Bara menghampiri Rea yang sudah berada didepan kelas nya, hari ini adalah hari jumat. Hari terakhir sekolah, mata nya menatap Bara dengan senyum yang mengembang. Seolah tak ada kejadian mengerikan kemarin
"Lama banget lo" Kesal Rea, Bara terkekeh lalu mengusap lembut kepala Rea
"Sory, tadi ada hal yang harus gue urus" Jawab Bara, Rea hanya mengangguk mengiyakan saja
"Bara main timezone yuk, udah lama Banget ga kesanaa" Ucap Rea, Bara tampak berfikir sejenak.
"Boleh ya? Lagian juga besok wekend" Lanjut Rea, Bara tersenyum tipis lalu mengangguk kecil
"Yess!! " Seru Rea kesenangan.
"Tapi jangan cape-cape hm? " Ucap Bara, Rea mengangguk
Mereka langsung menaiki motor sport hitam kesayangan Bara, sebelum naik Bara memakaikan helm pada Rea. Hal itu membuat beberapa siswi berteriak histeris, padahal yang diperlakukan manis adalah Rea tapi yang baper para siswi-siswi itu. Persis seperti kaum tiktok.
Clek...
"Pake" Ucap Bara menyodorkan jaket hitam nya, Rea menggeleng
"Gerah ah gamau" Ucap Rea, Bara menatap tajam Rea
"Lo mau paha lo gue ukir? " Sentak Bara, Rea langsung tersenyum dan mengambil jaket itu. Habis nya Bara kalau marah serem nya melebihi apapun.
Rea langsung mengikatkan jaket itu pada pinggang nya, memang selama naik motor Bara tidak pernah suka Rea mengumbar aurat nya seperti itu. Bara juga pernah membakar seluruh pakaian haram nya ntah karena apa, Rea hanya bisa terdiam meratapi nasib. Masalah nya baju haram itu mahal-mahal walau kurang bahan.
Motor hitam itu melaju dengan kencang kearah sebuah mall yang cukup besar dikota jakarta, padat nya kendaraan membuat hawa panas dan polusi udara meningkat. Bara dengan mudah nya menyalip ke kanan dan kiri sehingga mereka lebih cepat sampai.
Mereka sampai disalah satu mall ternama, mereka masuk dan Rea dengan perasaan senang nya mengelilingi mall. Tak jarang ada yang memuji kemesraan mereka berdua.
"Bara, ayo main capit boneka!! " Seru Rea, Bara mengangguk mengiyakan saja
"Tapi ada aturan nya, yang menang boleh minta apa aja ke yang kalah asal ga macem-macem " Ucap Rea
"Oke" Setuju Bara, Rea langsung menggesek kartu nya
"Gue mulai duluan ya" Ucap Rea
Tangan Rea terulur memegang kedua tombol yang ada didepan nya, dengan perlahan-lahan Rea memencet tombol satu nya lagi. Rea senang kala capit nya mengenai satu boneka panda yang didapat.
"YESS MENANG WLEEE!! " Pekik Rea senang, Bara menggeleng melihat tingkah kekanak-kanakan teman nya itu.
Sekarang giliran Bara, saat memegang kedua tombol itu tiba-tiba saja muncul sebuah ide licik di otak nya. Bara langsung memainkan permainan capit itu, sayang nya kali ini Bara tidak memiliki keberuntungan hingga capit nya meleset begitu saja.
"Pftt.... " Kekeh Rea, Matanya menatap Bara dengan tajam
"Lo kalah"
Bara mengangguk pasrah, "Jadi lo pengen apa? " Tanya Bara
Senyum miring terukir dibibir gadis cantik itu, tangan kanan nya diangkat membuat Bara bingung. "Gue mau nyentil kepala jelek lo itu"Ucap Rea membuat Bara mendengus kesal
Bara memajukan kepala nya memudahkan Rea untuk menyentil dahi nya, Rea tentu kesenangan dan menyentil dahi Bara dengan menggunakan kekuatan seluruh alam semesta dan tenaga dalam nya. Singkat nya begini saja, kapan lagi kan mukul kepala Bara tanpa orang nya marah
Tak....
