Saat pulang sekolah, lagi-lagi hujan turun. Tapi kali ini Melodi berdiri jauh dari para anggota LP. Ia masih tak bisa menahan perasaan tersipunya kala melihat Dio dari dekat.
Ttin... Ttin...
"Papaaa" teriak Melodi hendak berlari menghampiri Papanya. Tapi Raga menarik tas gadis itu agar tak kehujanan karena sikap cerobohnya.
Raga membuka payung, kemudian merangkul pundak Melodi berjalan menuju mobil Adam.
"Raga, teman gue anterin juga dong"
"Siap Tuan Putri"
"Aaaah makasih Raga, ganteng banget sih gemes deh"
"Ciyeeeeee" sorak sorai terdengar karena celotehan jujur Melodi. Bahkan Adam tak bisa menahan tawanya, anak gadisnya itu benar-benar kehilangan akal sehat.
Lisa dan Karina berjalan malu-malu disamping Raga. Padahal hati mereka sangat senang karena bisa berjalan berdua dengan pemuda tampan dibawah hujan.
Setelah kedua temannya masuk mobil, Melodi berterimakasih dan melambaikan tangannya pada Raga. Pemuda itu tersenyum dan membalas lambaian tangan Melodi. Pandangan Raga teraih pada titik dimana para anggota LP berkumpul. Ia lalu berjalan menghampiri mereka.
"Gue tahu, Melodi ngefans banget sama kalian"
"Terus kenapa?" Sahut Kenzi.
"Gue, gak akan biarin kalian dekat dengan Melodi lagi. Terutama loe, Dio"
"Nih anak baru, berani banget loe ngancem kita"
"Tentu gue berani, karena Melodi cuma milik gue. Gue akan buat dia jauh, dan lupain kalian, ngerti"
Setelah ancaman itu, Raga berjalan pergi menuju parkiran. Perbincangan panas antara dirinya dan anggota LP memang sudah ia siapkan sebelumnya. Raga tau benar jika Melodi menyukai Dio, dan menurutnya, LP hanya membawa pengaruh buruk untuk Melodi.
"Loe masih mau diem? Ngebiarin Melodi pergi gitu aja?" Bisik Daffin.
"Oke, kalian harus bantuin gue buat nembak Melodi"
Para anggota LP saling berpandangan, ini yang mereka tunggu-tunggu. Setelah mendapat ijin dari Dio, dimulai lah misi pernyataan cinta untuk Melodi.
Disisi lain, Melodi tengah berbunga-bunga. Sepanjang jalan menuju tempat les nya, senyuman selalu mengembang disana. Bahkan Adam sampai heran menatap putrinya dari spion.
"Raga ganteng ya Mel" celetuk Lisa membuka pertanyaan.
"Iya, tapi masih ganteng Kak Dio"
"Raga sweet banget ya jadi cowok" imbuh Karina.
"Iya, tapi masih sweet Kak Dio"
Adam, Karina dan Lisa kebingungan dengan apa yang Melodi katakan. Memang biasanya gadis itu selalu memuji Dio, tapi kali ini, pujian itu terdengar lain. Seolah Melodi telah tersihir sesuatu hingga yang ada dipikirannya hanyalah Dio seorang.
"Pa, kapan ya aku bisa jadi pacarnya Kak Dio? Aku sukaaaaa banget sama dia. Aku janji kalau misalkan aku jadi pacar Kak Dio, aku bakal lebih rajin belajar lagi"
"Eh, janji macam apa itu?" Sahut Adam.
Bukannya menjawab Melodi malah cekikikan, hal itu membuat ketiganya bungkam dan tak melanjutkan obrolan.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Sepulang les, Melodi berbaring diatas kasur setelah membersihkan dirinya. Baru saja ia hendak membuka ponsel, tapi Kania sudah memanggil namanya.
"Ada apa sih Ma? Jangan teriak-teriak nanti tetangga dengar" omel Melodi kesal. Ia berjalan menghampiri Kania yang berada diruang tamu bersama dengan Adam.
Tetapi langkahnya terhenti kala melihat sosok yang sangat ia kenali duduk disana. Mata Melodi berkedip berkali-kali, ia kucek pun sosok itu tak hilang dari sana. Ia pikir ini adalah mimpi yang lain, Melodi merasa sangat kesal karenanya.
Gadis itu hendak kembali ke kamar, tapi Titin segera mendorong nonanya itu untuk bergabung diruang tamu. Titin mencubit lengan Melodi hingga membuat gadis itu terkejut kesakitan. Hal itu menandakan jika ini bukanlah mimpi, pemuda itu memang disana, Dio ada dirumahnya malam ini.
"Aaah, kok Kak Dio gak bilang kalau mau kesini? Kan aku anu... mm..." omel Melodi sedih. Ia merasa jika dirinya terlihat kucel saat ini, karena hanya memakai pakaian tidur saja.
"Ada apa nak Dio?" Tanya Adam.
"Saya, ehm... kedatangan saya kemari, saya mau minta ijin pada Om dan Tante"
"Mau ngajak Melodi jalan?" Sahut Kania.
"Maaauuu"
Dio menyangkal perkataan Kania, ia tidak ingin mengajak Melodi pergi jalan. Adam dan Kania saling berpandangan, sembari menahan tawa melihat putrinya yang sedih. Bibir Melodi sudah seperti bebek, sepanjang 5 cm jika dilihat.
"Saya, saya... suka Melodi. Apa boleh saya menjadi kekasihnya?"
Deg...
Mata Melodi terbelalak lebar sekali, ia bingung harus berkata dan bersikap bagaimana. Sedangkan Adam dan Kania kembali berpandangan, Kania kemudian memalingkan wajahnya, tak bisa menahan tawa melihat putrinya yang tertegun seperti itu.
Adam menepuk pundak Dio, ia pikir Dio adalah pemuda pemberani. Pantas saja putri tunggalnya itu tergila-gila dengan sosok Dio. Bahkan Adam dulu saja tak berani menemui orang tua Kania saat mereka masih berpacaran. Sedangkan Dio, cara menyatakan cintanya, benar-benar patut dipuji.
"Kalau Om sih, gimana Melodi aja. Tapi kayaknya Melodi gak mau deh"
"Maauuuu dong Pa, mau bangeettt. Eh.. anu anu maksud aku itu.. anu.. apa ya"
Tawa Kania dan Titin pecah begitu mendengar Melodi yang tergagap-gagap. Mereka bahkan memegangi perut mereka, ini memang bukan lelucon, tapi sikap Melodi sangat kekanakan.
"Gimana Mel? Mau jadi pacarku?" Tanya Dio.
Melodi menatap Adam, Kania dan juga Titin secara bergantian. Ketiganya menunjukkan senyuman lebar, dengan malu-malu Melodi mengangguk dan menerima pernyataan cinta Dio.
"Wah, ternyata Dio ganteng ya, pantes aja Melodi betah" celetuk Kania menggoda.
"Apa'an sih Ma? Jangan gitu dong kan aku jadi malu" gumam Melodi sembari menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
Titin kembali ke dapur, mengambil beberapa camilan lainnya. Mata Melodi tak pernah lepas sekalipun dari Dio yang sedang berbicara dengan Adam. Kedua lelaki itu seketika menjadi sangat dekat, hanya karena satu kesamaan mereka, musik.
Adam juga suka bermain musik, ia bercita-cita menjadi musisi. Tapi kedua orangtuanya tak mengijinkan. Ia berharap anaknya kelak akan meneruskan kesukaan Adam mengenai musik, tapi nyatanya Melodi malah tak mengerti sama sekali. Ia buta nada, tapi Adam sudah terlanjur menamai dia Melodi, dengan harapan yang tinggi.
"Ya gak apa-apa lah walau Melodi gak tahu musik, tapi bisa dapat menantu yang ngerti musik gini kan Om jadi senang. Iya kan Mel?"
"Iya Pa, sama aku juga, hehehe... Eh, Papa apa'an sih? Belum jadi menantu masih calon Pa, iya kan sayang?"
"Ulu ulu anak Mama, udah panggil sayang aja"
Melodi dan Dio tertunduk karena tersipu malu. Dio kembali melanjutkan perbincangannya dengan Adam hingga hari tak terasa semakin larut malam. Ia pun berpamitan pada kedua orang tua Melodi juga Titin untuk pulang kerumah.
Melodi mengantarkan Dio sampai ke depan rumah rumahnya.
"Panggilnya aku kamu ya Kak"
"Iya"
"Sayang boleh gak?"
"Boleh Mel"
Gadis itu tertawa riang, ingin sekali rasanya ia memeluk Dio. Ah, ia tak bisa menahan keinginannya itu. Melodi pun memeluk Dio, dan Dio, membalas pelukan itu.
Dio sudah meminta ijin pada Adam, jika mulai besok dirinya yang akan mengantar jemput sang kekasih. Kemanapun Melodi pergi, Dio akan mengantarnya, itu pun jika Dio tak memiliki kegiatan lain.
"Aku sayang Kak Dio. Hati-hati ya pulangnya" ucap Melodi melambaikan tangannya.
Dio yang sudah berada didalam mobil, menurunkan kaca mobilnya dan meminta Melodi untuk mendekat.
"I love you too"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
abdan syakura
Haaaaaa???
Kalian jadian???
PJ...PJ ....🤭🤣
2023-04-12
0
Sinsi Kagawa Clalu ChayankRamzy
gue suka dengan cerita nya thor.
lanjut
2022-03-22
1
Mega Kuzuma
semangat author sayang
2022-03-19
1