Melodi tengah makan malam bersama keluarganya. Adam tampak sedang menunggu kehadiran seseorang, sebab sesekali ia memeriksa jam tangannya.
"Anton" panggil Adam seraya melambaikan tangannya.
Seseorang bernama Anton itu menoleh dengan senyuman lebar, ia berjalan mendekat dengan seorang pemuda dan seorang wanita. Melodi tampak memperhatikan ketiganya, sedangkan Kania langsung memeluk wanita tersebut.
"Melodi? Wah udah besar sekarang, cantik" puji Anton.
Melodi tersenyum ramah dan sedikit canggung dengan pujian tersebut. Pasalnya, Melodi tampak asing dengan wajah yang baru dilihatnya ini.
Adam meminta semuanya untuk duduk, pembicaraan dibuka, saling bertukar kabar dan cerita lama. Walau sudah beberapa saat, gadis itu masih tak mengenali keluarga dihadapannya ini. Hingga Kania membisikkan sesuatu, mengingatkan Melodi pada kenangan lama.
"Ooh, Om Anton dan Tante Dona? Aaah lama gak ketemu, maaf ya aku gak ingat. Ini pasti Raga kan? Tapi kok, kelihatan ganteng sih sekarang"
Sontak saja mereka semua tertawa melihat tingkah Melodi. Tak terkecuali Raga yang tersipu karena pujian dari Melodi. Setelah mengingat kenangan lama, kini Melodi tak lagi diam, ia terus bertanya banyak hal pada keluarga tersebut. Juga menanyakan keseharian Raga selama ini.
"Mel, gue follow sosmed loe. Tapi gue chat loe gak pernah bales"
"Oh ya? Mungkin karena gue gak tahu kalau itu sosmed loe. Mana coba lihat?"
Melodi langsung saja akrab dengan teman lamanya. Ia bertukar sosmed dengan Raga, juga nomor telepon. Walau terpisah selama sekian tahun, namun hubungan pertemanan mereka tak memiliki kecanggungan sama sekali. Langsung saja menjadi akrab saat bertemu kembali.
Setelah makan malam itu, Melodi tahu jika Raga dan keluarganya kini tinggal lagi dikota yang sama dengan dirinya. Walau kini mereka tak lagek bertetangga, tapi jarak rumah mereka cukup dekat. Karena hanya berbeda kompleks saja.
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
Esok hari ...
Melodi sudah menunggu seperti biasa, ia sudah mencoba menghubungi Dio, tapi seperti biasa, pemuda itu tak pernah menggubris panggilannya, apalagi pesan dari Melodi. Ia ingin meminta maaf pada Dio, karena sudah salah paham tanpa alasan.
"Kak Dio"
"Udah gak marah lagi Mel?" Tanya Daffin.
"Maaf, Papa udah cerita semuanya kok.. Kak Dio..."
"Melodi, hei" sela seseorang yang langsung saja merangkul pundak Melodi.
Gadis itu terkejut, matanya terbelalak lebar mendapati Raga yang berada di sekolahnya. Raga juga mengenakan seragam yang sama dengan Melodi.
"Loe sekolah disini?"
"Iya nih, anterin gue keruang guru yuk, ajak muter-muter sekolah"
"Tapi gue mau..Mm.. Kak gue duluan ya" Melodi berubah pikiran dan langsung menyetujui permintaan Raga setelah melihat wajah manyun pemuda tersebut. Ia bahkan meninggalkan Dio, dan tak melanjutkan pembicaraannya.
Para anggota LP tentu sangat terkejut melihat kehadiran Raga. Pasalnya, selama ini tidak ada satupun yang bisa membuat Melodi berpaling dari Dio, apapun itu alasannya. Hanya Dio yang selalu menjadi prioritas Melodi.
"Wah, gawat nih, ada saingan baru" seru Kenzi.
"Tau nih Dio, yang ini kayaknya beda. Buktinya Melodi lebih milih pergi sama tuh cowok" imbuh Valdo.
"Ada tiga kegagalan yang bisa bikin orang mati" sela Nendra.
"Ha? Apa'an aja" Tanya Daffin.
"Gagal jantung, gagal ginjal, gagal jadian"
"Uuuuuhhhh" seru mereka bersama-sama menggoda Dio.
Dio masih saja menunjukkan raut wajah datarnya. Ia berlalu begitu saja meninggalkan teman-temannya. Padahal hati dan pikiran Dio sedang bertarung, ia tidak mengerti dengan perasaannya. Tapi jujur, hatinya tak rela melihat Melodi bersama pria lain.
Disisi lain, Melodi tengah asik berkeliling sekolah bersama dengan Raga. Setiap mata para siswi itu tak lepas dari sosok baru yang datang di sekolah mereka. Paras Raga memang tampan, bahkan Melodi saja terkejut bukan main. Selain tampan, Raga juga sangat bersahabat, ia sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Sikap dan sifatnya tak beda jauh dengan Melodi.
Namun, Raga sedikit protektif dan terkadang tak bisa mengendalikan emosinya. Apalagi jika hal itu menyangkut gadis kecil yang sangat ia sukai. Benar, Raga sudah menyukai Melodi sejak mereka masih kecil. Memang benar, jarak yang jauh memisahkan, beberapa wanita datang dan pergi dalam hidup Raga. Tapi, sosok Melodi tak pernah bisa tergantikan.
Raga suka sekali menstalk akun sosmed Melodi, karena gadis itu sangat aktif di sosmed untuk mempromosikan band kesayangannya. Setiap kali ada kesempatan, Melodi akan melakukan siaran langsung, menceritakan bagaimana ia sangat mengagumi Lila Prince.
"Loe dikelas mana? Gue anterin"
"Satu kelas sama loe"
"Serius? Mmmh..."
"Lihat nih cewek murahan, laki-laki mana lagi yang loe godain?" Celetuk Friska yang sudah berdiri di belakang Raga bersama gengnya.
Melodi menatap Friska dan gengnya, ia sangat malas bertemu dengan nenek sihir pagi-pagi. Friska dan gengnya berjalan menghampiri Melodi, ingin melihat pria mana lagi yang tengah dekat dengannya.
"Gilaaa, ganteng bener nih cowok" ucap Joy.
"Iya, pangeran ini mah" imbuh Ira.
Joy dan Ira benar-benar terkesan dengan tampang Raga. Bahkan Friska juga tak bisa mengedipkan matanya, ia memegangi dadanya, seolah jantungnya akan lepas. Serentak ketiga cewek itu menjulurkan tangan mereka, ingin berkenalan dengan sosok pemuda tampan itu.
Melodi berpikir ini kesempatan yang bagus, ia mengendap-endap kemudian lari meninggalkan tempat berbahaya itu. Ia merasa lega walau harus mengorbankan Raga disana.
Bbukkk.....
"Kak Dio, maaf ya gak lihat" ucap Melodi yang tak sengaja menabrak Dio.
"Hm..."
"Kak Dio masih marah ya sama aku? Maaf ya, itu semua salah Papa, aku udah marahin Papa. Kak Dio jangan marah dong"
"Hm..."
Hening sesaat, Melodi merasa bingung karena Dio tak mengatakan apapun dan hanya berdehem saja.
"Mel"
"Iya sayang? Eh.. maksud aku Kak Dio"
"Cowok tadi.."
"Oh Raga, dia teman masa kecilku, orang tua kami juga saling kenal. Sekarang dia bakal tinggal disini lagi, asiik kan bisa ketemu teman lama hehehe"
Setelah mendengar penjelasan Melodi, Dio berpaling pergi. Namun Melodi menarik tangan Dio, sayangnya gadis itu terpeleset dan sekali lagi menabrak Dio. Kali ini mereka berdua terjatuh ke lantai.
Cup....
Mata Melodi terbelalak lebar kala bibirnya tak sengaja menyentuh bibir Dio. Mata mereka kembali bertemu, untuk sesaat keduanya terpaku. Insiden itu membuat detak jantung keduanya berdetak sangat kencang. Melodi segera berdiri, disusul dengan Dio. Mereka saling berpandangan sekali lagi kemudian pergi karena salah tingkah.
Dio kembali ke kelasnya, dengan pikiran yang tak menentu, "Impianmu menjadi kenyataan"
Melodi juga berjalan menuju kelasnya, wajahnya masih merona malu. Sesekali ia terhenti dan menghentakkan kakinya. Membayangkan adegan menyenangkan tersebut.
"Aaaahhh, first kiss ku, Kak Dio? Serius? Aah, I love you Kak Dio" gumam Melodi heboh sendiri.
Beberapa murid menatap Melodi dengan aneh, tapi gadis itu tidak peduli. Ia memiliki dunianya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Mega Kuzuma
semangat thorrrrr ku sukaaaaaaa ceritanya
2022-03-19
1