Melodi tengah asik menikmati es krimnya, sembari melihat wahana menyeramkan yang ada di depannya. Ia tak habis pikir, kenapa orang-orang disana sangat berani menaiki wahana tinggi menakutkan itu.
"Mel" panggil Dio yang baru saja selesai mengangkat telepon.
Gadis itu menoleh, menatap Dio dalam diam. Pemuda itu tersenyum kecil, sebelum mencium bibir Melodi begitu saja. Melodi membelalakkan matanya, ia tertegun seraya menatap mata Dio.
"Kalau makan jangan belepotan lagi ya" ucap Dio dengan senyuman kecil yang kaku.
Melodi tersenyum lebar, Dio sangat romantis sekali. Ia bahkan tak bisa menyembunyikan perasaan bahagianya.
"Lagi dong Kak"
"Hm.. nakal ya" ucap Dio seraya mencubit pipi kekasihnya itu.
Dio mengajak Melodi untuk berkeliling menikmati permainan lain. Mereka berhenti di sebuah stand permainan yang memiliki banyak macam hadiah. Melodi mencoba permainan itu, tapi terus gagal, padahal ia ingin sekali boneka unicorn disana.
"Aah sayang, kamu hebat banget sih" celetuk seorang wanita disamping Melodi. Wanita itu mendapatkan satu boneka unicorn karena pacarnya memenangkan permainan.
Melodi mengalihkan pandangannya, menatap Dio yang masih saja sibuk menelepon. Entah siapa yang terus saja menghubungi Dio, kencannya benar-benar terganggu.
"Wah, pacarnya hebat ya, susah loh ini. Pacarku kayaknya gak bakal bisa" puji Melodi dengan nada sedikit keras.
"Iya dong, pacarku ini memang yang terbaik" balas sang wanita diselingi kecupan dipipi untuk kekasihnya itu.
Dio mendengar pembicaraan itu, ia menutup teleponnya dan berjalan mendekati Melodi setelah pasangan itu pergi. Melodi mengajak Dio untuk pergi ketempat lain, tapi Dio menolak. Ia bilang ingin mencoba permainan tersebut. Ini yang Melodi tunggu, ia pikir Dio pasti terusik dengan perkataannya tadi.
Dengan percaya diri dan fokus, Dio bersiap untuk melempar bola ditangannya. Hanya dalam waktu singkat, ia mampu memasukkan bola tersebut pada target. Melodi bahkan tercengang, Dio sangat hebat bermain game.
"Mau yang mana hadiahnya Kak?" Tanya penjaga stand.
Melodi yang semangat, memilih tiga boneka yang berukuran cukup besar itu, unicorn, koala dan monyet. Ia kegirangan mendapatkan tiga boneka sekaligus.
"Hadiahku mana?" Tanya Dio.
"Kak Dio mau boneka ini?"
"Cowok tadi dapat ciuman, aku kasih kamu tiga boneka berarti..."
Bukannya mencium Dio, Melodi malah berjalan pergi menjauh. Ia melihat-lihat sekitar, mencari permainan yang memiliki hadiah yang bagus. Setelah cukup lama berjalan, akhirnya Melodi berhenti di sebuah stand. Permainan menembak, kali ini hadiahnya adalah sebuah teddy bear besar. Boneka itu bahkan lebih besar dari Melodi.
Melodi mulai mencoba bermain, tapi ia selalu gagal. Tembakannya selalu meleset jauh dari target.
"Payah" ejek Dio.
"Emangnya kamu bisa? Kamu kan..." ucapan Melodi terhenti kala Dio membalikkan badannya menatap target.
Dio berdiri dibelakang Melodi dan mengajari gadis itu cara menembak dengan benar. Berkali-kali Melodi berusaha fokus, tapi itu sangat sulit. Bagaimana tidak, ia bisa merasakan hembusan napas Dio di telinganya. Ia tak pernah berpikir jika Dio bisa seromantis ini, mengingat pemuda itu sangat cuek sebelumnya.
"Uwa berhasil"
"Pinter banget sih pacar aku"
"Kak Dio sweet banget sih, suka tau, mmh... jadi makin sayang deh"
"Hm...."
"Kalau gitu, Kak Dio main gih, aku mau boneka itu, mauuuuuu, ayo ayo"
Rengekan Melodi lagi-lagi bisa mengukir senyuman di wajah Dio. Pemuda itu segera mengambil posisi dan mulai menembak dengan sangat lihai. Melodi tak pernah menyangka jika kekasihnya sangat handal bermain game. Ia pikir, Dio hanya bisa bermain musik saja.
Setelah mendapat apa yang diinginkan, Dio mengajak Melodi untuk pulang kerumah. Karena jam sebentar lagi menunjukkan pukul sembilan malam. Ia tak ingin Melodi berada diluar terlalu lama.
Sebelum pulang pun, Dio masih saja mengangkat telepon dari seseorang. Dan kesabaran Melodi habis karenanya.
"Kak Dio itu telepon dari siapa sih? Cewek kamu? Sebenarnya, ini kita ini..."
Dio membungkam mulut Melodi lalu ia mengubah panggilannya ke mode speaker agar kekasihnya itu bisa mendengarkan.
"Gimana berhasil gak? Jangan sampai tuh cewek ngambek gegara loe gak romantis. Oh iya, Melodi gak curiga kan kalau misalkan loe dari tadi telepon sama kita?"
"Ih Kak Daffin ya ini, gue pikir Kak Dio punya cewek lain" omel Melodi kesal.
Terdengar suara tawa dari seberang sana. Teman-teman Dio khawatir, mereka tak bisa melepaskan Dio begitu saja. Walau pada akhirnya berjalan lancar, tapi kencan pertama Dio penuh dengan kecurigaan.
"Sorry Mel, have fun ya, hati-hati kebablasan" nasihat Daffin sebelum menutup panggilan itu.
"Apanya yang kebablasan Kak?"
"Gak tahu, biarin aja"
Dio mulai melajukan mobilnya menuju rumah Melodi. Selama perjalanan, Dio meminta Melodi untuk mengungkapkan perasaannya. Agar pemuda itu bisa tahu perasaan seperti apa yang sedang dirasakan oleh seseorang yang tengah jatuh cinta.
"Sebanyak apapun Kak Dio dengerin cerita ku, kamu gak akan bisa membayangkan rasanya sayang"
"Kenapa gitu?"
"Kamu harus ngerasain sendiri, indahnya jatuh cinta. Akhir pekan, kita jalan-jalan lagi ya"
"Hm.. masih aja cari kesempatan"
Melodi tertawa, karena Dio bisa menebaknya dengan benar. Meskipun hari ini singkat, Melodi bisa merasakan keindahan itu. Karena Dio selalu menemani dirinya.
Sampai dirumah Melodi..
Dio membukakan pintu mobil untuk kekasihnya, membawa semua boneka Melodi masuk kedalam rumah.
"Lihat nih siapa yang baru pulang kencan" goda Kania heboh.
"Wah, anak Papa nakal ya, udah minta dibeliin boneka sebanyak ini" imbuh Adam.
"Kak Dio hebat deh Pa, bisa menangin semua permainan. Jadi dapat semua ini deh, uhmm... tadi aku diajarin Kak Dio cara nembak" cerita Melodi dengan gestur malu-malu.
Dio tersenyum kecil, kemudian menaruh semua boneka Melodi di sofa. Karena sudah malam, ia tak mampir dan berbincang. Hanya sekadar mengantar Melodi pulang kerumah.
"Kak Dio hati-hati ya pulangnya"
"Iya"
"Ciuman selamat malam dong" pinta Melodi seraya menunjuk keningnya.
Dio mendekat, bukan untuk mencium kening itu, hanya meniupnya saja. Ia ingin bermain-main sejenak dengan Melodi sebelum pulang.
"Sayang, gak mau ngucapin sesuatu?" ucap Melodi.
"Hm, apa?"
"Ya apa gitu, terserah"
"Contohnya"
"I love you"
"Love you too Mel. Masuk gih dingin"
"Curang, daaah"
Setelah memastikan mobil Dio pergi menjauh dan tak terlihat. Barulah Melodi masuk kedalam rumah. Ia membawa semua bonekanya masuk kedalam kamar dengan bantuan Titin.
Tetapi sebelum itu, Adam dan Kania sejenak menanyakan beberapa pertanyaan. Mereka ingin mendengarkan kisah kencan pertama putri tunggal nya itu.
"Tadi jalan kemana aja? Ngapain aja hayoo"
"Ih Papa apa'an sih, kayak gak pernah muda aja. Udah ah aku ngantuk, besok mau sekolah. Dijemput sama honey"
"Astaga anak Mama, centil ya sekarang. Good night sayang" ucap Kania seraya mencium kening putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments