Dio menggendong Melodi dipunggungnya, gadis itu terus saja berbicara, seakan telah sehat kembali.
"Kak Dio, aku jadi orang pertama yang Kak Dio gendong kan?"
"Iya, dan ini ketiga kalinya"
Melodi mengeratkan pegangannya, ia menempelkan kepalanya pada kepala Dio. Hanya gadis itu yang bisa melihat betapa manisnya Dio saat tidak banyak orang yang memperhatikan mereka berdua.
"Melodi kenapa? pingsan lagi?" Tanya Daffin panik.
"Mel, jangan bercanda"
"Mmhh,,, masih mau digendong Kak Dio. Muterin sekolah ya sebelum pulang" pintta Melodi.
Daffin dan Adam saling berpandangan lalu menggeleng-gelengkan kepala mereka. Melodi sudah kembali seperti dulu, pasti Dio yang merubahnya. Daffin merasa lega karena Dio menceritakan semuanya pada Melodi, hampir saja ia ingin memukul Dio jika masih terus melanjutkan permainan konyolnya ini.
Adam mengambil alih Melodi dari punggung Dio. "Wah anak Papa berat juga ya" ujar Adam.
"Serius Pa? Aku pikir Kak Dio cuma bercanda, kalau gitu bilangin Mama aku mau diet pokoknya, titik"
"Tapi kan kamu lagi sakit sayang"
"Kasihan Kak Dio keberatan gendong aku Pa"
Adam hanya bisa mengelus dadanya dan berjalan menuju mobilnya. Melodi terus saja melambaikan tangannya pada Dio dan Daffin yang masih memperhatikan dirinya didepan pintu masuk sekolah.
"Pak Satpam, jagain Kak Dio ya, jangan sampai kehujanan" teriak Melodi dari dalam mobil.
"Siap Non, cepat sembuh ya" jawab Pak satpam itu. Ia menatap Daffin dan Dio dengan senyuman lebar lalu berjalan kembali ke pos tempatnya berjaga.
Daffin sedang tertawa terbahak-bahak karena ada satpam yang menjaga Dio. Entah mengapa itu terdengar sangat lucu untuk Daffin. Walau tak berpengaruh apapun terhadap Dio.
Mereka berdua berjalan kembali ke kelas, sambil sedikit berbincang.
"Kenapa loe gak jujur aja sih?"
"Gue takut Fin, takut dia berubah"
"Mau sampai kapan loe biarin Melodi nunggu? Sampai Nathan atau Kenzi nembak dia duluan?"
"Gue takut Melodi terluka karena gue nantinya. Gue gak mau dia benci gue"
Daffin menepuk pundak sahabatnya itu. Mungkin benar mereka semua dipertemukan saat menjadi anggota LP. Tetapi Daffin dan Dio lebih dulu saling mengenal karena mereka sudah berteman sejak duduk dibangku SMP. Dan kedua pemuda ini juga aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler musik saat masih SMP dulu.
Alasan mengapa Dio begitu baik saat Melodi sakit, karena ia tak tega melihat gadis yang ia cintai sakit. Perasaan yang sudah lama Dio pendam, sebenarnya perasaan Melodi tak pernah bertepuk sebelah tangan. Hanya saja ada hal yang membuat Dio membuat jarak dengan Melodi.
Walau begitu, dalam cuek dan dinginnya Dio, ia selalu mengkhawatirkan Melodi yang selalu bertindak sembrono.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Disisi lain, Melodi tengah bersenandung ria didalam mobil. Ia terus saja memandangi kotak hadiah yang Dio berikan padanya. Adam kembali lega melihat putrinya yang sudah ceria, tapi kekhawatirannya tentang masa yang akan datang, tak bisa Adam hilangkan dari pikirannya.
"Papa, aku sayang Papa. Mmmhhh...."
"Kenapa putriku jadi seperti orang gila" gumam Adam.
"Aku dengar Paaaaaa, nyebelin"
Adam tertawa melihat tingkah putrinya. Ia segera meminta Melodi turun karena dirinya harus kembali lagi ke kantor. Kania terlihat berlari dengan wajah khawatir dari dalam rumah. Padahal putrinya tak pantas ia khawatirkan.
"Mama, aku sayang Mama" ucap Melodi sambil menggerakkan kepalanya.
"Eh, anak kita kenapa? Kita bawa kerumah sakit saja, parah ini"
"Aaah, Mama sama Papa nyebelin deh"
Kania masih tidak mengerti, ia terus saja menatap Adam yang tertawa didalam mobil. Adam meminta Kania untuk membawa putri mereka masuk kedalam rumah, dan akan menjelaskannya nanti setelah pulang kerja.