Bara tersenyum kecil, sentilan itu ibaratkan gigitan serangga sama sekali tidak terasa. Ekpresi Bara yang sama sekali tidak kesakitan membuat Rea kesal setengah mati.
" sakit ga? "Tanya Rea
" kalo sakit kenapa? "Tanya balik Bara
" Emang beneran sakit ya? Perasaan ga kenceng deh"Panik Rea yang langsung buru-buru mengusap dahi Bara, melihat reaksi panik Rea membuat Bara senang ntah kenapa
"Sentilan lo kayak gigitan semut" Lanjut Bara
"Iya, semut purba kan? " Jawab Rea, Bara terkekeh.
"Sama sekali ga kerasa Ra" Ucap Bara, Rea yang kesal langsung menatap capitan boneka itu
"Kali ini pasti kerasa! " Tekad Rea bulat, ia ingin membuat dahi Bara benjol hingga membiru. Ia memang memiliki sedikit dendam kesumat.
Ronde satu...
Tak...
Ronde dua...
Tak...
Ronde tiga..
Tak...
"HAHAHA GILA KALAH MULU LO!! " Ngakak Rea, ia senang Melihat ekspresi tak mengenakan dari Bara. Ia sudah memenangkan beberapa kali boneka sedang kan Bara nol sama sekali.
Bara sebenar nya cukup kesal dengan tingkah Rea, untung teman..
"Sekarang giliran gue kan? " Ucap Bara yang mulai sewot
Rea mengangguk, sesekali mengusap ujung mata nya yang mengeluarkan cairan bening yang kata nya asin. "Pengen nyoba boleh ga ya? "
"Jangan aneh-aneh Rea" Kesal Bara, Rea langsung mengusap tangan nya ke baju nya. Bara begitu fokus menatap mainan capitan ala bocah ini.
Grep...
Bara tersenyum miring kala ia berhasil mecapit boneka jerapah, Rea menegang saat capit itu mulai berjalan Rea terus merapalkan doa agar boneka itu jatuh. Namun sayang nya, Boneka itu jatuh tepat ditempat nya.
Bara tersenyum miring kala ia berhasil mendapatkan kemenangan nya, Rea meneguk ludah nya kasar.
"Gue bilang juga apa, pasti menang" Ucap Bara, Rea mendelik tajam.
"Awas gue juga nanti menang" Sombong Rea, Ia langsung mengarahkan tangan nya kedua tombol itu. Namun seperti nya kali ini keberuntungan memang tak lagi berpihak pada nya.
Nyess...
Jantung Rea rasanya ingin berhenti berdetak saat tau bahwa diri nya kalah dalam permainan, ia tadi menyentil Bara dengan sekuat tenaga sekitar empat kali. Satu sentilan Bara aja bisa membuat Rea terpental hingga antartika, Bagaimana jika empat?
"Ekhem.. Oke gue kalah" Ucap Rea mengalihkan pandangannya.
Bara tersenyum miring, "So gue boleh minta apa aja dong? " Tanyanya
Rea mengangguk lemah. "Jangan macem-macem ya bar"
Bara menggeleng, "Satu macem doang" Ujar Bara
Tangan Bara terulur menuju dahi Rea, Rea yang takut merasakan sakit akhir nya menutup matan ya agar tidak melihat pemandangan dewasa seperti ini. Tanpa sadar selama beberapa detik ia memejamkan mata, sama sekali tidak terasa rasa sakit di dahi nya. Saat membuat mata nya perlahan Bara tengah tersenyum tipis, hal itu membuat Rea kesal
"Lo ngerjain gu-" Ucap Rea terhenti
Cup....
Rea terdiam dengan tubuh yang mematung, Tangan kanan Bara berada di belakang kepala nya sedangkan bibir Bara benar-benar menempel pada dahinya. Hal itu mampu membuat jantung Rea berdebar kencang, Bara semakin memperdalam kecupan singkat di dahi itu membuat seolah Bara tengah terobsesi dengan Rea.
"Gila" Desis Rea terkekeh, Bara menatap wajah Rea tangan nya terulur untuk mengelus pipi Rea
Cup...
Rea iseng dan ingin melakukan seperti hal yang Bara lakukan, beda nya Rea mengecup Bara disudut bibir Bara. Hal itu membuat Bara terkekeh
"Nakal" Sentil Bara pada dahi Rea, Rea hanya terkekeh.
