulus, yang ia tau hanya 'Apapun yang menguntungkan, ia akan memilih'. El selalu berfikir seperti itu, jadi untuk arti kata tulus sendiri, El tidak mengerti.

" Perasaan kan gaada yang tau, coba aja siapa tau kedepan nya lo tau arti kata tulus"Ucap El menjelaskan

"Jadi sekarang gue harus apa? "

"Temuin Reza lah, masa mau minta sedekah" Ujar El mendelik.

"Lo yakin, gue bakal berhasil? " Tanya Rea ragu

"Ngga sih, tapi kalo lo belum nyoba siapa yang tau kan"

Rea mengangguk membenarkan, mungkin setelah ini ia akan bertanya pada Reza mengenai apa arti ketulusan. Ahh tidak, bukankah Rea akan menjadi sangat murahan jika bertanya seperti itu? Haruskah diri nya mencari tau apa itu ketulusan. Tapi bukankah lebih bagus bertanya pada ahli nya, atau Rea harus membayar psikolog untuk menjelaskan hal ini?

"Tuh Reza, samperin gih" Ucap El mengkode Rea, Rea menatap kearah sudut ruang dimana ada Reza yang sedang membawa nampan makanan dan beberapa siswi yang mengintil di dibelakang nya.

Rea menatap El ragu, El menyemangati Rea dengan menunjukkan kedua kepalan tangan nya. Rea menarik nafas nya lalu menatap Reza dengan berapi-api, kali ini ia pasti akan menemukan jawaban nya. Rea berjalan menuju Reza, adik kelas yang mengintil itu langsung undur diri karena melihat wajah garang Rea.

"Hai rez-" Ucap Rea terhenti

Reza langsung berdiri meninggal kan Rea yang baru saja ingin duduk, bahkan tanpa sepatah kata reza meninggal kan diri nya. Walau kaget Rea tak menggubris hal itu dan kembali menarik lengan Reza

Grep..

Tangan Reza dicekal oleh Rea, baru saja Rea ingin berbicara. Tangan nya sudah di sentak hingga menyebabkan Rea terjatuh akibat kurang siap nya, masalah nya tadi Rea tidak berdiri dengan benar apalagi Reza menyentak nya dengan kasar. Alhasil sekarang Rea terduduk dibawah sesekali meringis.

"Apa yang lo mau dari gua hah! " Bentak Reza berhasil membuat Rea terdiam, Rea benar-benar tak mengerti kenapa Reza membentak nya dihadapan banyak orang. Apalagi sekarang Rea benar-benar tak tau apa-apa.

"Gue cum-"

"Sialan" Desis Reza mengacak rambut nya frustasi.

Rea semakin dibuat diam tak mengerti, kenapa Reza sampai berdesis sambil mengumpat?. Apa yang Rea lakukan hingga membuat Reza semarah ini

"Bisa ga sih lo gausah ngikutin gue lagi! "

Seluruh atensi di kantin menatap kearah Rea dan Reza. Reza jarang sekali membuat masalah malah ia terkesan menghindari masalah, sedangkan Rea sendiri ia memang pembuat onar tapi tidak pernah sekalipun Rea terdiam tanpa berkata-kata. Biasa nya Rea akan balik membully dan mengucapkan kata-kata yang cukup pedas

Rea terdiam, tangan nya mengepal. Ia tidak marah, tapi ia malu. Saat ini ia disaksikan oleh banyak orang dan terlebih lagi, orang yang membentak nya adalah Reza.

"Emang bener ya, orang kayak lo itu ga seharus nya hidup di bumi" Sinis Reza.

Rea merasakan serangan tak kasat mata menusuk ulu hati nya, "Emang nya, siapa yang mau hidup di dunia? " Gumam Rea.

Walaupun Rea mengatakan itu sangat pelan, Reza masih bisa mendengar nya dengan sangat jelas. Ia sama sekali tak menggubris ucapan Rea dan malah menatap tajam Rea, seolah Rea adalah wanita hina yang memang tak pantas hidup.

"Gue yakin orang tua lo bakal malu sama lo, apalagi ibu lo" Kecam Reza

Semua orang mulai berbisik-bisik, memang nya siapa yang tidak tau asal usul keluarga Gilsha. Keluarga yang mempunyai perusahaan terkenal semanca negara?, mungkin karena Reza adalah orang bawah ia jadi tak mengetahui. Dan apakah Reza tau bahwa Rea paling sensitif jika menyangkut ibu nya.

"APA LO SEMUA TAU HADIAH YANG KALIAN KASIH KE REA, SEMUA NYA DIBUANG DI TEMPAT SAMPAH DEKET SEKOLAH! " Ujar Reza membeberkan satu fakta.

Semua murid makin berbisik-bisik, gerombolan semakin ramai akibat pertengkaran dua remaja ini. Banyak yang menyibir dan menghina Rea terang-terangan, melupakan satu fakta bahwa Rea adalah pewaris sah dari keluarga Gilsha. Reza tersenyum sinis, ada gejalar tak enak yang menguasai diri nya. Reza memang tak berniat mengatakan ini, namun jika hal ini dapat membuat Rea jera dan menghindari nya. Reza akan sangat berterima kasih untuk itu.

Rea diam tak menjawab, apapun yang Reza katakan semua nya memang benar. Rea sama sekali tak membela diri nya, pada awalnya Rea memang tidak pantas hidup dan ada didunia ini. Rea hanyalah manusia kotor yang pantas mati, lihat bahkan semua orang menyupahi diri nya mati.

"Gue harap lo ga pernah muncul dihadapan gue lagi, kalo bisa lo mati aja. "

Deg...

Rea tak mampu membuka suara nya, tenggorokan nya kering suara nya tercekat disana. Reza melenggang pergi meninggalkan Rea yang masih terduduk dibawah, Rea berdecih lalu berdiri. Didepan nya ada seorang wanita yang menampilkan ekspresi garang dengan tangan yang dilipat di dada.

"APA LO SEMUA KUMPUL-KUMPUL, BUBAR! " Marah El, perlahan semua orang yang bergerumun langsung pergi. Alih-alih takut mereka malah mencemooh Rea dari belakang.

"Kenapa malah diem? Kemana Rea yang gue kenal?, kemana Rea yang selalu ngebales ucapan sampah orang-orang itu" Decih El kelewatan marah.

Selama hidup nya ia paling benci direndahkan, dibandingkan itu El lebih suka merendahkan. Dan saat melihat teman seperjuangan nya, yang tak menggubris dan malah terkesan pasrah membuat El benar-benar ingin menonjok wajah Rea. El tak masalah dengan ucapan Reza walau keterlaluan rasa amarah nya ke Rea lebih besar.

"Bangs*t,jangan temuin gue lagi setelah ini" Ucap El lalu melenggang pergi meninggalkan Rea yang tak berbicara sama sekali.

Hari sudah mulai sore, aktivitas para warga sekolah mulai mengurang. Hanya masih ada beberapa siswa/i yang masih ada disana, salah satu nya. Laki-laki yang masih membuka buku dan menyatat materi diatas kertas, tangan nya dengan lihai bergerak kesana kemari sambil membawa pulpen nya.

Tuk..

Pulpen itu diletakan, ia merenggang kan badan nya. Menoleh kearah jendela menatap lapangan yang berwarna oren karena terkena sinar matahari yang mulai turun, semenjak kejadian tadi dikantin. Reza sama sekali tak melihat Rea lagi, bahkan ia tak masuk kelas. Inilah hidup yang Reza inginkan, tidak ada penganggu sama sekali.

Ceklek

Pintu berwarna putih itu terbuka menampilkan seorang gadis cantik dengan buku ditangan nya, ia membenarkan kacamata nya lalu mengalihkan pandangan nya. Bibir nya menyungging ketika melihat punggung laki-laki yang sedari tadi ia cari, ia berlari kecil menuju laki-laki itu.

"Kak Reza! " Seru gadis itu, Rea menoleh lalu tersenyum tipis.

Dia adalah Maryam adik kelas nya, hubungan nya dengan maryam memang tidak dekat namun juga tidak jauh. Sesekali mereka masih betegur sapa, atau maryam yang menanyakan sesuatu pada nya. Maryam merupakan gadis manis dan lembut, ia juga anak yang sangat patuh dengan agama. Jilbab nya yang berwarna putih berterbangan mengikuti arah angin.

"Kenapa May? " Tanya Reza, khusus untuk Maryam Reza memanggil nya dengan sebutan 'May. Agar terkesan simple, dan juga awal pertemuan mereka itu di awal bulan Mei.

"Aku dipilih jadi peserta lomba fisika kak" Ucap Maryam dengan lembut

Reza mengangguk.

"Ada beberapa soal yang belum aku pahami, kata bu Riska aku disuruh tanya ke kakak" Ujar nya

"Mana soal nya? " Tanya Reza

Dengan semangat Maryam langsung memberikan sebuah buku yang sudah tertulis soal didalam nya, Reza membaca soal itu lalu mengangguk. "Gampang, lo cuma harus masukin rumus terus tambah sama rumus yang ini"

Maryam tampak memperhatikan Reza dengan teliti, Reza yang suka sekali dengan pelajaran mengajari Maryam dengan antusias. Walau suara nya terkesan acuh atau nada nya yang kadang menyebalkan, Reza tetap menyukai kala ada seseorang yang bertanya pada diri nya. Artinya diri nya ini dibutuhkan, hal sekecil itu saja kadang membuat Reza puas. Reza menjelaskan secara rinci dan detail, tak lupa memberikan beberapa tips agar Maryam lebih mengerti dan paham

"Oke kak aku paham, Makasih yah" Ucap Maryam tersenyum senang, Reza mengangguk kecil lalu kembali bersender pada senderan bangku.

"Oh ya kak, denger-denger kakak ribut sama kak Rea? " Ucap Maryam berbasa-basi

Reza berdehem kecil.

"Waktu itu kak Rea nemuin aku kak" Ucap Maryam melanjutkan

"Dia ngapain lo? " Desis Reza yang tampak emosi

Maryam tersenyum kecil, Reza menunjukkan seolah ia khawatir pada diri nya. "Dia ga ngapa-ngapain aku kok kak, malah kak Rea itu baik Banget" Ucap Maryam

Reza menaikan sebelah alis nya, baik di sisi mana nya?

"Waktu itu aku ga masuk beberapa hari karena harus jagain adik aku yang lagi dirawat dirumah sakit, karena ga punya uang yang cukup aku jadi harus kerja lebih giat lagi. Nah waktu itu setelah pulang kerja aku pulang kerumah sekalian mau ambil baju adik-adik aku" Ucap Maryam menjelaskan

"Ternyata disana ada kak Rea didepan rumah aku, dia berdiri sambil natap bintang-bintang gitu. Aku kaget karena waktu itu udah jam 11 malam" Jelas Maryam

"Ternyata kak Rea udah nunggu aku dari sore, dan cuma mau nanyain alamat kak Reza"

"Karena kasian aku kasih tau deh" Ucap Maryam yang mengecilkan volume suara nya, ia menatap kearah Reza yang terbengong.

"Maaf karena aku ngasih alamat kakak tanpa seizin kakak"

Reza terdiam, ia mulai berfikir kenapa Rea harus repot-repot mencari alamat rumah nya jika mempunyai koneksi yang luas. Ntah drama apalagi yang dilakukan perempuan itu.

"Walau keliatan nya kak Rea jahat, dia baik banget. Aku baru tau ternyata kak Rea salah satu donatur di panti deket rumah aku"

"Dia juga ngobatin biaya adik aku. Tapi dia ga ngomong apa-apa"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!