Melodi tengah berjalan seorang diri. Suasana sepi, memang karena masih jam nya pelajaran. Langkahnya terhenti didepan ruang OSIS, pintu ruangan yang sedikit terbuka itu menarik perhatian Melodi.
"Astaga" ujarnya sedikit berteriak. Secepat kilat seseorang menarik Melodi untuk bersembunyi di balik tempat sempit di samping ruang OSIS.
"Loe lihat?"
Melodi mengangguk, pemuda dihadapannya itu mendengus kesal.
"Mel, anggap tidak pernah melihat apapun. Loe ngerti?"
"Tapi kan Kak Dio, mereka, tapi ini sekolah"
Bagaimana cara Melodi harus berpura-pura jika yang ia lihat terlalu nyata adanya. Nathan dan Friska yang sedang berciuman. Oh, tangan Nathan bahkan masuk kedalam baju Friska, itu mengejutkan, diruang OSIS? Mereka benar-benar keterlaluan. Padahal Nathan terlihat bergitu berwibawa dihadapan murid lain.
Kejadian itu memang mengejutkan Melodi, tapi yang lebih membuatnya tak fokus adalah saat ini. Jarak yang begitu dekat antara dirinya dan Dio. Ini adalah jarak terdekat selama perkenalan mereka. Ah, bahkan Melodi bisa merasakan hembusan napas Dio di kepalanya. Tubuh mereka yang saling bersentuhan, membuat Melodi merona tanpa alasan.
"Kak Dio, peluk boleh gak?"
"Jangan cari kesempatan"
Melodi tertawa kecil lalu mendongakkan kepalanya, ia bisa menatap wajah Dio dengan begitu dekat. Wajah tampan itu, bibir Dio terlihat begitu menawan.
"Loe cemburu lihat Nath..."
"Mana mungkin, kan aku sukanya sama Kak Dio. Sekarang sih gitu, gak tahu kalau nanti"
Perasaan Dio kembali dilema, ini sudah kesekian kalinya Melodi menyatakan perasaannya. Tapi Dio masih memilih bungkam menyembunyikan perasaannya.
"Kak Dio, pernah ciuman gak?"
"Belum"
"Sama aku juga, aku sih maunya first kiss aku sama Kak Dio. Boleh gak?"
"Gak"
Dio membungkam mulut Melodi dengan tangannya. Karena ia mendengar suara Nathan dan Friska yang keluar dari ruangan. Terdengar rengekan Friska yang menjijikkan, Dio mendekap Melodi dalam pelukannya. Agar tak menatap dan mendengar apa yang kedua murid bejat itu lakukan.
Setelah semua dirasa aman, Dio mengajak Melodi untuk keluar dari tempat persembunyian.
"Kok udahan sih Kak, enak tau disana, masuk lagi yuk"
"Diam"
"Kak Dio kenapa sih gak suka aku? Yaudah oke, aku bakal berhenti buat suka Kak Dio"
"Hm .."
"Tapi nanti, setelah aku dapat pengganti. Dah Kak Dio" pamit Melodi lalu pergi menjauh dari Dio. Langkahnya terlihat begitu ringan dan ceria. Karena aroma parfum Dio masih terngiang dalam benaknya.
Gadis itu bersiul dengan riang, siapapun yang mendengarnya pasti tahu jika hati Melodi tengah berbunga-bunga. Sekali lagi langkah Melodi terhenti, ia tak sengaja berpapasan dengan Nathan. Ia menatap Nathan dan bajunya yang sedikit lusuh, juga bekas merah di leher pemuda itu.
"Hai Mel, lagi senang ya?"
"Kak Nathan, hai, itu lehernya kenapa?"
"Eh, gak apa-apa kok, digigit nyamuk" jawab Nathan seraya membenarkan kerah seragamnya untuk menutupi bekas merah itu.
Melodi hanya mengangguk lalu kembali melanjutkan langkahnya. Sesaat setelah Melodi pergi, Nathan berpapasan dengan Dio. Kini giliran Nathan yang menatap Dio dengan aneh. Ada bekas merah di seragam Dio, berbentuk seperti bibir.
"Kenapa tuh baju loe merah-merah?"
Dio menunduk dan menatap bajunya, ia mencoba menahan tawanya dihadapan Nathan. Ia tahu benar jika ini pasti bekas bibir Melodi yang menempel.
"Biasa si Melodi, nempel-nempel"
"Oh, pantesan aja dia kelihatan ceria"
"Hm.."
"Jangan kasih harapan palsu ke dia, dia gak pantes buat loe" ujar Nathan ketika Dio melewati dirinya.
Loe bahkan gak akan bisa masuk dalam daftar pacar Melodi, pikir Dio.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Bel pulang sekolah telah berbunyi, para murid sedang berdiri menunggu hujan reda. Melodi seperti biasa berlari dari arah pos satpam sambil membawa payung untuk Dio. Tapi kali ini, ia mengenakan jas hujan.
"Mel, loe kan baru sembuh, bandel banget sih nih anak" celoteh Lisa kesal.
Segera setelah memberikan payung untuk Dio, Lisa dan Karina menjewer telinga Melodi. Mereka membawa gadis itu menjauh dari para anggota LP disana.
Melodi hanya tersenyum mendengarkan Lisa dan Karina yang terus mengoceh.
Ttin... Ttin...
Terdengar suara klakson mobil tak jauh. Semua mata kembali menoleh, Daffin keluar dengan payung yang diberikan oleh Melodi. Saat Melodi dan teman-temannya sibuk bertengkar, Dio dan Daffin mengambil kesempatan untuk pergi ke parkiran mobilnya.
"Gue antar kalian pulang, Bokap Melodi gak bisa jemput, tadi udah ngabarin Dio" jelas Daffin.
Melodi sudah lebih dulu berlari menghampiri mobil Dio, ia membuka pintu depan dan mulai melucuti jas hujan yang dikenakannya. Ia tak akan melewatkan kesempatan untuk duduk disamping Dio.
"Mel, keluar, duduk belakang sana"
"Aaahh mau duduk disamping Kak Dio"
"Duduk dibelakang Dio gih, bisa peluk dari belakang"
Melodi terkekeh lalu menuruti perkataan Daffin, ia turun dan duduk dibelakang Dio. Lisa dan Karina tampak kesal, mereka merasa jika Dio mempermainkan Melodi. Harapan ini hanya akan menyakiti Melodi nantinya, tetapi gadis itu tak pernah peduli, walau sering terluka karena Dio.
"Kak Dio nanti jadi kan?"
"Lain waktu aja ya Mel, gue ada urusan mendadak"
Seketika senyuman itu hilang, tetapi Melodi berusaha untuk terlihat baik-baik saja. Namun nyatanya, sikap Melodi terlihat sangat jelas jika dirinya kecewa. Ia hanya diam saja selama perjalanan, suasana didalam mobil juga sepi, hanya Daffin sesekali yang bertanya dan dijawab oleh Karina atau Lisa.
Mereka telah sampai di tempat les Melodi dan sahabatnya. Tapi wajah Melodi masih saja terlihat murung. Daffin sudah berusaha membuatnya tertawa, tapi gagal.
"Makasih Kak" ucap Melodi kemudian pergi keluar mobil lebih dulu.
"Mel" panggil Dio dari dalam mobil.
"Aku gak apa-apa, maaf merepotkan"
Melodi berlalu pergi begitu saja, Lisa dan Karina yang kikuk, juga ikut pergi setelah berterimakasih pada Dio dan Daffin. Tidak ada yang bisa Dio lakukan, ia memang tak bisa menepati janjinya pada Melodi.
Selama les pun Melodi terlihat tak fokus, beberapa kali guru les nya menegur, tetap saja Melodi kehilangan fokusnya. Moodnya berubah sangat drastis, padahal ia sudah memikirkan apa saja yang akan dilakukan dengan Dio.
Drrrttt.....
Papa Calling..
Melodi : "Halo, Papa ada apa?"
Adam : "Papa jemput kamu, kita langsung pergi makan malam"
Melodi : "Kok Papa tau aku gak jadi jalan sama Kak Dio?"
Adam : "Papa tadi udah bilang Dio buat nunda kencan kalian"
Melodi : "Aaah Papaaaa, kan, tadi aku marah ke Kak Dio loh. Males banget ih sama Papa"
Adam : "Maaf sayang, ini penting. Lagian kamu, Dio aja ngerti, udah les yang bener"
Melodi segera mencoba menghubungi Dio setelah menutup telepon dari Adam. Tapi sayangnya, nomor Dio tak bisa tersambung. Pikiran Melodi sudah membayangkan yang tidak-tidak. Ia sangat takut jika Dio marah padanya, karena bersikap seperti anak kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
abdan syakura
💪🥰
2023-04-12
0
Duwi Hariani
semangat thor
2022-02-13
0