M - 15

"Iya beneran dong, massa bohongan. Gue pergi dulu ya, udah ditungguin tuh" jawab Melodi.

Raga melepaskan genggamannya dan membiarkan Melodi pergi menghampiri Dio. Wajah Dio menatap Raga dengan ekspresi datarnya.

"Sayang, hei ayo"

Dio menatap Melodi sejenak, matanya tak lepas dari mata gadis itu. Melodi bingung, kenapa Dio terdiam ditempat dan menatap dirinya seperti itu. Lalu pandangan mata Dio turun mengarah pada tangan Melodi. Dio ingin menggenggam tangan itu, tapi ia bingung bagaimana harus memulai.

"Yaelah, pingin pegang tangan loe Mel" celetuk Daffin yang tiba-tiba muncul bersama anggota LP lainnya. Mereka sudah menduga jika pemuda dingin itu pasti tak bisa mengungkapkan perasaannya begitu saja.

"Kayak truk aja gandengan" goda Kenzi.

"Aah, Kak Dio ih, sini mana tangannya" ucap Melodi bersemangat.

Dio perlahan menjulurkan tangannya ke arah Melodi. Gadis itu sejenak tertawa, lalu menggenggam tangan Dio dengan sangat erat. Setelah memastikan Dio berhasil, para anggota LP kembali berjalan menuju kantin. Diikuti oleh pasangan baru tentunya.

Melodi dengan ceria, menceritakan mimpinya pada Dio. Mimpi dimana Dio menyatakan cinta dengan cara yang sama sekali tak romantis. Dan juga setiap detail mimpi itu, sangat jelas dalam ingatan Melodi. Ia ceritakan semuanya, perlakuan manis Dio yang jauh dari kenyataan. Melodi berharap Dio bisa mengerti dan mau mencoba bersikap manis padanya.

"Mel"

"Ada apa Kak Dio, ngomong aja!"

"Aku..mmh.. gak suka, kamu.. dekat sama cowok lain"

"Aku gak dekat-dekat cowok lain kok. Brandon? Atau Raga? Cuma ngobrol biasa aja Kak"

"Hm ..."

"Jangan marah dong Kak Dio, gimana kalau nanti malam kita kencan? Mau yaa, aku gak ada jadwal les hari ini"

"Iya boleh, kita tunda jadwal latihannya" sela Kenzi. Para anggota LP yang lain juga menyetujui perkataan Kenzi. Mereka ingin memberikan waktu untuk Dio bersenang-senang, sebab pemuda itu sudah terlalu sering menghabiskan waktu di ruang latihan.

Melodi sangat senang, ia berterimakasih pada para anggota LP. Tapi Dio masih saja tak berekspresi, Melodi tak ingin kekasihnya itu berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya.

Saat sampai dikantin, Dio meminta Melodi untuk duduk bersamanya. Tapi gadis itu lebih memilih duduk bersama kedua sahabatnya. Melodi tahu, menjadi pacar Dio adalah impiannya. Namun bukan berarti seluruh waktu Melodi hanya tentang Dio seorang.

Melodi duduk bersama dengan Lisa dan Karina, mereka kembali berbincang dengan ria. Sesekali Melodi menatap ke arah Dio, berharap pemuda itu menoleh, tapi nyatanya tak menoleh sekalipun.

"Tuan Putri, nanti malam jalan yuk" ajak Raga. Ia duduk disamping Melodi dan merangkul pundaknya.

"Gak bisa, lain kali aja ya. Gue ada janji"

"Iya deh yang udah punya pacar" goda Lisa.

Melodi tersenyum dan tertunduk malu, ia lalu menepis tangan Raga yang ada dipundaknya.

"Raga, jangan dekat-dekat deh. Nanti pacar gue cemburu, lagian tuh cewek-cewek pada lihatin loe. Gue gak mau ada yang salah paham" omel Melodi kesal.

Bukannya mendengarkan Melodi, Raga malah semakin mendekatkan jarak mereka, mencubit pipi Melodi dengan gemas.

"Hai Raga" sapa Friska dan gengnya.

Untuk pertama kalinya Melodi senang melihat kehadiran geng nenek sihir itu. Friska tersenyum dan menjauhkan Raga dari Melodi. Ia mengambil tempat Melodi, begitu juga dengan teman Friska yang lain.

Walau harus terusir, setidaknya Melodi dan teman-temannya tak jadi bahan bullying Friska lagi.

"Psssttt, duduk sini aja" panggil Kenzi.

Melodi, Lisa dan Karina kompak menggeleng. Mereka lebih baik pergi dari kantin sebelum Friska kembali menjadi ganas.

"Kak Dio aku balik dulu ya, makan yang banyak, ganteng banget sih gemes deh" ucap Melodi.

Lisa dan Karina menarik gadis itu, mereka berdua yang merasa malu atas tingkah laku Melodi. Ketiga gadis itu kembali dengan langkah ringan menuju kelas.

Saat melewati ruang OSIS, Melodi yang iseng mencoba mengintip lewat jendela. Hanya sebentar ia mengintip, wajahnya langsung syok dan meminta kedua temannya untuk pergi. Tapi memang dasar wanita, Lisa dan Karina tentu penasaran dengan apa yang Melodi lihat. Mereka pun meminta Melodi mengawasi sekitar.

Beberapa detik kemudian Lisa dan Karina menarik Melodi untuk menjauh dari ruang OSIS secepat kilat. Karena terburu-buru, mereka tak sengaja menjatuhkan bangku yang mereka jadikan pijakan untuk mengintip.

Setelah cukup jauh, ketiganya terduduk lemas di tangga dengan napas yang ngos-ngosan.

"Mereka ngapain ya?" Tanya Karina.

Lisa dan Melodi tidak tahu jelas apa yang terjadi disana. Sebab yang mereka lihat adalah, Nathan tengah berdiri dan ada seorang siswi yang sedang berlutut dihadapannya.

Tidak ingin berpikir yang aneh-aneh, ketiga gadis itu memilih untuk masuk kedalam kelas karena bel telah berbunyi.

...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...

Melodi sedang bersiap dengan bantuan Kania didalam kamar. Ia ingin terlihat secantik mungkin agar Dio terkesan. Dress selutut berwarna biru laut, high heels dengan warna senada setinggi 7 cm.

"Mama, aku mirip Elsa" puji Melodi sembari menatap dirinya di cermin.

"Non, pangerannya sudah datang" sela Titin yang baru saja datang memasuki kamar Melodi.

Gadis itu berjalan bersama Kania menuju ruang tamu. Dio terlihat sedang duduk dan memainkan ponselnya.

"Warna bajunya samaan nih, jodoh" celetuk Kania.

"Melodi yang minta Tan"

"Aaah iyain aja kenapa sih, hm....." rengek Melodi.

Dio berpamitan pada Kania untuk membawa putrinya pergi berjalan-jalan. Karena hari menjelang malam, Melodi ingin pergi ke night market. Ia sudah lama sekali ingin berjalan-jalan disana, tapi Adam dan Kania tak pernah mengijinkan Melodi pergi seorang diri. Tapi kini, Melodi memiliki seseorang yang akan selalu menemani dirinya kemanapun.

"Kak Dio"

"Hm..."

"Kak Dio lagi bikin lagu tentang kisah cinta ya?"

"Kok kamu tahu Mel?"

"Kak Daffin yang bilang. Katanya aku harus bantuin Kak Dio biar bisa ngerasain indahnya jatuh cinta. Dengan begitu, lagu yang Kak Dio buat bakal menyentuh hati"

"Hm..."

"Dan dan daaaan... Jadi lagu itu terinspirasi dari aku dong? Aaahhh sukaaaaa"

Dio hanya bisa menggelengkan kepalanya, ia memilih fokus menyetir. Daripada harus meladeni kekasihnya yang terus saja memuji diri sendiri. Impian kecil Melodi kembali muncul begitu saja, selalu seperti itu.

Di Night Market.....

Melodi berjalan masuk dan berputar-putar menikmati pemandangan indah disana. Ada banyak wahana permainan, tapi sayangnya gadis itu takut ketinggian.

"Mau naik bianglala?"

"Iih Kak Dio, akutuh takut ketinggian tahu. Naik yang lain aja"

"Maaf Mel aku gak tahu"

"Tidak apa-apa, ayo kita jalan-jalan"

Mereka berdua mulai memutari pasar malam. Menikmati setiap hal yang ada disana. Melodi menggenggam tangan Dio, dan berjalan dengan mesra.

"Kak Dio tahu gak, apa yang buat hubungan menjadi erat?"

"Apa?"

"Komunikasi. Aku dari tadi ngomong sendiri, tapi kamu malah hm.. hm..."

"Mau es krim gak?"

"Mauuuuu"

Begitulah cara Dio mengakhiri drama kekasihnya.

Terpopuler

Comments

Sinsi Kagawa Clalu ChayankRamzy

Sinsi Kagawa Clalu ChayankRamzy

sukaaaa banget

2022-03-22

1

Duwi Hariani

Duwi Hariani

1 😁🤗

2022-02-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!