virza menggenggam erat foto USG zian, meletakkannya di dada
" bagaimana bisa kamu sanggup mengurusnya seorang diri kai? padahal aku tahu begitu rapuhnya dirimu dulu" virza berteriak seolah menyalurkan rasa sesaknya
setelah virza cukup lama menangis dan merenungi apa yang akan ia lakukan selanjutnya , virza bergegas mengambil kunci mobilnya menuju rumah kaila, tak memperdulikan waktu yang sudah hampir tengah malam
sesampainya di rumah kaila, virza mengetuk pintu cukup kasar
"duk duk duk" suara ketukan tanpa henti di rumah kaila
kaila yang heran hanya berucap " iya tunggu sebentar" ucap kaila menuju pintu ruang tamu miliknya
dan saat kaila membuka pintu ia begitu terkejut dengan kedatangan virza pada jam malam seperti ini
" mas virza" gumam kaila melihat virza yang ada di balik pintu
dengan tatapan penuh amarah ia memberikan secarik kertas, dan amplop hasil pemeriksaan zian dulu " bisa kau jelaskan apa ini? Tanya virza dipenuhi kilatan amarah
melihat itu kaila sedikit faham maksud virza, kaila berusaha tetap tenang" apa yang harus dijelaskan? Tanya kaila datar
" kenapa kau tega membohongi ku? Ucap virza dengan wajah sendu sambil menggenggam erat kertas yang ia bawa
" kapan kaila membohongi mas? " Tanya kaila
"waktu, mas tanya apa kamu sudah menikah? Kamu menjawab sudah mempunyai anak" balas virza dengan ragu-ragu
" bukankah aku berkata yang sebenarnya bahwa aku mempunyai anak, dan aku tidak menjawab bahwa aku sudah menikah lagi" balas kaila tersenyum
"lalu kenapa kau tak memberitahuku saat tengah hamil? " Tanya virza
kaila berjalan untuk duduk di sofa dan diikuti virza yang duduk disamping kaila
kaila menarik nafas dalam seolah menguatkan dirinya untuk bercerita tentang kejadian dulu
" kaila tau hamil saat hari dimana ayah pergi untuk selama-lamanya mas, jadi bagaimana aku bisa memberitahumu mas" ucap kaila yang terpotong oleh virza
"kan kamu bisa bilang setelahnya" balas virza
kaila tersenyum kecut mendengar itu " bukankah waktu itu mas bilang mau pergi selama 5 tahun dan mengusulkan kita bercerai, dan aku ingat betul saat kau bilang tak akan ikut mengurus anak dan aku yang akan menanggungnya sendiri, hal itu yang kau katakan saat aku memintamu memiliki anak denganku" ucap kaila sedikit menaikkan volume suaranya
"dalam Perjanjian pranikah kita juga tertulis bahwa saat kita berpisah maka kedua belah pihak tidak akan menuntut hal apapun" tambah kaila
virza ingat betul ucapannya kala itu, virza yang frustasi mengacak rambutnya kasar dan berteriak
"aaaakhhhh! " teriak virza lantang
virza turun dari duduknya lalu berlutut dihadapan kaila
"mas ngapain?" tanya kaila heran melihat virza berlutut dihadapannya
" ini semua memang salah mas, maafkan mas kai" ucap virza menggenggam tangan kaila menaruh di dadanya
"seharusnya mas selalu ada di sampingmu" tangis virza membuat hati kaila terenyuh dan tak tega
tak jauh dari ruang tamu zian yang tengah tertidur dalam kamar, terbangun karena suara teriakan virza
tak mendapati mami kaila disampingnya yang tak menemaninya tidur, zian mencari ke arah jeritan yang ia dengar saat tidur tadi
"siapa mi yang datang? Apa ke 4 serangkai somplak itu lagi ya? " tanya zian sambil mengucek matanya karena baru saja bangun tidur
virza yang melihat zian baru datang, bertanya pada kaila
"apa dia anak kita? Tanya virza pelan melirik ke arah zian yang di angguki oleh kaila
tahu bahwa ada anak yang tak pernah ia temui semenjak anak itu dilahirkan, membuat virza menghampirinya lalu memeluknya
" anak ayah" ucap virza lirih menahan suara tangisnya
zian yang bingung hanya diam saja, lalu ia menatap sang ibu. Ia memberikan tatapan seolah bertanya apa dia ayahku
kaila yang paham betul anaknya pun mengangguk seolah menjawab dia ayahmu
kaila memang tidak pernah merahasiakan tentang ayahnya pada zian, bahkan juga tahu bahwa ayahnya sama sekali tak tahu kehadirannya. Kaila sama sekali tak ingin membohongi anaknya dan zian yang seolah mengerti keadaan maminya hanya diam saja tanpa meminta untuk bertemu ayahnya saat ia mulai tahu tentang seorang ayah
zian mengeluarkan tatapan mata seolah punya ide dan senyuman penuh arti
kaila melihat itu, tapi dia diam saja tak ingin ikut campur tentang niat anaknya, dan sebatas mengawasi saja
"om siapa?" ucap zian dengan wajah polosnya yang masih ada dalam pelukan virza
"saya adalah ayahmu. Ayah kandungmu" balas virza lirih
mendengar itu zian mendorong virza "ih om apaan sih? Ngaku-ngaku ayah zian. ayah zian itu sudah pergi jauh ninggalin mami sama zian karena gak sayang mami sama zian, jadi om jangan ngaku-ngaku jadi ayahnya zian deh" ucap zian ketus
zian berlari ke arah kaila meninggalkan virza yang masih dalam keadaan terkejut
"mami diem saja, gak boleh larang zian" bisik zian saat memeluk kaila
virza berbalik menatap kaila dengan wajah penuh tanda tanya
"kamu bilang apa sih ke anak kita?" tanya virza kesal
kaila mencoba menahan senyumnya melihat tingkah virza "kaila cuma bilang, ayahnya diluar negeri dan sedang sibuk bekerja jadi tidak sempet pulang" balas kaila datar sambil mengelus kepala zian yang masih memeluknya
virza mendekat "zian bagaskara" ucap virza, membuat zian menatap virza
"saya virza bagaskara bukankah nama belakang kita sama? Itu karena saya ayahmu" ucap virza
"emangnya mesti yang nama belakangnya bagaskara itu ayah saya? berati ayah saya banyak dong. kan nama bagaskara banyak" ucap zian memperagakan gerakan menghitung dengan tangannya
virza mencoba menarik nafas dalam " ya tidak semua nama bagaskara itu ayahmu, tapi cuma saya saja" balas virza yang mulai hilang kesabaran
"buktinya apa? " Tanya zian dengan wajah penuh tanda tanya
virza beralih menatap kaila "bantulah mas " ucap virza memohon
"eh, main suruh-suruh. Siapa situ? main suruh mami zian" zian turun dari pangkuan kaila lalu duduk di samping kaila
" lagian ya om, kan katanya om ayahnya zian ya?" tanya zian
"iya" balas virza
"pernah liat waktu zian dilahirkan?" tanya zian yang dijawab gelengan kepala oleh virza
" pernah om gendong zian saat masih bayi?" tanya zian yang di jawab sama
"pernah gak om suapin zian makan?" virza masih menggelengkan kepalanya
" pernah gak om telfon tanya kabar zian?" tanya zian, yang tak bisa virza jawab lagi
" atau pernah gak om ajak zian main? gak kan? " tanya zian
pertanyaan bertubi-tubi dari zian yang sedikit menusuk hati virza
"nanti ayah... " Belum sempat virza melanjutkan ucapannya sudah dihentikan oleh zian dengan gerakan tangannya
"berarti om bukan ayahnya zian. Kalau om tau ya... om 4 serangkai somplak itu pernah melakukan itu semua pada zian berarti mereka lah ayah zian bukan om" ucap zian sambil berkacak pinggang
virza menautkan kedua alisnya "4 serangkai somplak? siapa itu? " tanya virza menatap zian lalu beralih ke kaila
sedangkan kaila hanya tersenyum mengangkat kedua bahunya menandakan tidak tahu
"memangnya kau kenal baik dengan mereka? " Tanya virza
"iya" balas zian ketus
"lebih baik dariku? " Tanya virza lagi
"iya, tentu saja lebih baik" balas zian
"lebih tampan dariku? " Tanya virza
zian nampak berfikir, lagu dengan ragu-ragu menjawab " tentu saja! " teriak zian
melihat virza yang akan mengajukan pertanyaan lagi, kaila menghentikannya
"sudah mas, lihatlah ini sudah tengah malam" ucap kaila menunjukan jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari
"kita bahas besok lagi ya, mas pulang dulu kasian zian harus tidur, besok dia sekolah" tambah kaila
virza menghela nafas kasar "baiklah besok mas akan datang lagi" balas virza mengerucutkan bibirnya lalu keluar menuju mobilnya yang terparkir di halaman rumah kaila
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Ds Phone
anak senaga menuji
2025-03-26
0
ratu dame
up terus
2022-01-20
0