Sedari tadi El memberikan pesan singkat pada Rea, Rea tak menggubris nya karena masih sakit hati. Masih terduduk dibalik tembok Rea terbengong,Rea tau bagaimana gila nya Bara. Apa yang Bara ucapkan tidak ada yang bisa membantah kecuali...
Senyum miring terbit di wajah Rea.
Rea langsung buru-buru mengusap air mata yang berjatuhan lalu mengambil handphone beserta tas yang tak jauh dari letak ponsel nya, Rea berjalan sembari memberikan pesan ke El bahwa diri nya baik-baik saja.
Andre yang baru saja turun menatap heran kearah Rea, Andre tau Rea tidak menyukai diri nya begitupun sebalik nya. Tapi Rea tidak pernah mengeluarkan aura pekat seperti ini, Andre ingin bertanya tapi ego menguasai diri nya.
Rea menghentikan taksi yang lewat.
"Perusahaan keluarga Vincent" Ucap Rea, Supir itu mengangguk lalu segera menjalankan mobilnya.
Zaman sekarang siapa yang tidak tau perusahaan keluarga Vincent?, perusahaan terbaik pertama di Indonesia yang selalu membawa nama harum untuk Indonesia. Perusahaan besar yang sudah masuk kedalam peringkat dunia, tentu menjadi kebanggaan sendiri untuk negara ini. Mobil itu terhenti di perusahaan besar dan mewah, cahaya nya menyilaukan di malam hari menambah kharisma tersendiri. Rea langsung berjalan masuk tanpa Aba-aba, sepatu hak nya menginjak aspal hingga membuat suara tubrukan yang cukup keras.
"Maaf Nona ada keperlu-" Ucap satpam itu terhenti
Bruk!!
Kella membalikkan tubuh satpam yang menghadang jalan nya, ia langsung berjalan dengan cepat masuk kedalam. Beberapa satpam lain nya langsung mengejar Rea, Rea sudah tak punya waktu berbasa basi hanya untuk berbicara. Kali ini urusan nya lebih penting dari siapapun.
"Nona maaf anda tid-"
Brak!!
Lagi-lagi perempuan berpakaian glamor itu dibanting oleh Rea, Rea menatap salah satu orang yang kenal dengan diri nya. Orang itu menunduk memberikan hormat, beberapa satpam yang mengejar lantas berhenti Ketika melihat wanita itu.
"Masukan semua ke dalam black list" Ucap Rea langsung masuk kedalam lift, dan menekan tombol paling atas.
Setelah beberapa menit didalam lift Rea sampai pada ruangan dengan nuansa eropa yang elegant, ruangan besar yang dihiasi pernak pernik mahal. Rea membuka pintu coklat tinggi itu dengan segera, dilihat nya sosok laki-laki paruh baya yang duduk di meja kerja membelakangi diri nya.
"Kenapa kamu membuat onar di perusahaan saya? " Tanya Pria tampan berkedok hot duda.
"Aku mau minta sesuatu" Jawab Rea membuat Pria itu mengeryitkan dahi nya bingung.
Damara Vuiton Vincent, Pria yang berstatus sebagai duda dan mempunyai dua anak, termaksud Bara. Atau lebih singkat nya lagi adalah ayah Bara, Pria yang kerap di sapa Mr. Damar merupakan pembisnis hebat di abad 22 ini. Bara memang memiliki koneksi yang luas, tapi jika semua itu tidak dibantu oleh Damar Bara tidak akan bisa apa-apa. Walau Bara hebat Bara tidak mungkin bisa menyaingi ayah nya sendiri, karena semua hal yang Bara miliki adalah hasil kerja serta didikan dari Damar.
"Kamu tau saya tidak pernah memberikan sesuatu secara percuma, gadis kecil" Jawab Damar menyenderkan badan nya ke senderan kursi.
"Kontrak yang Anda butuhkan akan siap" Jawab Rea tanpa basa basi.
Damar tampak berminat, walau Rea ini dikenal gadis sombong pecinta uang tak dapat dipungkiri gadis ini memang sangat cerdik. Damar memang tidak suka di atur atau disuruh oleh siapapun tapi untuk Rea satu pengecualian, apalagi dengan latar belakang diri nya. Anak sah dari keluarga Gilsha yang nanti nya akan mewarisi 100% warisan, bukan hanya dari ayah tapi dari ketiga generasi sebelumnya arti nya. Warisan dari ketiga kakek terdahulu Rea, Bisa dibayangkan berapa banyak harta yang akan gadis itu punya.
"Apa yang kamu mau? " Tanya Damar tanpa berbasa basi, senyum miring terukir di bibir seksi pria itu.
"Kirim Bara kemanapun itu asal jauh dari Indonesia" Ucap Rea, Damar semakin di buat bingung dengan permintaan gadis kecil itu.
Yang ia tau anak nya berteman baik dengan Rea, atau bahkan sangat baik. Tapi kenapa tiba-tiba Rea minta untuk dipisahkan padahal Rea maupun Bara tidak suka ada yang memisahkan, awal nya Damar kira memisahkan Rea dan Bara seperti menunggu kiamat. Nyata nya salah satu dari mereka malah ingin memisahkan diri?
Konflik apa yang sedang mereka alami?
"Baik, jadwal nya sudah diatur" Ucap Damar, setelah mendengar perkataan itu wajah tegang dan tegas Rea kini luntur menjadi sendu. Rea mengepalkan tangan nya, merasakan sesak di hati.
Jika Rea tidak boleh pergi, artinya Bara yang harus pergi.
Bukan Rea egois, dan dendam pada Bara. diri nya hanya membutuhkan waktu untuk melupakan Bara dan memulai hidup baru, dari sini ia akan memulai semua nya. Sendiri
"Lagipula kenapa kamu tiba-tiba minta dipisahkan dengan Bara? " Tanya Damar penasaran, sebenar nya Damar bukanlah tipe orang yang kepo. Namun kali ini benar-benar membuat nya bertanya-tanya
"Om ga perlu ikut campur" Jawab Rea berbalik dan ingin melenggang pergi.
Damar tersentak, penolakan yang berhasil membuat Damar seolah dimabuk kepayang. Wajah nya yang tersenyum tak lepas dari pemandangan Rea, Rea muak ini.
"Tapi Bara adalah anak saya" Jawab Damar seolah tertantang untuk adu mekanik dengan Rea.
Rea memincing mendengar ucapan Damar, rasa nya kesal sekali. Damar berkata seolah ia adalah ayah yang baik untuk anak nya.
"Emang nya om kira aku gatau apa yang om lakuin sama anak-anak om yang lain? "
Damar merupakan pria playboy yang suka menabur benih dimana-mana, hingga membuat Damar memiliki banyak sekali anak. Damar masih tetap bertanggungjawab dan memberikan nama keluarga untuk anak-anak haram nya, hanya saja untuk mempertahankan nama keluarga Vincent seluruh anak nya diajak untuk mempertaruhkan nyawa untuk saling menyerang, setelah itu Damar bisa melihat siapa yang paling kuat lalu menjadikan nya sebagai pewaris.
Sekarang ada dua orang yang masih bertahan, Damar membiarkan mereka hidup tenang sampai Damar membutuhkan tontonan lagi. Mungkin jika sudah waktu nya, Bara dan kakak laki-laki nya akan saling menyerang kembali. Damar akan terus melakukan hal itu sampai Damar sendiri mendapatkan pujaan hati nya.
"Jangan berlagak kalau om adalah ayah yang baik" Jawab Rea
Bibir Damar semakin naik keatas, sudah lama tidak ada yang berani membantah. Bahkan kedua anak nya tidak ada yang berani membantah, akankah kedepan nya Damar menjadikan Rea sebagai objek tontonannya?
Ting
"Kontak udah selesai, saya pulang" Kecam Rea, Damar membaca pesan yang masuk kedalam laptop nya. Lalu tersenyum sumringah.
"Ayo saya antar" Ucap Damar membawa jas nya di lengan.
Rea sama sekali tak membantah lagipula saat ini diri nya memang butuh tumpangan, jadi daripda menghabiskan uang untuk membayar taksi lebih baik diantar secara gratis. Rea turun kebawah mendapati kerumunan yang masih ramai, Damar terkekeh. Siapa lagi orang yang berani mengusik perusahaan nya selain Rea?.
"Oh ya, pecat semua anak buah om. Gaguna, masa anak keluarga konglomerat mereka gatau" Dengus Rea
"Sudah saya pecat semua nya" Enteng Damar, Rea mengangguk laku kembali berjalan.
Lagipula mendapatkan karyawan bukanlah hal sulit, sekali menempelkan poster orang pasti akan berlomba-lomba untuk masuk ke perusahaan ini. Ya pasti sebentar lagi akan ada berita mengenai ini.
Didalam kendaraan semua tampak hening, Damar sibuk menjalankan mobil dan Rea yang berfikir keras menggunakan otak kecil nya. Dengan lengan baju yang digulung hingga memperlihatkan sedikit otot milik Damar.
"Kamu mau jadi istri saya? " Tanya Damar
Rea mendelik, "Om pedofil? "
"Tidak, tapi saya tertarik sama kamu"
"Saya tidak tertarik untuk jadi bahan tontonan" Ucap Rea formal. Damar terkekeh.
"Keuntungan nya besar jika jadi istri saya"
"Warisan saya banyak"
Lagi-lagi Damar terkekeh.
"Umur kita tidak terpaut jauh"
"Boleh juga" Ucap Rea berfikir.
Umur Damar sekarang sudah memasuki usia 35 tahun sedangkan Rea 18 tahun, hanya beda 17 tahun saja. Lagipula bukankah berbeda itu indah?
"Kamu mau? " Tanya Damar
"Asal om siap menyanggupi mahar dari Rea" Jawab Rea menatap Damar
"Apa itu? "
"Sertifikat bumi" Jawab Rea
Suara gelak tawa muncul dari Damar, memang benar-benar perempuan langka. Ntah kapan Damar akan mendapatkan yang seperti ini
"Saya rasa saya harus bekerja lebih giat lagi, agar bisa menyanggupi mahar gadis kecil ini" Jawab Damar, Rea mengangguk acuh saja.
"Sudah makan? " Tanya Damar
Rea menggeleng. "Jangan ngajakin makan om, aku diet"
Mobil Alphard hitam itu berhenti di salah satu gedung yang menjulang tinggi, Rea membereskan penampilan nya lalu ingin segera keluar dari dalam mobil namun Damar mencegah nya. Rea terdiam menatap Damar bertanya-tanya, Damar hanya menyunggingkan senyum tipis nya. Tangan nya terulur untuk mengambil sebelah tangan Rea lalu mengecup nya perlahan.
Seolah perbuatan Damar seperti berada di Kerajaan.
"Jangan lupakan kesehatan mu gadis nakal, cepat makan atau kamu yang saya makan" Ujar Damar
"Om berlebihan" Malas Rea lalu melenggang pergi meninggalkan Damar yang berada di dalam mobil.
Damar terkekeh, "Dasar gadis nakal"
Tbc.
Sambil menunggu up, silahkan Vote dan spam komen!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments