M - 5 ( Mimpi )

"Kak Dio" lirih Melodi.

Dio mengulurkan tangannya, ia ingin membantu Melodi berdiri, tetapi gadis itu malah menepis tangan Dio.

Melodi memanggil Lisa dan Karina untuk membantunya. Gadis itu berusaha berdiri dan menahan sakit dikakinya. Ia sangat kesal dan marah pada Friska, padahal dirinya baru saja sembuh tetapi perempuan gila itu malah kembali melukai kakinya.

"Gue anter pulang"

"Gak usah, aku dijemput Papa kok"

"Gue udah bilang Papa loe"

Melodi terkejut, tapi ia tak bisa menyembunyikan senyumannya. Ia sangat bahagia mengetahui kenyataan itu. Dio membantu Melodi berdiri, lalu memapahnya ke mobil. Para anggota LP yang sedang berbincang diparkiran bahkan terkejut melihat Dio datang dengan Melodi.

Seperti biasa, Kenzi langsung menghampiri dan membantu Melodi, menanyakan banyak hal padanya. Tetapi Melodi tak menceritakan semuanya, ia berbohong jika dirinya terjatuh.

Lisa dan Karina sebenarnya ingin ikut, tetapi mereka mengalah dan membiarkan Melodi pergi berdua bersama Dio. Mereka harap ini akan menjadi kenangan kecil diantara sahabatnya dan Dio.

"Gue cabut dulu" pamit Dio pada semua anggota LP. Daffin tersenyum dan menepuk pundak Dio, seolah ada rahasia diantara mereka berdua.

Dio pun pergi melajukan mobilnya meninggalkan sekolah. Hening, tak ada yang mencoba memulai pembicaraan. Melodi memang tak bisa, ia sedang menenangkan jantungnya yang masih berdebar kencang.

Hanya sesaat ia menikmati kebahagiaan berdua bersama Dio, sebelum dirinya kembali teringat tentang siswi yang mengaku sebagai pacar Dio.

"Pacar Kak Dio gak marah, kalau kamu nganterin aku?" Tanya Melodi kesal.

"Aku gak punya pacar"

Melodi semakin kesal karena jawaban Dio, ia lalu menceritakan semua yang ia dengar saat berada di kamar mandi. Kini Melodi terus mengoceh tanpa henti, bahkan ia juga membahas mengenai siswi yang memberikan coklat pada Dio. Gadis itu sangat kesal dan marah, jelas terlihat dari caranya bercerita.

Sebelum Melodi mengoceh terlalu jauh, Dio menyela perkataannya. Ia mengatakan jika sebentar lagi mungkin dirinya akan memiliki seorang pacar. Tetapi itu pun juga harus atas ijin dari Melodi.

"Terserah Kak Dio"

"Kalau gue sih mau Mel"

"Kalau Kak Dio mau aku juga setuju" jawab Melodi ketus.

Melodi pikir Dio memang tak memiliki hati, padahal ia tahu jelas jika Melodi menyukainya. Tetapi pemuda itu malah meminta ijin untuk memacari seseorang. Gadis itu tak sekalipun menatap Dio, ia terus menoleh ke jendela samping. Mencoba menahan tangisnya, ingin sekali ia membenci Dio.

"Kok kesini sih Kak? Aku mau pulang aja" pinta Melodi saat Dio memarkirkan mobilnya disalah satu restoran.

Dengan santainya Dio keluar mobil lalu membukakan pintu untuk Melodi, sambil berkata jika mereka akan merayakan hari jadian Dio. Setetes air mata itu jatuh dipipi Melodi, ia tak kuasa menahan tangisnya. Ada perasaan menyesal sebab ia mau pulang bersama Dio.

"Kok nangis?"

"Habisnya Kak Dio jahat banget sih, kan aku suka Kak Dio, terus kalau kamu punya pacar, aku, aku... hiks"

Dio menatap gadis dihadapannya dengan bingung. Ia menyeka air mata Melodi, lalu menggenggam tangannya.

"Aneh, kan pacar gue itu loe Mel"

Melodi membelalakkan matanya, ia terkejut dan tak mengerti dengan situasi yang terjadi. Ia kembali mencoba mengingat dan memahami semua yang Dio katakan sebelumnya. Hingga Dio tiba-tiba saja tersenyum kecil, jantung Melodi kembali berdetak kencang karenanya.

"Ingus loe Mel"

"Aaaahhh, maluuuu" teriak Melodi seraya memalingkan wajahnya dari hadapan Dio.

Dio berjalan pergi menjauh, menunggu Melodi yang tengah membersihkan ingusnya. Gadis itu merasa jika kini wajahnya pasti merah padam, ia tak ingin terlihat buruk dihadapan Dio.

Setelah mengelap ingusnya, Melodi mengambil bedak berdandan sedikit. Ia tak ingin jalan bersama Dio dengan keadaan wajah yang kacau.

"Kak Dio gak romantis banget sih, massa iya nembak cewek kayak gitu" keluh Melodi.

Walau sebenarnya Melodi bahagia, seperti apapun cara Dio menyatakan perasaannya, ia tetap menyukainya. Sebab Dio yang melakukan semua itu, pemuda yang Melodi sukai.

"Ya sorry Mel, kalau loe gak suka.."

"Suka kok suka, aku kan suka semua tentang Kak Dio. Suka banget malahan, hehe"

Dio menepuk pelan pucuk kepala Melodi beberapa kali, sebelum mereka berdua masuk kedalam restoran. Melodi berjalan perlahan mengikuti langkah Dio, sembari menebarkan senyuman lebarnya.

Setelah duduk, gadis itu memesan semua makanan yang Dio sukai. Bahkan untuk dirinya pun, ia memesan hal yang sama dengan Dio. Bagi Melodi, semua yang Dio sukai adalah kesukaannya.

Triing Tring Tring...

Ponsel Melodi terus berbunyi, beberapa pesan masuk dari teman-temannya. Ia membuka setiap pesan, dan kembali terkejut dengan apa yang teman-temannya katakan.

Rupanya Dio memposting foto Melodi yang tengah membaca menu di sosial medianya, dengan caption, Hari pertama kita bersama.

Melodi langsung menatap Dio, mata mereka kembali bertemu, karena Dio sedang menatapnya. Gadis itu refleks menutup matanya dengan kedua tangan, ia benar-benar salah tingkah dihadapan Dio.

"Kak, kita ini beneran pacaran kan?"

"Bohongan Mel"

"Aaaaahhhhh, gak lucu bercandanya"

Dio menggelengkan kepalanya, kekasihnya itu memang aneh. Padahal ia yang tidak mempercayai semuanya, tapi ia pula yang marah saat Dio mengikuti permainannya.

Makanan telah dihidangkan, Dio masih menatap Melodi yang sibuk dengan ponselnya. Gadis itu tengah membalas semua pesan masuk yang menanyakan mengenai hubungannya dengan Dio.

Merasa diperhatikan, Melodi kembali mendongakkan kepalanya. Sekali lagi ia menatap mata Dio, ia menyukainya.

Melodi meletakkan ponselnya kemudian mengambil alat makan dan mulai menyantap hidangan dihadapannya itu. Setelah melihat Melodi makan, Dio pun juga ikut memakan makanannya.

"Kak"

"Hm.."

Cukup lama Dio menunggu, tetapi Melodi tak juga melanjutkan perkataannya. Dan saat Dio mengalihkan pandangan, rupanya gadis itu sedang tersenyum sembari menatap Dio.

Melodi kembali mengoceh, mengeluarkan banyak sekali pujian untuk Dio. Ia bahkan tak berhenti bicara hingga makanan Dio habis. Melodi benar-benar mengungkapkan semua hal mengagumkan yang ia temukan dalam sosok Dio.

"Maaf, Kak Dio ya? Keyboardis Lila Prince?" Sela seseorang.

Sontak saja Dio dan Melodi menoleh, mendapati dua orang siswi yang mengenakan seragam sekolah. Dio mengangguk membenarkan perkataan siswi tersebut.

Salah seorang siswi meminta foto bersama Dio, dan mereka meminta Melodi untuk memfotokannya. Dengan senang hati, Melodi memfotokan mereka bertiga.

"Maaf ya Mel, harusnya gue bilang ke mereka kalau loe cewek gue"

"Maaf kenapa? Aku senang tau kalau banyak yang suka Kak Dio. Mereka harus tahu, kalau kamu itu memang mengagumkan"

"Kalau mereka suka gue, harusnya mereka juga ngehargain loe sebagai pacar gue"

"Apa'an sih Kak? Santai aja, aku senang kok, serius"

Melodi memang terlihat menyukainya, tapi tetap saja Dio tak suka dengan hal yang baru saja terjadi. Namun, Melodi kembali menemukan sosok baru dalam diri Dio. Ia tak pernah menyangka, jika pemuda yang berhati dingin itu, bisa sangat peduli padanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!