"Kalian mau berangkat les kan? Kenapa gak bareng Dio sama Melodi?" saran Daffin saat mengetahui jika Karina dan Lisa menunggu taksi.
"Kita gak mau dekat-dekat sama pacarnya Melodi Kak, kasihan dia" curhat Lisa.
Daffin tidak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Lisa. Karina segera menyenggol lengan Lisa karena keceplosan membicarakan masalalu. Mereka berusaha menutupinya, tapi Daffin sudah terlanjur dengar dan memaksa keduanya untuk bercerita. Dengan alasan demi kebaikan hubungan Melodi dan Dio.
Sebagai gantinya, Daffin menawarkan tumpangan untuk mengantar mereka berdua ke tempat les.
"Dulu, waktu SMP. Melodi itu punya pacar, ya siapa sih yang gak suka Melodi. Cantik, baik, pengertian, ya gitu lah" jelas Lisa.
"Terus?"
"Kita dulu itu kemana-mana selalu berempat Kak. Sampai waktu itu kita lagi naik gunung. Itu pertama kalinya kita naik gunung"
"Melodi semangat banget, apalagi ditemenin pacarnya. Tapi selama perjalanan, pacarnya si Melodi ini terus-menerus merhatiin teman kita yang satu lagi. Padahal Melodi juga kelihatan capek banget" imbuh Karina.
"Terus?"
"Ya kita mah gak kepikiran apa-apa, karena emang teman cewek kita itu suka ngeluh. Melodi juga nganggepnya wajar aja"
"Waktu kita udah sampai atas. Kita semua tidur, tiba-tiba Melodi kebangun mau pipis. Loe tahu apa yang dia lihat?" sela Karina.
"Bukan dia doang Kar, kita juga lihat. Si brengsek itu, lagi ciuman sama teman kita. Bayangin Kak gimana perasaannya Melodi?"
"Alasannya apa? Kenapa dia selingkuh?"
"Karena Melodi terlalu menutup diri, dia gak mau skinship lebih dari pegangan tangan. Saat itu juga dia nangis kejer Kak, paginya kita langsung turun. Sampai bawah kita maki-maki mereka, tapi Melodi? Cuma diem dan lebih milih pergi"
Daffin menghembuskan napasnya kasar, pasti Melodi ketakutan jika Dio dekat dengan temannya. Walau mungkin tidak bermaksud, tapi hubungan dan perasaan itu bisa datang tiba-tiba.
"Kalian tahu kalau Melodi dan Dio pernah..."
"Tau Kak" jawab keduanya kompak.
Bagaimana mungkin mereka tidak tahu, jika hal sekecil apapun yang terjadi pada Melodi, selalu gadis itu ceritakan pada Karina dan Lisa. Mereka bertiga menjadi sangat dekat, menceritakan semuanya pada satu sama lain. Agar tak ada lagi hal mengejutkan yang muncul, mereka tak ingin persahabatan mereka rusak.
Karina dan Lisa masih ingat dengan jelas, raut wajah bahagia Melodi kala menceritakan first kiss nya dengan Dio. Walau sebenarnya mereka berdua masih tak yakin, sebab anggota band pasti memiliki banyak penggemar. Dan bukan tidak mungkin, mereka tidak jatuh hati pada salah satunya bukan?
"Tenang aja, gue kasih tahu kalian satu rahasia besar. Tapi jangan kasih tahu siapapun termasuk Melodi"
"Eh, apa Kak?" Seru Karina.
"Dio, sebenarnya, dia suka Melodi sejak lama. Sejak Melodi memperkenalkan dirinya sebagai fans LP"
"Serius loe Kak? Jadi selama ini perasaan Melodi terbalaskan dong?" Sahut Lisa.
Daffin mengangguk, namun ia tak mengatakan alasan mengapa Dio memendam perasaan itu begitu lama. Bahkan Dio kerap kali mengikuti Melodi yang pulang sekolah tak bersama supir atau orangtuanya. Sekhawatir itulah Dio, walau ia melakukannya dalam diam.
Jika Melodi mengumbar perasaannya secara terang-terangan. Dio lebih suka menyimpan perasaannya dalam diam.
"Kak Daffin gak pernah suka Melodi?"
"Seperti yang Lisa katakan, siapa sih yang gak suka Melodi? Gue suka banget malahan, tapi karena dia suka Dio ya, mau gimana lagi"
"Aaah Kak Daffin, semangat ya. Cewek kayak Melodi itu limited, sabar aja hahaha" goda Lisa.
Pemuda itu hanya bisa tertawa, memang sebenarnya ia sudah melupakan perasaannya. Cinta itu tentang pengorbanan. Melihat orang yang dicintai bahagia, itulah arti cinta sesungguhnya.
"Makasih ya Kak, lain kali kita traktir deh, sebagai ucapan terimakasih" ucap Karina.
Daffin mengangguk dan melajukan mobilnya pergi. Senyuman sedih itu, terkadang ia iri dengan Dio. Walau tak banyak yang tertarik dengan pemuda itu, tapi Dio mendapatkan gadis penyayang seperti Melodi. Siapa yang tak iri jika ada seorang wanita yang selalu menyemangati dan tak pernah pergi walau berkali-kali disakiti.
Tapi setidaknya ia bisa melihat sahabat karibnya bahagia, Daffin berharap, Melodi bisa mengembalikan sosok Dio yang ceria. Sosok yang sudah bertahun-tahun mati dalam diri Dio.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Melodi baru saja keluar dari tempat lesnya. Karina dan Lisa sudah lebih dulu jemput oleh orang tua mereka. Sedangkan Melodi masih harus menunggu didepan tempat les.
Dinginnya malam, sial sekali Melodi tak mengenakan jaket hari itu. Ia terus bergerak agar tak membeku karena dingin. Cukup lama ia menunggu, akhirnya sebuah mobil datang menghampirinya.
"Kak Dio kenapa ada disini?"
"Gak sengaja lewat, masuk gih. Papa kamu gak bisa jemput, ada meeting penting"
Melodi merasa aneh dengan jawaban Dio. Jika Dio hanya lewat, kenapa ia tahu jika Papa Melodi tak bisa menjemput dirinya. Itu sangat aneh, tapi Melodi tak peduli. Ia bergegas masuk kedalam mobil karena udara semakin dingin.
Dio melepas jaketnya, lalu memberikannya pada Melodi tanpa kata apapun.
"Pasti Papa yang suruh Kak Dio jemput. Maaf ya, aku gak bermaksud ngerepotin" gumam Melodi lirih.
"Mel, mau makan dulu gak?"
"Kencan lagi yaaa?"
"Makan aja"
Makan atau apapun itu, jika bersama Dio, Melodi pasti berpikir jika mereka tengah berkencan. Tentu gadis itu tak akan menolak tawaran sebagus ini. Ia dengan semangat mengiyakan ajakan Dio, dan merekapun pergi ke salah satu restoran.
Sebelum masuk kedalam, Dio meminta Melodi untuk menutup matanya. Tangan Dio juga berada di mata Melodi, menutupnya agar Melodi yang penasaran itu tidak mencoba mengintip.
Melodi terus bertanya ini dan itu, hingga Dio kehabisan jawaban karenanya.
"Kejutaaaan" teriak para anggota LP, juga Lisa dan Karina.
Melodi pikir Lisa dan Karina pulang cepat karena sudah dijemput oleh orang tua mereka, tapi rupanya, kedua sahabatnya itu ikut andil dalam kejutan Dio.
Sebenarnya Melodi sedikit kecewa, karena ia ingin makan hanya bersama Dio saja. Jelas raut wajah kecewanya itu terlihat, hingga membuat para teman-temannya merasa canggung dan tak enak.
"Maaf deh Mel kalau kita ganggu loe" celetuk Lisa sambil menunduk.
"Eh, eh gak gitu kok, aku senang ada kalian disini. Rame kan jadinya hehehe"
Mereka semua mencoba menahan tawa, karena Melodi yang tak sadar jika mereka semua tahu mengenai kekecewaannya.
Dio menepuk kepala Melodi, menatapnya dengan tatapan intens.
"Kelihatan kalau kamu sedih"
"Eh, serius? Nggak gitu kok, cu..cuma gak sesuai ekspektasi aja, eheheh"
Sekali lagi jawaban Melodi menimbulkan tawa. Melodi kemudian duduk dengan tawa canggung, sembari menepuk-nepuk tangan Dio. Kini giliran Melodi yang merasa tak enak karenanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments