M - 3

Saat jam istirahat...

Melodi berjalan menuju kantin, karena ia merasa sangat lapar. Setelah membaca buku berjam-jam di perpustakaan, itu sungguh menguras tenaganya.

"Melodi, yuhuuu mau kemana loe?" Sapa Daffin yang berjalan mendekat bersama Dio.

"Hai Kak Dio, makin ganteng aja" balas Melodi.

Daffin menarik pelan rambut gadis itu, sebab ia yang menyapa, malah Dio yang menerima pujian. Melodi tertawa lalu membalas sapaan Daffin.

Walau begitu, Daffin membantu Melodi untuk berjalan. Mereka bertiga akhirnya memutuskan untuk berjalan bersama menuju kantin.

"Mel tahu gak, kemarin Dio pakai jas hujan sama payung loe" celetuk Daffin membuka pertanyaan.

"Oh ya? Waaw makasih ya Kak Dio" ujar Melodi dengan ceria.

Daffin yang mendengar ucapan itu tertawa terbahak-bahak, harusnya Dio yang berterimakasih dan bukannya Melodi. Tapi melihat wajah ceria Melodi, ia hanya bisa ikut tertawa.

"Mel, mending istirahat aja dirumah. Lagian agak ada ulangan kan?" Saran Daffin.

Mereka telah sampai dikantin, Daffin memesankan makanan untuk Melodi. Ia begitu baik, salah satu anggota favorit Melodi di Lila Prince.

Melodi kembali mengoceh, semua orang selalu mengatakan hal yang sama. Ia bukannya tidak ingin tinggal dirumah, tapi ia tidak bisa tinggal disana. Sebab, semangatnya hanya ada di sekolah.

"Ciye berduaan aja nih, gue cemburu loh" goda Kenzi yang ikut bergabung dan duduk disamping Melodi.

Gadis itu bergeser hingga ke ujung kursi, menjauh sejauh mungkin dari Kenzi.

"Kenapa Mel?" Tanya Kenzi yang tak mengerti karena tiba-tiba saja Melodi bersikap aneh padanya.

Daffin yang datang duduk diantara Melodi dan Kenzi. Hal itu membuat Melodi merasa lega. Setelah Daffin duduk, Nendra dan Valdo juga datang dan menggeser Dio. Menjadikan pemuda itu duduk berhadapan dengan Melodi.

Kenzi masih memanggil-manggil nama Melodi. Ia bahkan meminta Daffin untuk pindah, tapi gadis itu menahan Daffin agar tidak bertukar posisi dengan Kenzi.

"Duh nih cewek ya, ngapain loe disini? Pergi sana" sentak Friska sembari menarik lengan Melodi dengan kasar.

"Aaa aa ah, oke oke gue pergi, bentar" ujar Melodi. Ia mengambil tongkat kruknya dan berdiri perlahan lalu pergi menjauh dari meja Kenzi.

Melodi menatap Dio sambil tersenyum lebar, dan pemuda itu juga menatapnya. Tak apa walau diusir, tetapi Melodi bisa bertatapan dengan Dio selama beberapa detik.

"Melodi, kita cariin loe malah disini" teriak Lisa.

Lisa dan Karina berjalan mendekati Melodi, mereka membantu gadis itu untuk kembali ke kelas.

"Tau gak, gue lagi jatuh cinta" celetuk Melodi saat mereka telah tiba dikelas.

"Sama siapa?" Tanya Lisa penasaran.

Pertanyaan konyol dari Lisa, tentu saja Melodi jatuh cinta pada Dio, untuk kesekian kalinya. Dio kembali sukses mengambil hati Melodi dengan perlakuan manisnya.

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

Jam pulang sekolah telah berbunyi, lagi-lagi hujan turun dan menghentikan langkah para murid untuk pulang ke rumah.

Melodi tengah berdiri di depan pintu masuk sekolah, menunggu Papa yang akan menjemputnya.

Ttiiinn...

Sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di depan pintu sekolah. Kaca mobilnya terbuka, menunjukkan seorang pria paruh baya.

"Mel, Papa gak ada payung nih" teriak Adam pada putrinya.

"Aku juga gak bawa payung Pa, hujan-hujan aja ya" balas Melodi.

Gadis itu mulai melangkahkan kakinya menuruni tangga. Namun sebuah payung tiba-tiba sudah berada diatas kepalanya. Ia menoleh, mendapati Dio yang tengah memayungi dirinya. Matanya kembali terbelalak menatap kehadiran Dio.

"Ini payung loe" ujar Dio.

"Gue bantuin" imbuhnya seraya memapah Melodi. Dio menaruh tangan Melodi di pundaknya, lalu menaruh tangannya di pinggang Melodi.

Satu demi satu anak tangga mereka lalui hingga berada di depan pintu mobil Adam. Adam mengeluarkan suara menggoda putrinya yang sedang tersipu malu.

"Dio, terimakasih ya, tuan putriku memang selalu menyusahkan" goda Adam.

"Gak gitu kok Kak, aku gak nyusahin. Cuma lagi sakit aja makanya bikin repot" bela Melodi. Ia tidak ingin jika Dio berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya. Terlebih ia merasa jika Dio mulai membuka hati untuknya.

Dio mengangguk, setelah membantu Melodi masuk kedalam mobil, ia berpamitan pada Adam lalu kembali masuk ke dalam sekolah. Tetapi Lisa dan Karina menghentikan Dio, mereka juga ingin Dio mengantarnya menuju mobil Adam. Sebab mereka akan pulang bersama-sama.

"Hei No, No" teriak Melodi heboh.

"Apa sih Mel, gak ada payung lagi nih" rengek Lisa.

Melodi mengedarkan pandangannya, menatap sekitar mencari payung.

"Ituu, itu payung, hei, Brandon, Brandon pinjem payung cepat" sorak Melodi.

"Ogah, apa'an loe" sentak Brandon kesal.

"Brandon, kalau pelit gantengnya hilang loh" rayu Melodi.

Brandon tampak berpikir sejenak, ia lalu meminjamkan payungnya pada Lisa dan Karina. Ia bolak-balik mengantarkan Lisa dan juga Karina menuju mobil Adam. Setelah itu Melodi kembali memuji Brandon dan berterimakasih.

Melodi tertawa geli di dalam mobil, memang benar jika Brandon terlihat tampan, tetapi Dio tentu saja masih lebih tampan.

"Ada kemajuan nih Mel" celetuk Adam membuka pembicaraan.

Gadis itu memeluk Papanya dari belakang, sembari mencium pipinya. Ia merasa sangat bahagia, hari ini akan menjadi sejarah. Hari dimana dirinya mulai terlihat oleh Dio. Hari dimana mereka memulai hubungan yang baru, walau hanya Melodi yang merasakannya.

"Tadi gue pingsan, gara-gara Kak Friska nendang kaki gue. Terus Kak Dio gendong gue dong, aaaaaaahhhhh kenapa harus pingsan sih jadi gak bisa lihat kan" oceh Melodi.

Melodi, Lisa dan Karina tengah berbincang didalam kamar Melodi. Gadis itu menceritakan apa yang terjadi hari ini pada kedua temannya. Walau mereka merasa sangat marah karena perlakuan Friska dan kawan-kawan, tapi mereka juga bahagia melihat Melodi senang.

Sebenarnya Lisa dan Karina tak begitu menyukai Dio. Selain dingin dan cuek, ia selalu saja membuat Melodi terluka. Entah dengan sikap ataupun perkataan kasarnya. Sayangnya gadis bodoh yang mengatas namakan cinta pada setiap tindakannya itu, tak bisa melihat sikap buruk Dio.

"Mel, terus gimana? Massa loe mau jauhin Kak Nathan sama Kak Kenzi terus-terusan?" Tanya Karina.

"Kalau Kak Nathan mungkin bisa, tapi Kak Kenzi? Dia kan selalu ada didekat Kak Dio Mel. Itu berarti loe juga harus jauhin Kak Dio" saran Lisa.

"Apaaaaa? Itu tidak mungkin, tidaaakkkk" teriak Melodi sedih.

Mendengar putrinya berteriak, Kania masuk kedalam kamar Melodi. Dengan wajah panik, beliau mencari alasan kenapa putrinya berteriak. Tetapi yang ia dapatkan malah tawa putrinya.

"Mel, kamu kenapa? Obatnya belum diminum ya?" Tanya Kania panik.

"Iiihhh Mamaaaaa, jahat, sebel deh" ujar Melodi kesal.

Lisa dan Karina ikut menggoda Melodi dengan berpura-pura mencari obat gadis itu. Juga mengomel karena Melodi tak meminum obatnya tepat waktu.

"Tau ah, sebel sama kalian. Gue gak sabar besok ketemu Kak Dio lagi, unch unch" gumam Melodi.

"Tidak sayang, kamu besok tidak akan masuk sekolah sampai kakimu benar-benar sembuh" Perintah Kania.

"Tapi Ma.."

"Ini perintah, bukan permintaan" jawab Kania lalu pergi meninggalkan kamar putrinya.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

sabar Melodi ...
istirahat aj dulu Ampe sembuh total kakinya....

2023-02-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!