Dengan hati yang was-was, Kania membawa Melodi masuk kedalam rumah. Titin segera menyusul dengan membawa makanan dan juga obat untuk nona mudanya.
Melodi telah berganti pakaian, ia sedang duduk diatas kasur sambil terus memegangi hadiah dari Dio. Ia tak rela membuka hadiah itu, pasti Dio membungkusnya dengan penuh cinta. Pikiran picik Melodi ingin mempercayai semua itu.
"Mel, kamu kenapa?"
"Aku gak apa-apa Ma. Mana obatnya, aku mau cepat sembuh biar besok bisa sekolah"
Kania dan Titin saling berpandangan, mereka menuruti permintaan Melodi. Setelah memastikan gadis itu meminum obatnya, mereka berdua segera pergi meninggalkan kamar Melodi.
Melodi masih saja memandangi hadiah dari Dio. Ia bangun dan tidur lagi karena kebingungan akan membuka hadiah itu atau tidak. Setelah bergulat lama dengan pikirannya, ia pun memutuskan untuk membuka hadiah dari Dio.
Sebuah bandana yang dipenuhi oleh corak bunga disana. Melodi sangat senang, hadiah manis dari Dio sangat indah dan manis. Ia sudah memutuskan akan memakai bandana itu besok saat pergi ke sekolah.
Efek obat yang Melodi minum sudah mulai terasa, rasa kantuk mulai menyerang gadis itu. Ia pun tertidur setelah menaruh bandana nya di meja samping tempat tidurnya.
Kania dan Titin sedang cemas memikirkan Melodi di ruang tengah. Mereka masih tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Melodi. Yang bisa mereka lakukan hanyalah menunggu Adam pulang dan mendengarkan ceritanya.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Esok hari tiba..
Seperti biasa, Melodi sudah berdiri di depan pintu masuk sekolah. Tapi hari ini, ia sedikit berdandan karena mengenakan bandana dari Dio. Rambutnya ia biarkan terurai dengan indah, senyuman megah sudah berada diwajah Melodi sejak tadi.
"Kak Dio, selamat pagiiiii" sapa Melodi berjalan mendekati para anggota LP.
"Pagi Mel" jawab Dio singkat.
"Dio aja nih yang disapa?" Sela Daffin.
"Selamat pagi semuanyaaaa"
Kenzi menatap Melodi dengan seksama, seperti biasa ia menggoda gadis itu. Tapi kali ini pujian Kenzi tak main-main. Ia terus memuji betapa cantiknya Melodi hari ini.
"Cantik banget loe Mel hari ini, bikin males berpaling deh" goda Kenzi.
"Cocok dong, Kak Dio juga kelihatan ganteeeeeng banget"
"Gue yang muji, malah Dio yang dipuji. Ni anak otaknya, yaudah ayo masuk"
Melodi berjalan beriringan dengan Dio, ia terus saja menatap Dio. Hingga tak memperhatikan jalannya dan membuat Melodi menabrak Nathan yang berjalan dari arah sebaliknya.
Dengan sigap Nathan menahan tubuh Melodi yang hendak terjatuh karenanya.
"Maaf Kak Nathan"
"Iya gak apa-apa, hati-hati ya. Nanti makan bareng yuk Mel, gue traktir"
"Eh kenapa? Ada acara apa?"
"Badan loe kurusan, pasti gara-gara sakit"
Melodi membelalakkan matanya tak percaya, padahal kemarin Dio bilang jika tubuh Melodi berat tapi hari ini Nathan bilang sebaliknya. Ia mulai berpikir yang tidak-tidak, tapi tidak mungkin berat badannya turun banyak hanya dalam satu malam.
"Nathan sayaaaang" teriak Friska dari kejauhan.
Refleks Dio menarik tangan Melodi menjauh dari Nathan, lalu memposisikan gadis itu diantara dirinya dan Daffin.
Nathan menatap Dio heran, begitu juga dengan para anggota LP lainnya. Tapi tidak dengan Melodi yang merasa sangat dibantu karena tarikan Dio. Walau tak pernah mengatakan apapun pada Dio, pemuda itu bisa melihat jika Friska menindas Melodi. Hal itu terlihat jelas saat mereka berada di kantin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
abdan syakura
Semangat, kak Thor!!!
👍💪💪🥰🥰
2023-03-01
0
Duwi Hariani
lnjut
semangat up nya kk
2022-02-01
0