Tok tok tok!
"Ya Noorah!"
"Ya Noorah!"
Baru saja hendak beranjak dan memangku Oomar kecil, terdengar pintu di ketuk dengan agak keras, sepasang suara suami istri itu memanggilku, siapa lagi kalau bukan tuan Khaber dan istrinya, madam Adeeba.
Ku raih Oomar dari dalam box bayi dan segera menggendongnya.
cekrek, cekrek.
Kubuka pintu kamar. Aku menatap mereka yang sama-sama Kaget dan bingung.
Ketiga orang penghuni rumah ini lalu menatap tepat ke arahku. Dengan tatapan yang, entah, sulit diartikan.
"Ya Noorah, kamu..." madam Adeba tersentak menatapku. Begitu pun suaminya dan Abdul Ro'uf.
"Ya Noorah, apakah kamu baik-baik saja?" tuan Khaber segera meraih anaknya, namun tangan istrinya menghalangi.
"Stop! apa yang kamu lakukan, hah?" ia menatap suaminya tajam. Matanya yang bulat dan besar seolah mau keluar dari kelopak matanya.
"Kau tidak lihat, Noorah tidak benar-benar baik" ia berkata sambil berlalu, kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sedang Abdul Ro'uf hanya tersenyum menatapku. Membuatku risih, aku menunduk. Masih menggendong Oomar.
"Apa ini ya Noorah?" ia mengasongkan kerudung dan jepitan tepat di depan mukaku. Aku mencoba menatapnya namun urung, kemudian kembali menunduk. Aku bahkan lupa kalau saat ini tak memakai penutup kepala.
"Hey, apa kamu akan tetap diam di sini dan jadi penonton?" madam berpaling menatap adiknya. Hingga sang adik pun akhirnya pergi.
"Jelaskan!" ia menggenggam kerudungku, dan menjatuhkannya di atas tempat tidur, aku segera masuk kedalam mengikuti madam. Lalu meraih botol susu yang terletak di atas nakas.
Segera ku susui dan mengayun-ayunkan sampai ia terdiam.
"Maap madam, aku..." entah apa yang harus aku jelaskan, karna pasti ia tak akan percaya bahwa adiknya yang menarik paksa kerudungku. Dilema.
"Apakah kamu stress, ya Noorah?"
"Tidak, madam. Saya baik"
aku salah tingkah,lalu menggeleng cepat, tak sangka sedangkal itu pikirannya.
"Oh, oke. Mungkin kamu rindu keluargamu. Besok aku akan belikan kamu handphone" ucapnya sambil berlalu. Aku hanya menatap kepergiannya.
Sesaat Oomar kecil sudah anteng, mungkin ia kenyang hingga bisa ku tidurkan kembali ke tempatnya semula.
Aku lupa kalau pintu kamar masih terbuka dan masih belum sempat menutupnya.
Kugenggam gagang pintu, dan kudapati Abdul Ro'uf tengah berdiri dengan senyumnya. Sepertinya hendak ke kamar mandi. Mata kami bersitatap.
'Ini semua gara-gara kamu!".
Aku cemberut dan segera ku tutup pintunya. Tak perduli ia akan semakin marah.
Blugh!
🍓🍓🍓
Aku membawa botol susu ke dapur, hendak mencucinya, Saat ku dapati madam Adeeba sedang mencari sesuatu di kulkas.
"Ya Noorah?"
"Ya, madam"
"Apakah kamu tidak membersihkan dapur" kulihat dia menunduk mengamati lantai, memang terdapat beberapa cecerah remahan bekas memasak tadi subuh.
"Maap ya madam, aku belum melakukannya"
Ia nampak berpikir sejenak kemudian bicara lagi
"Oh, sepertinya kamu memang sedang stress. Ok aku maklumi itu" ucapnya sambil berlalu sambil membawa beberapa camilan di tangannya. Mungkin dia lagi haid.
Tak ku hiraukan ucapannya, segera aku menuju wastafel.
Dari belakang terdengar langkah kaki, sepertinya itu Abdul Ro'uf.
Ehm, ehm! ia berdehem dua kali. Saat aku menengok ke belakang, tampak ia hanya memakai kaos diatas paha tanpa memakai celana. Aku melotot lalu segera berpaling, saat kulihat madam Adeeba yang hendak kembali ke dapur pun ikut kaget melihat kelakuan adiknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Ovie Ana
next thor lg serunya2 g up
2020-05-06
0