"Pulang yuk, udah dapet banyak nih. Gue nanti bingung mau taro dimana" Ucap Rea, Bara mengangguk lalu menggiring Rea menuju ke rumahnya.
....・✫・゜・。....
Hari ini adalah hari minggu, tepat setiap minggu Rea dan Bara selalu menghabiskan waktu bersama atau lebih dingkat nya fulltime. Hari ini juga hari terakhir Rea tinggal dirumah ini,sebener nya Rea bukan tinggal dirumah mewah ini. Rea tinggal di sebuah apart yang tak jauh dari sekolah nya, ia kesini karena memang sudah perjanjian dengan Reno,ayah nya. Rea butuh uang dan Rea belum bisa menghasilkan uang sendiri
Reno menyuruh Rea agar berada di rumah setidaknya 3 hari dalam seminggu,Rea sih oke-oke saja selama uang dan warisan tetap mengalir. Hanya saja ia baru tau bahwa ayah nya juga mengatakan hal yang sama pada Andre, kakak nya.
Saat ini Rea dan Bara sedang berada didalam kamar, Bara tengah memainkan laptop nya dengan Rea yang tertidur diperut Bara dengan handphone yang dipegang.
Perasaan Rea benar-benar campur aduk, seharus nya hari ini ia mengungkapkan rasa nya. Hanya saja ntah kenapa ia malah jadi ragu, jantung nya terus berdetak abnormal membuat nya semakin ragu.
"Bara.." Panggil Rea pada Bara, Bara berdehem menyauti panggilan kella.
"Kalo gue suka lo, gimana? " Ucap Rea berhasil membuat Bara berhenti melakukan aktivitas nya.
"Kenapa nanya gitu?" Lembut Bara mengelus rambut Rea sayang.
"Ya gapapa sih kan nanya doang, terus kalo lo suka gue gimana? " Tanya Rea, Bara tampak berfikir sejenak.
"Mungkin gue bakal ngungkung lo dan milikin lo seutuhnya" Ucap Bara, Rea terdiam meresapi ucapan Bara.
Rea langsung terduduk di kasur nya, hal itu membuat Bara juga ikut duduk dengan posisi yang benar. Mata Rea menyorot sendu kearah Bara, Bara sebentar bingung dengan kondisi akward ini rasanya aneh.
"Bar sebenar nya.. " Ucap Rea yang tampak masih ragu, Bara terdiam menatap Rea yang berusaha untuk berbicara
"Gue.. "lanjut Rea terpotong karena kembali ragu
" Gue suka sama lo"Cicit Rea
"Maaf karena gue mendem perasaan yang ga seharus nya ada, gue gatau sejak kapan tapi gue suka sama lo Bara" Ucap Rea dengan perlahan, mungkin jika orang biasa yang mendengarkan akan terasa nyaru. Tapi tidak dengan Bara, Bara mendengar semua nya dengan sangat jelas.
"Makasih karena udh mau jujur, Rea" Ucap Bara mengelus puncak kepala Rea
Pipi Rea kian memanas mendapatkan perlakuan seperti itu, rasa nya antara senang sekaligus sedih ntah kenapa.
Sedangkan disisi Bara, ia tidak mengerti bagaimana harus menjelaskan ini kepada Rea. Ia takut ketika nanti melihat reaksi Rea, rasa nya benar-benar...
"Bara lo--" Ucap Rea terhenti ketika Bara menyela ucapan nya
"Tapi maaf Ra" Ucap Bara berhasil membuat Rea terdiam, jantung nya berdebar keras membuat Rea panas dingin. Perasaan nya sudah tak enak apalagi saat melihat tatapan Bara yang seolah sangat amat menyesal.
"Gue.. "
"Gue suka sama Andre"
Deg..
Layak nya sebuah kaca yang begitu rapuh namun dihantam berkali-kali oleh palu, itu yang Rea rasakan sekarang. Hancur, tanpa sadar air mata Rea lolos keluar dari mata nya menimbulkan jejak basah dikedua pipi nya.
"Maaf Ra, Tapi gue menyimpang"
"Gue ga suka sama lain jenis, melainkan sesama jenis"
Deg..
Lagi-lagi ucapan Bara berhasil membuat Rea terdiam seribu bahasa, sesak sekali dada nya mendengar ucapan Bara. Telepon yang Rea genggam tiba-tiba menyala dan bergetar, dari awal percakapan Rea sudah menelpon El yang kepo tingkat tinggi. Ia yakin El juga sama terkejut seperti dirinya.
"Maaf Ra, Gue suka sama abang lo. Andre"Ucap Bara
Rea langsung turun dari ranjang karena keterkejutan nya, Bara yang melihat itu ikut berdiri.
" G-ggue "Bingung Rea, ia bahkan sudah tak bisa berkata-kata lagi saking syoknya.
" Kenapa harus Andre Bara? "lirih Rea menatap Bara berkaca-kaca, jika ia tidak menahan air mata nya mungkin saja sudah lolos banyak dari tadi.
" Maaf"Sesal Bara, ia juga tak mengerti namun mencintai seseorang tidak butuh alasan kan?
"Lo kecewa? " Tanya Bara pada Rea
Rea menggeleng, "Gue ga pernah kecewa dengan keputusan lo Bar,Tapi kali ini Gue kecewa sama lo" Ucap Rea
Tidak bukan Rea tidak menyukai pengakuan Bara, Rea juga tidak mempermasalahkan penyakit yang diderita Bara hanya saja kenapa dari sekian banyak orang yang ada di dunia, Bara harus menyukai kakak nya?. Rea benci ini, dari awal yang salah adalah Rea. Rea berani menyukai Bara tanpa tau konsekuensi yang ada.
"Kenapa dari banyak orang, kenapa harus Andre? "
"Cinta itu buta Ra, Gue juga gatau tapi rasa nya setiap deket Andre gue selalu ngerasa perasaan nyaman. "
Nyutt...
"Jadi, alasan lo ngurung gue digudang karena Andre? " Tanya Rea mengusap bukit air mata yang turun
Bara terdiam tak berani menjawab, mengenai soal itu Bara rasa iya.
"Gue bahkan kena luka tusukan karena itu" Lirih Rea lagi, Kali ini ia terisak menahan sakit di dada nya.
"Lo tega banget Bar, Lo tau hubungan gue sama keluarga gue kayak gimana"
"Hik... "
"Maaf" Hanya itu yang keluar dari bibir Bara.
"Pergi.. " Usir Rea, Bara menggeleng keras. Tak mungkin ia meninggalkan Rea dengan keadaan seperti ini
"Pergi Bar.. "
Bara masih tak bergeming.
"PERGI ELBARA!! "Sentak Rea menunjuk kearah pintu
Bara menghela nafas nya, ia berjalan mendekati Rea yang masih terisak dengan mata yang menyorot tajam pada diri nya.
" Denger ini Rea, sampai kapanpun lo gabakal bisa jauh dari gue"Ucap Bara, Ia terus mendekat sedangkan Rea memundurkan badan nya
"Kita itu ibarat bumi dan langit, gaboleh kepisah Ra" Lanjut Bara
Rea terpojok.
Tak ada jalan untuk pergi, Bara sudah benar-benar mengungkung nya.
Grep...
"Gue gabakal biarin lo pergi dari hidup gue, camkan itu" lanjut Bara
Bara tau betul jalan pikir Rea, mereka sudah berteman bertahun-tahun. Mengenal karakter Rea itu cukup mudah, setelah ini ia yakinkah Rea akan pergi keluar negeri. Tapi apapun usaha Rea itu tak akan berhasil karena, Bara butuh Rea
Dan Rea tak boleh pergi dari hidup Bara, Bara memang egois.
Cup..
Bara mengecup dahi Rea sayang, mata nya terpejam merasakan bibir nya yang menyentuh dahi milik Rea. Setelah nya ia pergi meninggalkan Rea sendiri, kali ini Bara membiarkan Rea untuk sendiri. Setelah ini, Bara tidak akan pernah kembali melepas Rea ingat itu.
Pergi nya Bara berhasil membuat tangis Rea pecah tak terbendung, tembok kokoh yang membatasi air matanya itu hancur roboh. Rea berangsur-angsur turun berjongkok ditembok, ia memeluk diri nya karena merasa sakit
"Lo jahat bar.. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments