14. Kabar Buruk

Rea terdiam didalam kelas nya dengan senyum yang mengembang, Hari ini El pergi membolos karena hari ini tepat ada nya acara silahturahmi antara dua sekolah. Rea awal nya diajak, tapi karena Rea harus bertemu Reza dan memberikan kue ini dulu akhirnya Rea memilih untuk datang terlambat.

Sayang nya berjam-jam ia ada dikelas Reza sama sekali tak muncul dipintu, hari ini juga dia absen disetiap mata pelajaran. Dan sebentar lagi jam pelajaran terakhir akan berakhir, hal itu membuat Rea terdiam dan sedikit kecewa.

"Cari dulu aja deh"Ujar nya masih berfikir positif, Rea memutari sekolah mencari keberadaan Reza. Mulai dari perpus, laboratorium, ruang guru dan beberapa tempat yang kemungkinan ada nya Reza. Namun sayang selama beberapa menit mencari Rea benar-benar tak menemukan Reza, jam pelajaran terakhir pun sudah berakhir hingga membuat Rea menatap kue yang ditangan nya sendu.

Rea berdiri tepat didepan tong sampah sekolah lalu membuang kue yang masih bagus itu kesana, Rea berjalan menuju mobil nya dan memilih untuk pergi kerumah keluarga Reza. Mungkin saja Reza sedang sakit dan tinggal dirumah orang tua nya, Mobil itu melaju cukup cepat dari biasa nya menuju ke perkarangan sempit daerah jakarta.

Tok.. Tok.. Tok..

" Bu... Ibu... "Panggil Rea mengetuk pintu.

Suasana cukup hening dan hanya ada suara Rea yang membuat kebisingan, Rea terdiam. Fikiran negatif terus memutar diotak nya, Rea mengetuk pintu itu dan berkali-kali memanggil siapapun yang berpotensi ada didalam rumah.

" Ada urusan apa neng? "tanya ibu-ibu yang memakai daster nya.

Rea menatap wanita paruh baya itu, " Orang rumah ini pada penasaran"Tanya Rea penasaran

"Oh kemarin malam bu Lili pingsan neng, terus dibawa ke rumah sakit"

Deg...

Rea terdiam, pantas saja Reza tidak mengabari diri nya. Ternyata mereka baru saja terkena musibah.

"Dimana rumah sakit nya?! " Panik Rea menatap wanita paruh baya itu

"Deket neng, puskesmas jalan xxx" Saut ibu itu

Rea langsung berlari menuju mobil nya lalu menjalankan nya dengan sangat cepat, ia harus segera mengecek keadaan lili. Walau lili bukan ibu nya, Rea sudah menganggap nya lebih dari seorang ibu, teman maupun sahabat.

"Dasar anak muda jaman sekarang, tata krama nya gaada hih" Sinis wanita paruh baya itu

Rea datang ke puskesmas yang dituju ia langsung masuk dan menuju ke repsesionis.

"Ada pasien yang semalem dateng kesini ga? " Tanya Rea

Suster itu terdiam, "Atas nama siapa ya kak? "

"Lili"

"Sebentar ya kak saya cari" Ujar suster itu lalu mengetik sesuatu di komputer.

"Baik kak atas nama lili sudah dialihkan kerumah sakit besar yang ada didaerah xxx nya, kalau boleh tau kakak siapa pasien? "

"Saya keluarga nya" Mantap Rea menjawab

Suster itu mengangguk, Rea langsung pergi menuju rumah sakit. Di perjalanan jantung nya terus berdetak cepat tak karuan, ia takut terjadi sesuatu pada lili. Saat sampai didalam rumah sakit Rea langsung masuk dan mencari ruang rawat inap, ia sudah hafal dengan jalur rumah sakit ini hanya perlu melihat kartus yang ada disamping pintu. Disana pasti tertera nama, ia terlalu panik hingga membuat diri nya lupa bahwa ia bisa bertanya ke meja repsesionis.

Rea terdiam ketika melihat name tag bernama lili, ia masuk kedalam dengan perlahan. Saat membuka pintu itu, ia melihat lili yang terbaring lemah diatas ranjang. Disamping nya ada seorang gadis yang sedang menangis tanpa mengeluarkan suara nya, Rea berjalan perlahan

"Reza dimana? " Tanya Rea pada Ajeng yang ada disana, Ajeng menoleh mendapati Rea. Ia mendengus lalu membuang wajah nya.

"Gatau"

Rea terdiam duduk disamping lili, mengusap lengan lili yang terdapat infus yang terpasang. Tangan nya sangat dingin, hingga Rea berinisiatif untuk memasukan tangan lili kedalam selimut. Ia berjalan pergi menuju ruang dokter yang ada disana.

Brak...

Tanpa menyapa atau memberi salam, Rea mendobrak pintu rumah sakit dengan kencang. Orang yang ada didalam ruangan nampak terkaget-kaget, namun mereka langsung terdiam ketika melihat seorang gadis yang begitu berpengaruh. Mereka semua menunduk memberikan salam.

"Dokter yang menangani pasien 112? " Tanya Rea menatap mereka semua.

"S-ssaya" Ucap dokter itu mengangkat tangan nya.

Rea keluar diikuti oleh dokter yang menangani lili, ia menatap dokter itu. Ia menatap cukup sinis terhadap dokter itu, walau sebenar nya usia nya dan dokter itu sangat jauh sekali. Benar-benar anak konglomerat yang tak sopan.

"Apa yang terjadi? " Tanya Rea menatap dokter itu, sang dokter nampak bergetar merasakan aura intimidasi dari Rea.

"P-ppasien memiliki kanker darah stadium 3"

Rea terdiam dengan jantung yang berdetak keras, mata nya bergetar mendengar itu. Sudah lama sekali Rea tidak merasakan perasaan yang begitu membuat diri nya selemah ini, kejadian itu ia rasakan terakhir kali saat ibu nya meninggal kan dirinya.

"Bagaimana pengobatan nya? " Tanya Rea

"Keluarga nya hanya membayar biaya perawatan dan akan dipulangkan setelah pasien bangun"

"Sialan" Desis Rea mengepalkan tangan nya

"Obati pasien sampai sembuh, apapun yang terjadi tidak boleh ada yang terjadi sesuatu pada pasien. Jika sampai hal buruk terjadi, semua akan disalahkan kepada Anda dokter" Kecam Rea

Dokter itu mengangguk takut, resiko jika bekerja dibawah naungan orang seperti Rea memang sangat amat mempertaruhkan nyawa.

"Saya akan melakukan semaksimal mungkin"

***

Kendaraan berlalu lalang kesana kemari, padahal saat ini sudah pukul 24.22. Laki-laki yang ada di pinggir jalan mendengus lalu kembali menatap orang yang berlalu lalang, ponsel nya berdering laki-laki itu menatap layar ponsel nya lalu segera pergi.

Ia berlari menuju rumah sakit yang terletak ditengah kota, masuk kedalam ruangan yang bertuliskan nomor 112.ia menatap adik nya yang tampak tersenyum cerah, lalu memeluk kakak nya.

"Bang, kita dapet keringanan! " Seru Ajeng senang

"Keringanan? " Beo Reza tak mengerti

"Iya, kata nya kita bisa melunasi biaya pengobatan ibu sampe waktu yang ditentuin. 5 tahun, dan kita bebas mau bayar kapan aja"

Reza terdiam merasakan ada sesuatu yang aneh, "Apa yang kamu maksud? "

"Apa anda Reza? Keluarga dari pasien Lili"

Reza mengangguk. Dokter itu tersenyum lalu menyuruh reza dan adik nya duduk.

"Jadi seperti ini, perusahaan kami sedang mengadakan giveaway pada beberapa pasien yang membutuhkan dana. Dan saat ini anda terpilih menjadi pemenang giveaway, dan boleh membayar biaya pengobatan ibu anda adalah waktu 5-10 tahun lama nya. Dan pihak rumah sakit tidak akan menagih hutang itu dalam jumlah berpapun, dan tidak memberikan bunga sepeserpun" Jelas dokter itu

"Giveaway? "Beo Reza terdiam

" iya, jika anda mau berfikir saya akaj memberikan kesempatan. Waktu nya hanya 24 jam dan jika tidak diklaim akan hangus ya"

Reza mengangguk mengerti lalu berterimakasih dan segera pergi, Ajeng tersenyum dengan sangat senang.

"Terima ya bang, kita bisa biayain ibu dan ngeluarin nya nanti" Ujar Ajeng

Reza terdiam.

"Nanti kalau Ajeng udah gede, Ajeng bakal bantu abang cari duit. Terus bayar biaya pengobatan ibu bareng-bareng deh"

Reza terdiam, "Tapi kita gatau kepastian dari berita ini jeng"

Ajeng mendengus, "Itukan dokter nya yang nawarin, masa ga pasti sih! "

"Denger ini Ajeng, coba kamu pikirin baik-baik

Orang zaman sekarang selalu mengambil keuntungan dalam satu tindakan untuk membuat diri mereka bahagia"

"Dan untuk biaya seperti ini sangat tidak mungkin karena tak mendapatkan bunga, atau apapun yang menguntungkan" Jelas Reza

Ajeng terdiam, "Terus kita diem aja liat ibu kesakitan? "

Reza menggeleng kembali mengelus puncak kepala adik nya.

"Abang bakal lakuin semampu abang, jadi kamu harus bertahan ya"

Ajeng mengangguk antusias lalu mengepalkan tangan nya untuk berambis agar cepet selesai sekolah dan membantu kakak nya. Hidup di kondisi serba tidak punya, Ajeng mengerti bagaimana sulit nya mencari uang. Ia hanya ingin sedikit tau diri agar tidak lebih merepotkan Reza kedepan nya.

"Oh ya, tadi kak Rea dateng bawain buket"

Reza terdiam berusaha mencerna ucapan Ajeng, satu persatu puzzle itu mulai terbentuk sebuah pemikiran.

Ahh benar ulah siapa lagi ini kalau bukan...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!