virza menoleh ke arah raka "jangan ngaco kamu ya! jelas-jelas itu ayahnya!" ucap virza ketus pada raka sekertaris nya
raka langsung menundulk takut akan teriakan virza "oh maaf tuan kalau saya salah. Tapi anak itu memang terlihat sangat mirip dengan tuan virza lagian setau saya tuan hafiz belum menikah, jadi kenapa anak itu bisa jadi anaknya" ucap raka yakin menunjuk hafis
virza menatap raka tak percaya "kamu kenal dengan pria itu? " Tanya virza antusias
"untuk kenal baik sih tidak tuan, tapi saya cukup tahu tuan hafiz karena saat kita bekerjasama dengan perusahaannya, saya yang mengurusnya langsung jadi saya tahu kalau tuan hafis belum menikah karena saat itu saya sempat tanya-tanya tentang dia yang masih single atau tidak" balas raka
mendengar itu virza sedikit tersenyum " kamu cari tahu kehidupan kaila saat aku tak ada, jangan lewatkan hal sekecil apapun" perintah virza pada raka
"baik tuan" balas raka mengangguk
30 menit perjalanan virza sampai di rumah yang pernah ia tempati bersama kaila. virza masuk perlahan melihat setiap sudut rumahnya, membayangkan kenangannya bersama kaila dulu
"rumah ini masih sama kai, hanya kurang dirimu saja" gumam virza terus berjalan
virza masuk ke kamar yang dulu ia tempati bersama kaila, ia melihat sekeliling
"bau mu masih tercium kai" ucap virza menciumi bantal yang pernah ditiduri kaila dan selimut yang pernah kaila pakai
"aku fikir bisa melupakanmu dengan mudah tapi nyatanya aku makin merindukanmu saat tak melihatmu. aku benar-benar sangat merindukanmu kaila dan aku sangat ingin memelukmu" tangis virza pun pecah sambil memeluk guling dan tidur di ranjang yang pernah kaila tiduri
"rasanya sakit sekali kai, waktu tau kamu sudah punya anak padahal aku sangat merindukanmu dan masih ingin kamu kembali padaku. Andai dulu aku memintamu menungguku kembali " gumam virza, setelah lelah menangis virza pun tertidur di kamar kaila yang dulu
keesokan paginya, Tiba-tiba ponsel virza berdering dan tertera nama raka sekretarisnya
virza memutar bola matanya malas "ada apa? " ketus virza saat mengangkat telfon
"ini tentang permintaan tuan" balas raka ragu-ragu
mendengar itu virza langsung mengubah posisinya menjadi duduk untuk mendengarkan kabar raka secara seksama
"bagaimana?" tanya virza antusias dengan hasil penyelidikan raka
" menurut penyelidikan saya nyonya kaila tidak pernah menikah lagi tuan. Ia adalah orang tua tunggal, bahkan nama anaknya zian bagaskara, nama belakangnya mengambil nama tuan. lebih detilnya sudah saya kirimkan via email" ucap raka menjelaskan poin iti penyelidikannya
"zian bagaskara" gumam virza mulai memeriksa file-file tersebut dengan teliti. matanya terhenti dengan file akta kelahiran zian yang tertera kaila sebagai orang tuanya tidak menyertakan sang ayah, dan juga tanggal lahir zian yang tidak terlalu jauh dari waktu kepergiannya dari Inggris
virza mulai menghitung dengan jari tangannya tentang berapa bulan kaila melahirkan setelah kepergiannya
" melihat dari bulan lahirnya, berarti anak itu lahir setelah 7 bulan kepergianku. tapi bukankah dia tak pernah keluar tanpa sepengetahuan ku dulu" gumam virza
virza mulai berfikir "apa dia anakku? ah bukannya dulu memang kita ada renecana punya anak" gumam virza mengingat rencananya bersama kaila untuk punya anak tapi karena kematian ayah bagas, mereka tak sempat membahasnya lagi
lalu ia menelfon raka sekretarisnya," raka apa dulu kau mendaftarkan surat ceraiku dengan kaila ke pengadilan?" tanya virza
raka menggaruk tengkuknya yang tak gatal "belum tuan, kan tuan belum tanda tangan jadi saya biarkan saja di laci, nunggu tuan tanda tangan dan menyuruh saya lagi baru saya urus" balas raka
"berati perceraian ku belum sah kan? " tanya virza balik
raka menautkan kedua alisnya "eh, seharusnya sih belum tuan. karena tuan kan belum mendaftarkan nya. Apa saya salah lagi tuan? " tanya raka gugup
"tidak, kali ini pekerjaanmu bagus" ucap virza bergegas menutup telponnya
virza mulai membuka laci meja rias kaila yang ia ingat terdapat surat cerai yang sudah di tanda tangani kaila, melihat itu virza langsung menyobeknya dan juga file perjanjian pranikah. setelah menyobek kertas kini virza beralih pada selembar kertas yang berada tak jauh dari surat cerainya
"apa ini" gumam virza membuka surat yang terlipat berjejeran dengan beberapa surat yang ada dalam laci meja rias kaila
"maafkan aku mas, dan Terima kasih sudah memberikanku banyak kebahagiaan. melihat kado itu mungkin kau akan sedikit mengerti. tapi jangan marah karena aku hanya menuruti perjanjian awal kita, bahwa kita akan berpisah dan tidak akan menuntut apapun.
dari kaila pradana (istrimu) " isi pesan yang ditulis kaila 5 tahun lalu
kini virza mulai membuka kado itu, didalamnya terlihat tespeck yang sudah tidak terbaca lagi hasilnya dan sebuah foto USG lalu keterangan hamil usia 7 minggu. virza melihat tanggal pemeriksaan, setelah mengetahui tanggal pemeriksaan itu virza menangis sejadi-jadinya
"hiks hiks hiks" virza menutup mulutnya dengan satu tangan
"bagaimana bisa kai, kamu menutupinya dariku selama ini" teriak virza jatuh terduduk dekat meja rias kaila
virza menggenggam erat foto USG zian "bagaimana bisa kamu sanggup mengurusnya seorang diri, padahal aku tahu begitu rapuhnya dirimu dulu" virza berteriak seolah menyalurkan rasa sesaknya karen tak tahu keberadaan anaknya selama lima tahun
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 228 Episodes
Comments
Ds Phone
tu lah jangan terlalu penting kan diri
2025-03-26
0
Anissa Sajala
pengen nangis,,
2022-03-22
2