M - 7 ( Mimpi Terakhir )

Melodi berjalan bersama Lisa dan Karina menuju kantin. Sembari berbincang dan bercanda dalam perjalanan.

"Uwaa, kalian mau latihan ya? Ikut dong" teriak Melodi dan berlari menghampiri para anggota LP yang berkumpul di bawah.

"Mel, mau dengar sesuatu yang bikin seneng gak? Kalau mau sembunyi gih di bawah tangga" ucap Daffin. Ia meminta Melodi dan kedua temannya untuk bersembunyi.

Tak lama setelah itu, Dio yang baru saja dari kamar mandi datang menghampiri teman-temannya. Ia celingak-celinguk mencari seseorang. Tetapi orang yang dicari tak ada diantara teman-temannya.

"Belum turun nih, loe susul gih" pinta Daffin.

"Tunggu aja" ucap Dio.

Daffin menyenggol lengan temannya itu, mengatakan jika sebenarnya Dio ingin melihat Melodi yang berteriak kegirangan saat melihatnya. Seperti biasa saat mereka tak sengaja berpapasan dengan Melodi.

"Dih, heboh emang tuh cewek" timpal Nendra.

"Lucu kok" sahut Dio.

Hampir saja Melodi berteriak kegirangan, jika saja Lisa dan Karina tak membekap mulut gadis itu. Kenzi meminta Dio untuk naik dan menjemput kekasihnya, sebab mereka semua sudah lapar karena menunggu.

Setelah Dio naik, Kenzi meminta Melodi dan teman-temannya keluar dari persembunyian.

"Aaah, Kak Daffin the best deh, love youuu" puji Melodi dengan ceria.

Hanya sebentar tawa itu disana, karena Dio berdehem dengan wajah datarnya. Daffin menggerakkan alisnya dan merangkul pundak Melodi lalu pergi berjalan menuju kantin.

Dio mengikuti mereka dengan kesal. Ia menepis tangan Daffin dari pundak kekasihnya.

"Mel, nanti malam ada acara gak?" Tanya Dio.

"Ada, kenapa?"

"Acara apa?"

"Kak Dio lupa, nanti malam kan LP manggung di kafe. Aku gak sabar deh lihat kalian manggung" jawab Melodi dengan ceria.

Dio mengalihkan pandangannya menatap arah lain, ia tak bisa menahan senyuman kecil diwajahnya. Daffin yang mengetahui hal tersebut, menyikut Dio dan menggodanya.

Mereka telah sampai di kantin, para anggota LP duduk ditempat biasa mereka makan. Sedangkan Melodi dan teman-temannya, juga duduk di bangku kosong lainnya.

Padahal Melodi ingin makan bersama kekasihnya, tapi jika terlalu dekat dengan Dio, pasti fansnya berpikir jika Melodi mengekang pemuda itu. Ia tak ingin fans Dio berkurang hanya karena dirinya.

Walau begitu, Melodi terus saja curi-curi pandang ke arah Dio. Sama seperti saat mereka belum berpacaran dahulu. Saat Melodi masih menjadi fans fanatik kekasihnya.

"Mel"

"Kak Nathan, ada apa?"

"Gue gabung kalian boleh?"

Karina mempersilahkan Nathan untuk gabung, tetapi Melodi dan Lisa saling berpandangan. Sepertinya Karina lupa jika mereka harus menghindari Nathan dan Kenzi.

Baru saja Nathan duduk, Friska dan para dayangnya datang dengan angkuh seperti biasanya.

Melodi spontan berdiri dan duduk di samping Brandon yang tak jauh dari tempat duduknya. Awalnya Brandon risih, tapi setelah melihat kehadiran Friska, ia tahu benar Melodi sedang menghindari ancaman yang luar biasa.

"Mel, ada apa?" Tanya Nathan heran.

Friska yang mendengar suara Nathan, segera saja menoleh. Ia menatap Nathan dengan senyum liciknya. Ia langsung saja menghampiri pemuda itu dan duduk disampingnya, bergelayut manja dilengan sang Ketua OSIS.

"Nathan sayang, kamu makan kok gak ajak aku sih" rengek Friska manja.

Melodi dan Brandon saling berpandangan dan spontan membuat gestur ingin muntah. Padahal Melodi tak kalah centilnya jika berada didekat Dio.

"Mel, tumben loe gak nempel-nempel sama Kak Dio?" Tanya Brandon heran.

"Pingin sih tapi ntar gue dikira posesif. Gak apa-apa kok, bisa lihat Kak Dio darisini aja gue seneng"

Melodi terus saja menatap Dio yang tengah makan sambil berbincang dengan anggota LP lainnya. Walau suara Friska sedikit mengganggu, tetapi ia tak pernah bisa melepaskan pandangannya dari Dio. Mengagumi Dio dari kejauhan adalah hal yang biasa Melodi lakukan.

"Uh" Melodi tersentak kala matanya tak sengaja bertatapan dengan mata Dio. Seperi biasa ia selalu bertingkah berlebihan. Walau semua orang kini tahu, ia adalah pacar Dio, tapi Melodi tak ingin merubah status awalnya, fans fanatik Dio.

"Aaahh, Kak Dio ganteng banget sih" celetuk Melodi.

"Yaelah Mel, masih aja kayak gitu, udah jadi pacar juga" sahut Nendra.

Melodi semakin salah tingkah dibuatnya, ia bahkan menggoyangkan tubuh Brandon yang sedang makan. Hingga pemuda itu merasa mual karenanya.

Drrrtttt.....

Ponsel Melodi berdering, ada panggilan masuk dari Adam.

Melodi : "Iya Pa, ada apa?"

Adam : "Sudah makan siang sayang? Sama pacarnya ya?"

Melodi : "Iih Papa apa'an sih? Ada apa buruan?"

Adam : "Papa nanti gak bisa ngantar les, naik taksi aja ya, atau minta antar pacar kamu aja. Papa telepon Dio deh, bye sayang"

"Papa jangan, halo, halo Papa?" Melodi menggerutu kesal karena Adam mematikan teleponnya begitu saja. Ia lalu menatap Dio, kekasihnya tengah menelpon sambil menatapnya.

Secepat kilat Melodi menghampiri Dio dan bertanya apakah Adam yang sedang berbincang dengan kekasihnya ditelepon.

"Papa apa'an sih? Kak Dio hari ini ada acara, jangan ganggu dia, aku bisa naik taksi. Udah jangan telepon lagi. Aku sayang Papa" ujar Melodi. Ia mematikan panggilan tersebut dan mengembalikan ponselnya pada Dio.

"Gue antar"

"Gak perlu, aku bisa naik taksi sama Lisa dan Karina"

"Gue anterin kalian bertiga" kekeh Dio sambil menatap mata Melodi.

Tetapi Melodi masih kekeh tak ingin Dio antar, ia tak mau menyita waktu latihan Dio. Sekeras apapun Dio meminta, Melodi lebih keras kepala dari siapapun. Ia tak akan mendengarkan siapapun jika menyangkut kebaikan Dio, hanya Dio prioritas nya.

Melodi hendak kembali ke kursinya, tapi Dio menahan tangannya. Jantung Melodi seketika berdetak begitu kencang, seolah akan meledak saat itu juga. Wajahnya sudah sangat merah menahan malu, bahkan kakinya tak bisa berhenti bergerak.

"Lucu banget sih loe Mel, sama pacar sendiri aja malu-malu gitu" celetuk Nendra. Ia selalu tak tahan melihat tingkah konyol Melodi, ingin rasanya ia masukkan kedalam karung dan buang jauh-jauh. Tapi apa daya, jika bayang-bayang Melodi takan pernah jauh darinya, sebab gadis itu adalah penggemar nomor satu Lila Prince.

"Kak Nendra ih, suruh Kak Dio lepasin dong. Bisa pingsan nih kalau gini terus" gumam Melodi malu-malu.

Sontak saja semua yang ada dikantin tertawa melihat tingkah gadis itu. Mereka tak habis pikir dengan tingkah Melodi. Padahal ia selalu mencoba mendekati Dio, giliran Dio mendekat ia menjadi gadis pemalu yang menyebalkan.

Dio melepaskan genggamannya, setelah meminta Melodi untuk duduk disampingnya.

"Mel"

"Iya Kak Dio, ada apa?"

Dio merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah coklat. Ia membuka coklat tersebut dan menyuapkannya pada Melodi.

"Aku bisa makan sendiri" ucap Melodi saat mencoba merebut coklat dari tangan Dio.

Pemuda itu tak membiarkan Melodi mengambil coklatnya. Ia mencoba membuat Melodi mengerti hanya dengan menatapnya saja.

Sehingga Daffin geram dan menjelaskan semuanya pada Melodi. Jika Dio ingin menyuapi dirinya coklat. Hanya saja, Dio yang bodoh itu tak bisa mengatakannya dihadapan Melodi.

"Astaga, Kak Dio, gimana aku bisa tahu kalau kamu cuma diem sambil lihatin aku" oceh Melodi.

"Maaf Mel"

"Kak Dio gak salah, aku yang salah. Aku emang bodoh, gitu aja gak ngerti" jawab Melodi sambil menggigit coklat yang Dio berikan. Ia menatap Dio dengan senyuman manisnya.

Bahkan Nathan saja tak bisa melepaskan pandangannya dari Melodi. Ia begitu tertarik dengan sosok Melodi. Sedangkan Dio, masih menatap datar kekasihnya itu.

"Kamu manis banget sih Kak, jadi makin suka deh"

"Loe juga kelihatan manis kalau lagi ketawa"

"Apa?" Entah darimana datangnya teriakan tersebut. Tapi Melodi sukses terduduk lemas dilantai.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

aaaaaa mimpi ternyata,Mel...

2023-03-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!