M - 19

Melodi memakan makanannya dengan lahap, sambil berbincang dengan teman-temannya. Dio mencoba membenarkan rambut Melodi yang jatuh, ia sisipkan rambut tersebut ke belakang telinga Melodi.

"Kak Dio..." perkataan Melodi terhenti kala dirinya tak sengaja menoleh dan bertatapan dengan seseorang.

Dio memperhatikan raut wajah kekasihnya, Melodi tertegun. Dio bisa melihat kekecewaan besar dimatanya.

"Aku, mau pulang boleh gak? Aku gak mau disini" pinta Melodi pada Dio sambil tertunduk.

"Ada apa Mel? Dio ngapain loe?" Tanya Kenzi.

Karina dan Lisa mencoba mencari penjelasan pada Melodi. Tetapi gadis itu masih terus menunduk dan tak mengatakan apapun. Ia hanya ingin pulang, itu saja.

Kedua gadis itu menatap ke arah Dio, mereka juga ikut terkejut melihat seseorang disana. Pantas saja Melodi seperti ini, karena mantan brengseknya sedang ada disana bersama mantan temannya. Cih, pasangan menjijikkan. Lisa dan Karina bahkan tiba-tiba saja memaki tanpa alasan.

"Maaf, kalian anggota Lila Prince kan?" Tanya seorang wanita yang berjalan mendekat.

Para anggota LP itu mengiyakan, dan tersenyum ramah pada sang wanita yang ditemani oleh seorang pria itu.

"Karina, Lisa, kalian disini? Kenal sama mereka?" Celetuk pemuda itu.

"Brengsek loe, bacot" sentak Lisa kesal.

"Dih jijik gue disini, bikin gak nafsu aja" timpal Karina tak kalah garang.

Melodi masih tertunduk mendengarkan semuanya. Hingga pemuda itu melirik kearah Melodi dan menyebut namanya. Wanita itu juga tiba-tiba saja menjadi sok akrab. Ia menanyakan kabar Melodi dan kegiatannya. Walau tak ada jawaban dari Melodi.

Dio merasa aneh, kekasihnya bukan orang seperti ini. Melodi tak akan mengabaikan orang lain seperti ini.

"Mel"

"Oh ha...hai"

"Apa kabar Mel?"

Melodi mendongakkan kepalanya, menatap pasangan itu dengan senyuman terpaksa.

"Makin cantik aja loe Mel"

"Hehe, makasih"

Pemuda itu menatap kearah Dio, Melodi terlihat begitu manja padanya. Padahal dulu, Melodi bahkan tak pernah mengeluh. Dia terlalu mandiri, hingga bisa melakukan semuanya sendiri.

Lisa dan Karina menatap ke arah Daffin, mereka memberikan kode, jika itu adalah masalalu Melodi. Tapi Daffin malah tersenyum tipis, seolah ia tahu hal ini akan terjadi.

"Kak, ayo pergi" bisik Lisa yang sudah tak bisa menahan emosinya lagi.

Daffin meminta kedua gadis itu untuk duduk dan melihat apa yang akan terjadi berikutnya. Seolah semua ini adalah skenario yang sudah di setting.

Valdo mempersilahkan mereka untuk bergabung, padahal Melodi menatap Dio dengan maksud, ia ingin pergi darisana. Tetapi Dio malah mencoba menghindari tatapan Melodi.

Wanita itu kembali memulai pembicaraan, menyatakan betapa ia sangat mengagumi Lila Prince. Walau ia bukan fans lama, tapi para anggota LP sangat menarik untuknya. Terutama Daffin, cowok paling pengertian diantara semuanya.

"Sayang, mau es krim gak?" Celetuk Dio sembari memeluk Melodi.

Es krim adalah cara yang tepat untuk meluluhkan hati Melodi yang sedang badmood. Dio segera memesan es krim, untuk kekasihnya, juga Lisa dan Karina. Pasti para wanita juga menginginkannya.

Saat pesanan tiba, Melodi langsung memakan es krimnya dengan lahap.

"Kamu gak berubah ya Mel" celetuk pemuda brengsek itu.

Melodi terdiam dan memandangi pemuda dihadapannya. Entah perasaan apa yang Melodi rasakan, ini sangat aneh. Ia bahkan tak bisa membayangkan apapun.

"Mel" panggil Dio membuyarkan lamunan kekasihnya.

Gadis itu menoleh, sekali lagi dengan mulut yang belepotan. Selalu saja seperti ini saat Melodi makan es krim. Dio menyelipkan rambut Melodi kebelakang telinga, sebelum ia kembali mencium bibir gadis itu didepan teman-teman mereka.

Mata Karina dan Lisa bahkan terbelalak sangat lebar.

"Selalu aja belepotan" ucap Dio.

Melodi hanya tertawa kecil dan melanjutkan makan es krimnya. Seakan dirinya telah terbiasa dengan kebiasaan Dio.

"Enak Mel es krimnya, mau coba lagi"

"Eh, lewat bibir?"

Pertanyaan polos Melodi sontak menimbulkan deheman. Para jomblo yang ingin kehadirannya diketahui oleh para pasangan yang menjadikan dunia seperti milik mereka sendiri.

Dio mengacak rambut pacarnya, lalu membuka mulut lebar-lebar. Ia ingin merasakan kelezatan es krim itu lagi. Dan Melodipun menyuapi kekasihnya dengan banyak es krim.

"Kok rasanya beda ya?"

"Massa sih Kak? Sama kok, enak"

"Enak yang pertama Mel"

"Aaahhh sayanggg, nakal banget sih kamu" rengek Melodi seraya menjatuhkan dirinya ke pelukan Dio.

Pasangan brengsek itu terlihat memandangi keduanya. Sepertinya mereka iri dengan hidup Melodi. Padahal keduanya dulu tak pernah memikirkan bagaimana sakitnya menjadi Melodi.

"Kak Dio bucin ya ternyata" gumam Lisa.

"Iya, padahal kalau di sekolah kelihatan cool banget, pas sama Melodi lah kok gesreknya sama" timpal Karina.

"Jangan ngomongin pacar gue, ntar naksir lagi" oceh Melodi sembari melirik mantan temannya sekilas.

"Kak Dio, kenalin gue Indri" ujar Indri seraya menjulurkan tangannya.

Mata itu, Melodi masih ingat bagaimana Indri memandangi mantan kekasihnya itu. Mata yang sama, Melodi tak menyukainya.

"Hm... hai" jawab Dio dingin. Ia memang selalu saja tak bersahabat.

Indri menarik tangannya kembali dengan senyuman canggung. Ia juga memperkenalkan Rafka, kekasihnya. Kini giliran Dio yang memandangi pemuda itu, sebab Rafka terus saja menatap Melodi. Pasti cowok brengsek itu menyesal.

"Sayang, Papa ku beneran meeting ya? Kok nyuruh kamu jemput aku sih? Kan ada supir"

"Iya Mel, kita semua dengar kok waktu Bokap loe bilang ada meeting penting" jawab Daffin.

"Loe lupa? Kan nyokap loe lagi pergi kerumah Kakek loe, sama supir" timpal Valdo.

Melodi mengerutkan alisnya bingung. Kenapa para kakak kelasnya itu bisa tahu, padahal ia tak mengatakan apapun. Pandangannya kemudian beralih pada Dio. Pemuda itu hanya diam sembari memainkan ponselnya.

"Kak Dio, pulang yuk, pingin mandi" pinta Melodi.

"Sebentar lagi ya"

"Aku antar aja gimana? Sekalian main, lama gak main kerumah kamu" sela Rafka.

Sontak saja, para wanita itu menatap Rafka dengan terkejut. Jijik sekali mereka mendengar penuturan bodoh itu. Indri bahkan tersenyum kaku dan langsung pergi setelah berpamitan. Namun sebelum pergi, ia menatap Melodi. Matanya seolah menyiratkan kebencian pada gadis itu.

"Apa loe lihat-lihat? Sana pergi, cewek sialan" sentak Karina yang sudah muak melihat wajah Indri. Ia bahkan mendorong Indri menjauh dari hadapan Melodi.

"Cewek brengsek kayak dia itu gak pantes...." makian Lisa terpotong kala matanya tak sengaja menatap Melodi.

"Kalian itu, kasihan kan dia, gak boleh gitu"

"Kasihan ke cewek kayak dia? Mel loe..."

"Udahlah, masalalu itu untuk dijadikan pengalaman dan pembelajaran. Bukan alasan untuk saling membenci"

Dio memainkan rambut Melodi yang dikuncir kuda, ia putar-putar rambutnya sambil sesekali menariknya pelan.

Sosok lain dari Melodi yang belum pernah Dio ketahui. Gadis manja itu rupanya memiliki pemikiran yang dewasa. Sekali lagi Dio memiliki alasan untuk mengangumi sosok Melodi.

Terpopuler

Comments

Duwi Hariani

Duwi Hariani

lanjut kak! salam dari 2R Rafi&Reva ✌

2022-02-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!