Pagi menjelang...
Melodi sudah bersiap didepan cermin, berdandan secantik mungkin hari ini. Walau masih dalam keadaan mengantuk, ia tak bisa tidur karena semalam terlalu bahagia.
Segera setelah bersiap, ia berlari turun kebawah, duduk dimeja makan dan meminta Titin membuat bekal untuknya.
"Ajak Dio sarapan bareng aja Mel" saran Adam.
Melodi menolak mentah-mentah saran itu, ia ingin menghabiskan waktu bersama Dio. Sebab dihari pertama mereka jadian, Dio malah menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama Adam semalaman.
"Habisnya, menantu Papa, eh calon menantu Papa asik sih. Lain kali ajak main lagi kesini ya, kamu sama Mama kamu kan gak ngerti musik"
Ttokkkk.... Ttokkkk....
"Udah datang, aku pergi dulu ya. Sayang Papa, sayang Mama, dadah Bibii" pamit Melodi lalu berlari keluar rumah.
Didepan pintu, ia kembali membenarkan pakaiannya, juga mencoba mengatur napasnya. Setelah itu barulah Melodi membukakan pintu dengan senyuman cerianya.
"Pagi sayang, yuk berangkat"
"Mau ketemu Papa Mama kamu dulu"
"Gak perlu, aku udah pamitan kok. Let's go honey"
Dio hanya tersenyum kecil melihat tingkah Melodi. Ia pun mengikuti kekasihnya yang berjalan ke mobil. Melodi berdiri didepan pintu mobil sambil memandangi Dio. Berharap kekasihnya itu membukakan pintu untuknya.
Cukup lama Melodi menunggu, tapi Dio malah langsung masuk kedalam mobil. Wajah geram Melodi terlihat, kekasih barunya itu memang tak romantis sama sekali. Ia pun masuk kedalam mobil dan mereka berangkat ke sekolah bersama.
Para anggota LP sudah berdiri di parkiran menunggu Dio. Saat mobil Dio masuk, mereka melambaikan tangan, seolah sudah mengerti jika disana ada seseorang yang baru saja masuk dalam hidup sahabatnya.
"Pagi Tuan Putri" sapa Kenzi seraya membukakan pintu untuk Melodi.
"So sweet, Kak Dio gak romantis banget, massa gue gak dibukain pintu" keluh Melodi.
Kenzi tertawa, harusnya Melodi menyadari hal itu sebelum menerima pria yang tak romantis itu sebagai kekasihnya. Dio kemudian keluar mobil dan menghampiri kekasihnya.
"Mel"
"Iya sayang, ada apa?"
"Jangan dekat-dekat cowok lain ya"
"Eh, kamu cemburu? Serius? Jadi selama ini..." ocehan Melodi terhenti karena Dio membungkam mulutnya.
Kenzi dan yang lain tak tahan melihat pasangan baru itu, mereka memilih untuk jalan lebih dulu masuk kedalam sekolah. Kemudian disusul oleh Dio dan Melodi. Beberapa mata sudah mulai curiga, saat Melodi keluar dari mobil Dio.
Terlebih sekarang, Dio dan Melodi terlihat berjalan beriringan sambil sesekali berbincang. Tidak sepenuhnya, hanya Melodi yang terus berbicara tanpa henti.
"Meelll" panggil Lisa menghampiri dan langsung merangkul lengan Melodi.
"Lisa, ngagetin aja. Tumben loe berangkat pagi"
"Gue belum ngerjain PR, kan kemarin belum selesai. Nyontek ya"
"Tapi nanti beliin es krim ya"
"Siap Tuan Putri"
Kini Lisa hadir sebagai teman Melodi berbincang, mereka berdua begitu asik mengobrol hingga melupakan Dio yang berjalan seorang diri mengikuti mereka berdua. Tidak ada yang bisa Dio lakukan, ia hanya bisa menatap Melodi.
Saat kedua siswi itu hendak menaiki tangga, barulah Melodi ingat jika dirinya sedang berjalan bersama Dio sebelumnya.
"Lisaa, kan gue jadi lupa. Kak Dio kema..."
"Masih disini"
"Loh itu tadi Kak Dio? Gue kira si Raga, soalnya kalian kelihatan dekat sih" sela Lisa.
Melodi memanyunkan bibirnya, ia sedih tak bisa mengobrol banyak dengan Dio. Padahal niatnya ingin menghabiskan waktu bersama dengan Dio. Tapi Melodi malah terlena dengan perbincangannya dengan Lisa.
"Nanti makan bareng ya sayang"
"Iya, masuk gih"
"Peluk boleh gak?"
"Ini sekolah"
Melodi tertawa, sedangkan Lisa masih bengong, tak mengerti dengan apa yang terjadi. Dio terus berdiri disana hingga Melodi tak terlihat lagi ditangga. Tapi gadis itu, terus saja menoleh dan melambaikan tangannya pada Dio. Ia terus mencoba mengintip Dio, dan pemuda itu masih berdiri disana.
"Masuk Mel"
"Iyaa, bye"
Lisa yang sudah tak bisa menahan rasa penasarannya, menarik Melodi masuk kedalam kelas. Mendudukkan gadis itu dibangkunya, dan mulai mengintrogasi dirinya. Walau sudah dipaksa, Melodi tetap bungkam tak menjawab. Ia malah mengeluarkan bukunya dan meminta Lisa untuk segera menyalin PR, karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi.
Pelajaran dimulai, para murid tengah fokus mencatat apa yang dijelaskan oleh guru mereka. Begitu juga dikelas Melodi yang tengah fokus mencatat karena memang jam pelajaran pertama adalah matematika. Mereka tak ingin kehilangan fokus dan menjadi sasaran sang guru. Sebab guru matematika mereka terkenal killer dan suka menunjuk siswa secara tiba-tiba untuk mengerjakan soal di papan tulis.
"Ada yang mau mencoba mengerjakan?" Tanya sang guru.
Hening sesaat... Tak ada suara apapun.
"Saya Pak" ucap Melodi mengangkat tangannya. Dengan percaya diri gadis maju dan mulai mengerjakan soal dipapan tulis.
Bukan tanpa sebab ia menjadi Melodi yang begitu aktif dan antusias dalam pelajaran. Seperti janji Melodi pada Adam sebelumnya, ia akan lebih rajin belajar lagi saat dirinya bisa menjadi kekasih Dio. Dan mimpi itu terwujud sangat cepat.
Dengan hati-hati Melodi menggoreskan spidol, sembari sesekali bertanya pada sang guru. Padahal guru mereka sangat senang bila melihat murid yang antusias dan mau belajar seperti ini.
Uwa.. gludak.. ha..waaa
Suara bising tiba-tiba terdengar, Melodi masih fokus dengan soal di papan tulis. Beberapakali sang guru mencoba menenangkan para murid, tapi teman sekelas Melodi kembali bising lagi.
Setelah Melodi menyelesaikan soal dipapan tulis, Pak Guru meminta semua muridnya mencatat hasil pekerjaan Melodi Begitu juga dengan Melodi yang sudah duduk dan menyalin pekerjaannya dibuku tulis.
Teman-teman Melodi masih saja berbisik-bisik selama jam pelajaran berlangsung. Hanya Melodi yang tidak menyadari hal tersebut.
Kriiing.......
Bel istirahat berbunyi.
Melodi berdiri dari kursinya dan hendak berjalan pergi. Tetapi teman-temannya sudah lebih dulu menutup pintu dan mencegah kepergian Melodi.
"Ada apa? Kenapa ditutup pintunya?" Tanya Melodi polos.
"Loe sama Kak Dio, taken?"
"Serius loe Mel?"
"Ini loe kan Mel?"
"Aah, patah hatinya gue"
"Nyata gak sih? Bukan settingan kan?"
Rentetan pertanyaan datang dari para siswi disana. Beberapa siswa yang hendak keluar pun tak bisa berkutik, karena para siswi itu benar-benar menghadang pintu kelas.
"Masih lama gak sih? Kita laper nih" sela Brandon mewakili suara para siswa.
Tanpa kata apapun, para siswi itu menatap tajam ke arah Brandon. Hal itu sukses membuat Brandon dan temannya menelan ludah.
"Jelaskan Mel" pinta Karina.
"Gue gak ngerti, ada apa sih?"
"Jangan sok polos deh, tadi pagi loe kan manggil Kak Dio, sayang" timpal Lisa sembari menunjukkan story sosmed yang dibuat oleh Dio.
Video singkat yang dibuat Melodi pagi tadi menggunakan ponsel Dio saat mereka berangkat ke sekolah. Bahkan Dio juga memberikan penjelasan, jika ini adalah hari pertama dirinya berangkat sekolah dengan seseorang yang spesial.
Melodi tersipu malu melihat story Dio di sosmed. Ia hanya bisa tersenyum dan mengangguk membenarkan semua yang dikatakan oleh teman-temannya.
"Gue boleh pergi gak? Kak Dio udah nungguin nih" pinta Melodi dengan wajah polosnya.
Karina dan Lisa segera menyingkirkan para gadis yang sedang patah hati tersebut. Memberikan jalan untuk Melodi agar bisa bertemu dengan sang kekasih.
Baru saja pintu terbuka, para siswa langsung berlari secepat kilat keluar kelasnya.
"Mel, lama banget jalannya, minggir" teriak Brandon diikuti oleh siswa lainnya. Pasalnya Melodi berjalan pelan-pelan seraya menikmati pemandangan indah dibawah sana.
Tapi karena ulah para lelaki itu, Melodi harus menghentikan langkahnya dan menepi agar tak ditabrak oleh gerombolan siswa itu.
"Mel, loe beneran jadian sama Dio?" Tanya Raga sembari menarik tangan Melodi yang hendak melangkah turun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments