M - 10

Dio mendorong Kenzi yang berdiri didepannya, memberikan kode agar berjalan pergi. Melodi dan para anggota LP pergi setelah Kenzi berpamitan pada Nathan.

"Kak Dio tahu ya"

"Iya"

"Maaf ya, jadi ngecewain"

Para anggota LP yang lain masih tidak mengerti dengan topik pembicaraan antara Melodi dan Dio. Memang benar kata Melodi, diantara semua anggota LP, Dio yang paling manis. Buktinya saja ia bisa menyadari hal kecil ini dengan cepat.

"Apa sih gue gak ngerti" sela Kenzi kebingungan.

"Friska, nindas Melodi" jelas Dio singkat.

Sontak saja mereka semua terkejut, sedangkan Melodi tersenyum kecut karenanya. Ia tertawa kaku dan mencoba melupakan semua yang terjadi padanya. Hatinya sudah memilih melupakan kesedihan yang tak seharusnya ia kenang.

"Kak Dio jalan yukkkkk"

"Mel, kita lagi bahas serius ini" celetuk Daffin kesal. Ia menjewer telinga Melodi hingga membuat gadis itu minta ampun karenanya.

Melodi kembali menjelaskan jika dirinya sudah tak ingin mengingat semua itu. Lagi pula, Friska melakukannya hanya karena salah paham saja. Kecemburuan yang tidak seharusnya ada.

Gadis itu kembali merengek dan mengajak Dio untuk jalan. Ia memang tak pernah menyerah, walau peluang ditolak adalah 99%. Tapi kemungkinan satu persen itu pernah terjadi sebelumnya. Di hari ulang tahun Melodi, Dio menerima ajakannya untuk pergi bersama.

"Kemana?"

"Horeeeee, nanti aku kasih tahu ya"

"Dio kan belum jawab Mel" sela Nendra.

"Kak, kalau Kak Dio tanya kemana, itu berarti dia mau. Kalau gak mau pasti jawabannya tidak"

Mereka semua kecuali Dio kembali mengingat, penjelasan Melodi ada benarnya. Dio memang selalu seperti itu, mereka baru menyadarinya.

Melodi berpamitan pada anggota LP untuk naik ke kelasnya. Setelah melihat Karina dan Lisa yang datang mendekati dirinya. Ketiga gadis itu kembali heboh membahas hal lain sambil berjalan ke kelas.

Saat sampai di kelas, Melodi bahkan lebih heboh lagi karena ia kegirangan sebab Dio mau jalan dengannya. Padahal ini bukan hari ulang tahun Melodi, tapi pemuda dingin itu tak menolak ajakannya.

"Menurut kalian, apa Kak Dio mulai suka gue ya? Hm....."

"Eh, bukannya Dio punya pacar?" Sela Karina bingung.

"Mana ada pacar, itu foto fansnya tahu. Kak Dio yang jelasin semuanya ke gue kemarin"

"Tuh cowok maunya apa sih? Udah tahu loe bakal menggila kalau dikasih harapan gini" timpal Lisa kesal.

Lisa dan Karina terkadang tak menyukai sikap Dio. Terkesan menarik ulur perasaan Melodi yang jelas-jelas mengharapkan Dio menjadi miliknya. Tapi Melodi tak ingin memahami hal itu, ia sudah buta dengan cintanya pada Dio.

Selama pelajaran berlangsung, Melodi terlihat begitu ceria, sesekali bersenandung kecil. Hatinya sangat bahagia, setiap hal yang dilaluinya ia lewati dengan penuh senyuman bahagia.

Melodi berlari kecil menuruni tangga, Lisa dan Karina hanya bisa berharap Dio tak akan mengecewakan Melodi. Melihat betapa senang dan antusias nya Melodi, membuat kedua sahabatnya juga turut senang walau diselingi kekhawatiran.

"Kak Diooo" teriak gadis itu heboh kala melihat Dio dan para anggota LP melintas.

Hampir saja Melodi terjatuh karena tak bisa mengerem langkahnya. Kenzi yang kesal menjewer telinganya. Selalu saja Melodi bersikap ceroboh, padahal ia baru saja sembuh dari sakitnya.

"Mau ke kantin Mel?" Tanya Daffin.

"Mauuu, bareng ya"

"Mel kita harus ke perpus" celetuk Lisa.

"Oh iya lupa, maaf. Gak jadi Kak, pergi dulu ya"

Melodi dan kedua temannya berjalan ke arah yang berlawanan. Namun mereka tak jadi pergi karena terlihat Friska dan gengnya sedang berjalan mendekat. Ketiga siswi itu segera berbalik dan berjalan cepat agar bisa menyamai para anggota LP.

"Kok balik lagi Mel?" Tanya Daffin.

"Ada nenek sihir"

Daffin menoleh dan mendapati Friska yang sedang berjalan mendekat dengan gengnya. Melodi, Lisa dan Karina terpaksa mengambil jalan memutar agar tidak berpapasan dengan gerombolan penyihir kejam itu. Saat hendak berbelok, mereka malah melihat Nathan dari kejauhan.

"Kan, emang sebenarnya itu aku ditakdirkan buat pergi bareng Kak Dio" omel Melodi pada Lisa dan Karina.

Mau tidak mau, mereka berdua menuruti keinginan Melodi untuk pergi bersama anggota LP ke kantin. Karena dibelakang mereka, ada Friska yang sudah bergelayut manja di lengan Nathan.

"Tapi Mel, menurut gue ya, loe terima aja deh Kak Nathan. Pasti dia bakal jagain loe dari para penyihir itu" saran Karina.

"Iya Mel, daripada kita kucing-kucingan gini, kesannya kita yang salah" imbuh Lisa.

Daffin ikut nimbrung dan menyetujui saran Lisa dan Karina. Ia ingin memanasi Dio, agar pemuda itu mau menyatakan perasaannya sebelum Melodi berpindah ke lain hati.

"Tapi kan gue sukanya sama Kak Dio"

"Yaelah Mel, Dio kan gak suka loe. Udah sana, enak loh ada yang jagain. Jadi gak was-was" sela Kenzi.

"Emangnya, Nathan udah nyatain perasaannya ke loe Mel?" Tanya Valdo.

Lisa yang geram membeberkan jika Nathan sudah tiga kali menyatakan cintanya pada Melodi. Tapi selalu gadis ini tolak dengan alasan yang sama, Dio. Dan Nathan tak pernah menyerah untuk mengejar Melodi walau tahu kenyataannya. Bahkan Lisa dan Karina juga heran karena hal itu.

"Karena Nathan tahu, Dio gak suka Melodi" kata Valdo.

Melodi menatap Dio sedih, ia membuang napasnya kasar. "Aku yakin, pasti suatu hari nanti, Kak Dio bakal suka sama aku"

Dio menatap mata Melodi, ia bisa melihat ada harapan besar disana. Cinta itu sudah terbalas, hanya saja pemiliknya tak memiliki nyali besar untuk mengungkapkan perasaannya. Dio memang pengecut.

"Mel, ntar malem gue jemput ya, jam tujuh" ucap Dio.

Semua orang terkejut kecuali Melodi yang kegirangan. Gadis itu langsung mengiyakan tanpa pikir panjang. Kenzi menyuruh ketiga gadis itu untuk segera masuk karena mereka telah berada di perpustakaan. Sebab berbincang, para gadis itu tak memperhatikan jalan, padahal Kenzi menuntun mereka untuk ke perpustakaan.

Setelah memastikan Melodi dan yang lainnya masuk kedalam perpustakaan. Para anggota LP berbalik dan berjalan menuju kantin untuk makan. Selama perjalanan mereka mulai menghujani Dio dengan berbagai pertanyaan.

"Gue juga udah pernah nembak Melodi" pengakuan Kenzi.

"Terus?" Sahut Nendra.

"Ditolak lah, karena Melodi cuma suka Dio" jawab Valdo.

Valdo sebenarnya melihat semuanya, ketika Kenzi menyatakan cintanya pada Melodi sekitar satu tahun yang lalu. Tapi Valdo menyimpannya karena tak ingin ada masalah diantara mereka. Ia kagum dengan Melodi dan Kenzi yang bersikap seolah tak pernah terjadi apapun diantara mereka.

"Sekarang waktunya loe jujur, loe juga suka Melodi kan?" Tanya Kenzi menghadang langkah Dio.

Kenzi, Nendra dan Valdo sudah mengetahui perasaan Dio. Walau pemuda dingin itu tak pernah menceritakan perasaannya selain kepada Daffin. Kenyataannya, mereka kerap kali memergoki Dio yang mencuri-curi pandang pada Melodi, kala gadis itu tengah berbincang dengan anggota lainnya.

"Kita udah berteman lebih dari dua tahun, dan loe masih ngerasa kita gak bakal tahu?"

"Kita gak sebodoh itu Dio, lagian sesama laki-laki pasti sadar lah"

"Tau loe, udah sana, keburu di samber yang lain"

"Gue gak bisa"

Dio sangat ingin mengikat Melodi, tapi dia tidak bisa melakukannya. Hubungannya dengan Melodi, pasti akan menghambat kegiatannya. Dan Dio tak ingin Melodi terluka karena sifat egoisnya.

"Gue cuma mau fokus sama musik"

"Loe mau nunjukkin apalagi ke Bokap loe? Bakat loe itu udah luar biasa, pengakuan apalagi yang ingin loe dengar?" Tanya Daffin kesal.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

ayo Diooo
Fighting!!!!!

2023-04-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!