Didalam sebuah kamar yang tampak elegant dengan pernak pernik yang berharga miliaran itu, disisi ranjang terdapat seorang gadis yang tengah melamun. Cahaya matahari sama sekali tidak menyinari ruangan itu, ruangan yang tampak gelap.
"Hah... " Helaan nafas itu terdengar dari mulut gadis itu, gadis itu menatap handphone nya yang berada di atas nakas. Ia berfikir sejenak.
Setelah kejadian tadi, Rea langsung buru-buru ditangani oleh dokter kepercayaan milik Bara. Untung nya pisau itu tidak tertusuk terlalu dalam hingga organ dalam Rea tidak ada yang rusak, hanya mendapat beberapa jahitan akibat kulit nya yang terbelah dua.
Sebenar nya ia merasa aneh dengan Bara, tadi Bara menatap nya dengan tajam seolah Rea memiliki sebuah kesalahan besar. Oke, Rea akui ia memang salah karena berkata seperti itu karena terbawa emosi tentu nya. Saat melihat tatapan Bara yang begitu sendu dan lembut menatap kakak tiri nya yaitu Andre membuat nya merasa aneh.
Apa Bara memiliki sesuatu yang tak diceritakan pada nya?
Tangan Rea terulur mengambil handphone dengan mereka apel yang digigit setengah, ia langsung membuka salah satu aplikasi room chat.
El
^^^Elll gue butuh lo!^^^
Apa? Gue lagi streaming nih
^^^Mau cerita ಥ_ಥ^^^
Rea terkekeh, lalu kembali mengerikan sesuatu diroom chat itu. Sedangkan di sisi lain, El yang tengah menonton netflix di TV menatap handphonenya penuh minat.
Digoshting Bara lagi ya(∵)?
^^^Bukan digoshting, tapi..^^^
^^^Bara tadi aneh.^^^
Tunggu!!!...
Dateng ke cafe xxx aja, cerita disana
Gue otw.
Melihat itu Rea dengan langkah gontai nya menuju walk in closet dan mengganti baju nya dengan pakaian casual, sesekali ia meringis karena luka nya yang tergesek-gesek. Setelah siap dengan penampilan nya, Rea langsung berangkat mengambil kunci motor nya dan tas kecil nya. Ia mengambil kecepatan penuh agar cepat sampai ke tujuan
"****, sakit Banget" Ringis nya memegangi luka nya, ia mengemudi dengan satu tangan. Sampai ia sampai pada salah satu cafe yang dituju oleh El, ia langsung turun dari motor dan menuju salah satu ruangan VVIP yang ada disana.
Ternyata El tengah menonton netflix disana, ia kira El menonton nya dirumah. Rea langsung terduduk disalah satu sofa dan mengambil makanan yang ada diatas meja, pandangan El seketika teralihkan. Mata nya menatap penasaran.
"Kenapa lagi? " Tanya El penasaran, ia cukup kasihan dengan teman nya yang sedang berada di zona friendzone. Ia masih tak mengerti kenapa gadis didepan nya ini belum juga menghapuskan perasaan nya, atau setidak nya mengutarakan perasaan nya.
"Gue.. Dihukum" Gumam Rea, Mata El terbelalak dan langsung menyingkat baju Rea kasar. Rea meringis karena gesekan kasar yang diberikan oleh El, mata El terbelalak. Lagi-lagi teman nya ini mempunyai luka, perasaan baru minggu lalu Rea bilang bahwa kepala nya bocor dan dijahit.
"Hah... dihukum Bara lagi? Emang lo ngapain sih ampe dihukum mulu" Dengus El kesal, ia memastikan tv yang ada didepan nya dan berfokus pada Rea yang tengah melamun. El juga termaksud teman kecil Rea, malah sebelum ada Bara El sudah ada disisi Rea. Tak jarang juga Rea memberitahu soal perihal ini, El sebenarnya kesal. Rea selalu memiliki luka berat ketika hampir seminggu, ntah apa yang akan terjadi minggu depan.
"Gue.. berantem sama Andre, Gatau kenapa Bara sensi banget" Curhat Rea, El menatap Rea penuh minat.
"Lo tau ga sih, kemarin Bara marah Banget ke gue terus gue dikurung didalam gudang selama dua hari tanpa mak-" Ucap Rea terhenti
BRAKK
"DUA HARI!! " Teriak El, ia tak habis fikir dengan pola pikir milik Bara. Masalah nya mereka ini adalah teman, tapi kenapa Bara bisa berbuat sekejam itu? Rea juga adalah perempuan yang harus nya dilindungi dan dilindungi.
"Fiks Re Bara pshycopat! " Seru El, Rea menggeplak kepala El kencang. El mendengus sebal.
"Sembarangan lo kalo ngomong" Kesal Rea, El terkekeh sebentar.
"Dengerin gue dulu! " Sentak Rea
"Jadi saat gue nangis-nangis mohon ke Bara, tatapan nya tajem banget seolah-olah gue bandar narkoba" Jelas Rea "Tapi aneh nya, kenapa saat Bara natap Andre. Tatapan nya berubah jadi sendu"
"Gue mikir, mereka ada sesuatu" Lanjut Rea, El terdiam.
Ia mengoyahkan fikiran negatif nya, lalu kembali menatap Rea. Ia kesal lantaran fikiran nya selalu menggerayangi kepala cantik nya itu
"Re sebenarnya gue gamau ngomong ini tapi, ada dua kemungkinan " Saut El menatap Rea
Rea diam memperhatikan El.
"Pertama Bara punya rahasia sama Andre. Dan yang kedua... " Ucap El ragu
"Apa? Jangan gantung deh" kesal Rea
"Bara... " Ragu Rea, Rea memajukan badan nya hingga kepala El dan diri nya begitu dekat. El berdehem sebentar
"Bara suka sama Andre"
Plak...
"Ngigo mana ada! " Sentak Rea, El meringis kesakitan
"Yee kan kemungkinan jamal, gue juga ragu sebenar nya. Masa ganteng-ganteng gitu Gay sih"Ucap El
" jangan ampe deh bara jadi pengikut nya bunda ragil "Ujar Rea bergidik ngeri
El ikut mengangguk. " Tapi ya Re, selama ini Bara gapernah keliatan pacaran deh. Atau emang bener Gay? "
Rea terdiam.
"Ngga, dulu Bara pernah punya pacar"
"APAA!! " Sentak El kaget. "Bara si kulkas berjalan seribu pintu yang dingin nya melebihi kutub utara pernah pacaran?? " Kaget El tak percaya
"Iya pernah" Saut Rea
"Gila.. Gilaa, kok lo ga kasih tau gue sih. Kan bisa dijadiin gosip ini" Seru El, ia bertambah minat dengan percakapan ini.
"Itu udah lama banget, lagian juga cuma bertahan seminggu doang" Lanjut Rea
El menatap Rea dalam, "Terus, lo gimana? Masih suka sama Bara? "
Deg...
Jantung Rea berdetak lebih cepat, Rea menghela nafas nya. Memang benar, diri nya menyukai Bara yang notabene nya adalah sahabat sendiri, memang benar bukan? Persahabatan antara laki-laki dan wanita tidak akan pernah ada yang murni. Salah satu dari mereka memiliki perasaan lebih dari seorang teman, hal itu juga yang dirasakan Rea saat ini.
Ah tidak maksud nya dari dulu, sangat dulu. Kedekatan nya dengan Bara membuat hati nya selalu menghangat, kurang nya kasih sayang serta pengertian membuat Rea seolah tak memiliki sebuah cahaya kebahagiaan. Hanya saja saat itu Bara benar-benar hadir dihidup nya, diri nya lah yang membuat Rea percaya akan kehangatan cahaya itu lagi. Rea jadi memiliki teman, tempat keluh kesah dan tempat menyalurkan kekuatan nya serta menjadi sebuah penyemangat untuk diri nya. Hanya saja, karena kenyamanan yang ia dapatkan hati nya mulai meleleh dan perlahan.. Jatuh hati
Rea tak berani membicarakan ini pada Bara, atau bisa dibilang tidak niat. Tentu nya ia terus memikirkan persahabatan nya nanti, Bara sudah seperti segala nya bagi Rea. Jika Bara hilang, mungkin Rea akan mati. Itulah perumpaan Bara untuk hidup Rea, Rea tak masalah memendam ini sendiri. Selagi Bara ada, Rea akan senang.
"Y-yya gitu" Gugup Rea
"Saran gue aja ya Re, lo udah mendem ini dari lama banget kalaupun lo tahan terus lo yang bakal sakit. Menurut gue, sesekali gapapa kalo lo nyatain perasaan lo ke Bara"
"Gue yakin kok Bara bakal ngerti dan ga ngejauh dari lo, seenggaknya lo udah bisa mengeluarkan isi hati lo yang udah lama dipendem" Lanjut El
"Gue ga berani El, Nanti kalau Bara malah jadi benci gue gimana? "
Tak...
"Heh jamilah, mana ada yang kayak gitu. Lo sama dia udah temenan lama banget, gamungkin Bara bakal benci lo! " Kesal El, tangan nya terulur mengambil snack yang ada didepan nya
"Lagian Realistis dikit dong" Sentak El
"Sampai kapan lo bakal terus mendem? " Tanya El
"Sampai gue siap ngungkapin" Jawab Rea tersenyum tipis
"Keburu mati gue nya" Kesal El, Ia menghela nafas. Kisah cinta teman nya ini sangat rumit, ia jadi kesal sendiri. Padahal jika El ada di posisi Kella, mungkin El akan mengungkapkan nya urusan Terima tidak nya itu urusan belakang.
"Udah, lo ungkapin. Soal Terima ga terimanya urusan belakangan" Acuh El
"Kali aja Bara juga mendem hal yang sama" Ucap El berhasil membuat Rea terdiam.
"El.. Kalo Bara punya perasaan yang sama, apa yang bakal terjadi? "
El menatap Rea, bingung. "Ya pastinya lo berdua pacaran nikah punya anak happy ending deh" jawab El
"Lagian lo soal begini aja segala nanya"
Rea terdiam, ia berusaha memikirkan apa yang akan ia lakukan. Jika dengan hal ini membuat hati nya lega kenapa tidak mencobanya saja? Lagipula jika Bara memang tak memendam rasa, Rea hanya perlu melupakan nya saja tanpa menghapus persahabatan nya.
"Lo bener" gumam Rea
Senyum manis terbit di bibir gadis cantik itu, mata nya menatap cerah ke arah El. Betapa beruntung nya diri nya mempunyai teman seperti ini.
"EL, BANTU GUE BUAT NGUNGKAPIN RASA SIALAN INI!! " Seru Rea membuat El serius
"Hah? "
"Bantuin gue El, gue siap. Apapun konsekuensi nya, gua bakal hadepin. Kalo bukan sekarang, kapan lagi kan? " Lanjut Rea
El menatap Rea mesem-mesem, "AHHH AKHIRNYA, INI BARU BESTAII GUEE!! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments