09. Camer

Selama ada di sekolah, Rea mengikuti kemanapun Reza pergi. Serta gombalan maut nya, hal itu membuat kontroversi bagi berbagai orang. Rea yang jarang dekat dengan laki-laki selain Bara kini malah dekat dengan laki-laki lain?. Reza sendiri juga aneh dengan sifat Rea yang awal nya acuh dan tidak peduli kini malah mengikuti nya bak anak ayam, apalagi dengan mulut nya yang terus berkata hingga membuat hidup damai reza terganggu.

"Mau ngegombal tapi kayak nya lo ga cocok digombalin, tapi diseriusin deh" Ucap Rea menatap Reza sambil tersenyum, kepala nya ia tumpu menggunakan kedua tangan. Ia cukup bosan berbicara sendiri dan Reza yang asik membaca buku nya, tapi ini demi mendapatkan tambatan hati nya Rea harus seperti ini sampai Reza luluh!

Tuk...

Buku yang digenggam oleh Reza langsung tertutup kala Reza sudah mulai muak dan kesal, ia menatap Rea tajam. Rea hanya tersenyum manis tanpa melakukan apapun.

"Lo kenapa sih! " Sentak Reza Kesal

"Gue? Ga kenapa-napa tuh. Emang kenapa? " Jawab Rea, Reza mengepalkan tangan nya dan menahan nafas kesal.

"Berhenti ganggu gue, urusin aja hidup lo! " Ucap Reza berdiri

"Gue ga ganggu lo, gue kan cuma mau melu-" Ucap Rea terhenti

"Apa? Kesambet apaan lo tiba-tiba mau deket sama anak beasiswa? " Tanya Reza

"Emang kenapa kalo anak beasiswa, kan sama-sama manu-"

"Emang nya lo pikir gue sepolos itu? "

Reza langsung berdiri dari duduk nya, hal itu membuat Rea bertanya-tanya. Maksud nya ia memang tidak tau kemana arah pembicaraan Reza kemana saat ini, seingat Rea ia sama sekali tidak pernah mengusik Reza kenal juga ngga.

"Lo bukan orang yang mau bergaul sama orang kayak gue" Ucap Reza menjelaskan

Ahh Rea tau ini.

"Emang nya kenapa? Gue cum-"

"Apa mau lo? " Ucap Reza berusaha menahan amarah yang melonjak naik

"Aku gak mau apa-apa, aku tulus kok"

"Tulus? Orang sombong kayak lo emang ngerti arti kata tulus? "

Rea terdiam, ya jujur saja ia memang tak mengerti. Mendekati Reza juga karena ada mau nya, karena untuk melupakan Bara.

"Gue lagi berusaha"

"Berusaha apa? Apa yang lo mau dari gue? "

"Gue bukan orang kaya yang bisa ngabulin setiap permintaan lo, gue cuma anak orang miskin yang kebetulan dapet beasiswa disini" Jelas Reza, Rea terdiam meresapi perkataan Rea.

"Gue udah punya segala nya, cuma lo yang belum gue punya" Ucap Rea menjawab

"Apa yang mau lo manfaatin dari gue!"

"Inget ini gue bukan orang yang bisa lo manfaatin sesuka hati"

Setelah berkata itu Reza langsung melenggang pergi meninggalkan Rea yang masih terdiam di tempat nya, El dari belakang langsung menghampiri Rea. Sebenar nya sedari tadi El mengikuti Rea, antisipasi takut Rea diapa-apain.

"Dahlah Re, orang nya songong banget. Udah miskin belagu lagi" Ketus El datang

Rea menggeleng lalu menyunggingkan senyum nya, "Dibandingkan laki-laki yang kaya sama tampan, gue lebih tertarik sama cowo yang wawasan nya luas, pemikiran nya dewasa, apalagi public speaking nya luar biasa"

"Re sumpah kayak nya lo beneran udah gila deh" Gidik El

"Enak aja, ini tuh nama nya awal hidup baru menuju jalan yang lebih baik" Cerah Rea yang tersenyum manis

"Sok puitis lo, geli gue" Ucap El bergidik.

◔◔◔

Reza turun dari angkot lalu membayar ongkos nya, setelah itu ia berjalan beberapa menit untuk menuju ke rumahnya. Hari ini reza berniat untuk mengunjungi rumah ibu nya, yang masih terletak di jakarta. Ia juga masih harus memantau adiknya yang masih sekolah menengah pertama.

"REZAAA!! " Seru Rea ketika mendapati reza asal didepan rumah.

Reza menegang lalu menatap kaget Rea, kenapa Rea bisa tau rumah nya ada didaerah sini? Lagipula daerah sini adalah daerah kumuh yang tak mungkin diinjak oleh anak konglomerat seperti diri nya.

"LO-!!! " Ucap Reza terhenti ketika melihat ibu nya keluar sembari membawa nampan minuman.

"Reza akhirnya kamu kesini juga, ibu udah kangen banget" Ucap Ibu lili yang menjabat sebagai ibu reza.

"Ayo cepat masuk terus salin, temen kamu nungguin" Ucap Lili tersenyum hangat

Reza tak membantah dan langsung mengganti baju nya, walau masih ada rasa kaget dalam diri nya. Setelah dipikir-pikir juga, Rea adalah anak konglomerat mengetahui hal kecil seperti ini pasti bukan hal yang sulit bagi diri nya.

"Ini ibu bawain es teh" Ucap Lili menarub nampan kehadapan Rea

"Makasih ibuu!!" Seru Rea langsung meminum teh yang disediakan, Mata Rea terbelalak ketika menyadari rasa nya nya yang berbeda dari yang diri nya minum.

"Enak? " Tanya Lili yang tertawa melihat ekspresi Rea

"Wahh enak banget tan!! " Seru Rea kembali menyeruput teh itu

"Ini teh apa? Pohon langka? Atau yang dibuat dari 500 tahun yang lalu? " Tanya Rea bertubi-tubi

Lili terkekeh mendengar penuturan Rea yang terkesan polos, "Ibu mah beli yang sachet'an, mana sanggup atuh beli yang mahal-mahal gitu"

Rea terdiam, "Sachet? "

"Iya Sachet, emang nya Rea kalau minum teh, teh apa? " Tanya Lili

"Banyak sih tan, mulai teh dari pohon langka, kotoran panda, terus bunga sama teh yang dibuat dimasa lalu" Ucap Rea

Lili terdiam, "kenapa ekstream gitu teh nya haha"

"Emang nya ada yang lain? "

"Ini, teh yang kamu minum. Ibu beli nya di warung harga nya cuma seribu udah dapet 5 bungkus teh"

Mata Rea membola, "Apa? Kok bisa murah"

"Aku setiap beli teh bisa habis 1,3M sekali minum" Gumam Rea menutup mulutnya

"Ibu mah kalo ada uang segitu mending dibuat usaha, sayang kalau cuma buat teh" Jawab Lili, Lili tau bahwa Rea adalah anak orang berada. Sudah terlihat dari cara berpakaian, etiket serta kendaraan yang dibawa nya. Maka dari itu Lili sudah tak heran, hanya saja ia masih kaget ketika mendengar Rea yang minum teh sampai habis sebanyak itu.

"Usaha? Hmm kayak nya aku udah banyak deh bu" Lesu Rea

"Perusahaan, perumahan, investasi aku jadi bingung gimana habisin duit nya"

"Bagi ibu aja sini" Ucap Lili bercanda

"Ibu mau? Oke aku kirim sekarang" Ucap Rea langsung buru-buru membuka ponsel nya. Lili terbelalak lalu menahan tangan Rea yang menari diatas keyboard

"Aduh kamu ini, ibu cuma bercanda"

"O-ooh bercanda" Kekeh Rea canggung

"Tapi ibu serius gamau? Rea lagi baik loh ini"

"Nggak-nggak, ibu mah segini juga udah bahagia" Jawab Lili.

Rea mengangguk membenarkan saja.

"Uang mah ga selalu buat bahagia" Ucap Lili menatap taman depan rumah nya

"Yang biasa nya ngomong gitu kan orang miskin" Celetuk Rea yang terbengong, setelah nya Rea menampar bibir nya karena berkata seperti itu.

"Aduh Tan maaf, Rea keceplosan" Ringis Rea

"Hahaha gapapa, tapi emang bener. Orang kayak ibu mah, ngomong kayak gitu biar ga dipikirin terus"

"Bu, udah azan sholat dulu" Ucap Reza yang nongol dari pintu

Rea terbelalak lalu menutup mulut nya reflek, pemandangan Reza saat ini benar-benar memanjakan mata. Air yang menetes dari rambut nya lalu topi hitam yang dia pakai, dengan pakaian putih yang sangat cocok dikenakan. Astaga kenapa Rea baru liat style ini?

"Yasudah temenin temen kamu" Ucap Lili

Reza mengangguk lalu duduk di bangku dimana ibu nya tadi duduk, Rea memandangi reza tersenyum.

"Kenapa lo bisa tau rumah gue disini" Tanya Reza

"Tanggal lahir, tempat kos-kosan lo sama pin nya aja gue tau" Jawab Rea tersenyum, Reza menghela nafas nya. Ntah apa yang sudah dilihat oleh Rea tentang diri nya.

"Lo.. Ga sholat? " Tanya Reza memecah keheningan

"Ah gue? "

"Ya"

"Gue gapunya agama"

"... "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!