Siangnya, madam membawaku ke kamar yang berjejer di lantai dua. Tugasku kali ini adalah mengganti semua sprei, sedangkan Husnah tugasnya mengelap furniture dan dinding.
Sprei disini terdiri dari beberapa lapisan dan harus dipasang secara berurutan dan rapi tak boleh miring walau sedikit pun. Setiap satu bad membutuhkan waktu kurang lebih sejam dalam membersihkannya, dan kami harus membereskan seluruh kamar yang ada di dalam rumah ini yang jumlahnya tujuh belas kamar. Hupth..!
Menurut Husnah. Biasanya jika semua harus dibersihkan, itu pertanda akan ada banyak tamu yang berkunjung ke rumah ini, selalu seperti itu biasanya.
Dari siang sampai menjelang esok pagi nya lagi, kami tidak tidur semalaman. Pekerjaan ini menguras waktu dan tenaga. Seluruh tulang dan sendi serasa remuk. Pekerjaan yang tidak ada habisnya dan badan yang sudah sangat lemas akhirnya membuatku tumbang. Aku tak sadarkan diri saat akan menyajikan sarapan pagi.
Saat sadar, aku sudah terbaring di Kamarku. Husnah membawakn obat dan minuman yang terbuat dari daun mint dann susu. Sangat segar. Tiba-tiba aku ingat dengan keluargaku yang ada di tanah air. Anakku, suamiku, orang tuaku dan semuanya.
Sungguh menjadi seorang TKW bukanlah keinginanku, apalagi aku harus pergi jauh ke negri orang dan meninggalkan mereka. Kalau saja aku tak serakah, semua ini takkan terjadi. Tekad yang kuat membuatku berkeinginan untuk mendapatkan kehidupan ekonomi yang lebih baik dan niatku untuk membayar hutang-hutangku membuat aku harus banting tulang di negri orang.
Kenapa baru ku sadari sekarang, aku memang egois, dengan memilih jalan ini. Hingga harus menebusnya dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya. Astagfirullah...!
Untuk menghibur hatiku, Husnah akhirnya membujuk madam untuk memberikan kesempatan untukku menelpon keluargaku. Dengan alasan agar aku segera sembuh dan semangat lagi bekerja.
Madam masuk membawa handphone. Aku menekan nomor dan menghubungi suamiku.
Begitu panggilan masuk, mulutku seakan terkunci, berganti dengan air mata dalam tangisan. Rindu, sangat rindu dengan orang yang selama lima tahun ini menjadi pendamping hidupku. Tak ku katakan bagaimana keadaanku di sini. Aku bilang baik-baik saja dan aku senang bekerja di rumah ini. Meski mulutku harus berbohong, biarlah, aku tak ingin ia dan keluarga tahu keadaanku yang sebenarnya. Biarlah hanya aku yang merasakan dan aku berjanji dalam hati suatu saat nanti kembali ke tanah air aku akan merubah kelakuan burukku dan tak akan lagi aku membebani suamiku dengan hutang yang membuatku sampai terdampar di sini.
Tak lama aku mengakhiri panggilan, Madam berteriak-teriak dari arah ruang tamu. Aku dipanggilnya untuk menghadap. Dengan merangkak, menahan rasa sakit seluruh badan yang terasa remuk, aku berusaha mencapai pintu kamar. Dengan berpegangan pada pintu, aku berusaha berdiri perlahan. Lalu berjalan dengan langkah yang kupaksakan.
Rupanya Husnah sudah berdiri disana dengan wajah yang kelihatan ketakutan, air matanya berlinang di balik cadarnya. Dalam dekapan madam, seorang anak sedang menangis kejer. Pelipisnya berdarah. Kasihan sekali.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi?
Madam memberikan anaknya ke pangkuanku. Nasheer namanya, anak kecil berumur enam tahun, namun karna badannya yang tambun, ia seperti berumur delapan tahun. Anak di saudi memang besar-besar. Mungkin karna nutrisi dan makanan yang di konsumsinya pun bergizi tinggi, hingga tak heran badannya subur.
Rupanya Nasheer terjatuh dari tangga lantai dua, dan itu akibat kelalaian Husnah. Meski ia sudah menghiba dan memohon ampun, namun dia harus tetap di hukum, begitu kata madam.
Dan tak menunggu lama, lengan Husnah di gusur ke atas tangga lantai dua. Rupanya tangisan dan permohonana maaf Husnah tak membuat madam mengurungkan niatnya.
"Semua harus dibayar kontan, dan kamu tahu betul aturannya, ya Husnah" begitu kata madam.
Saat sudah mencapai atas tangga lantai dua, seketika badan Husnah didorong oleh madam hingga badannya terguling-guling tepat ke bawah, ke lantai satu. Sungguh miris dan kasihan sekali kamu Husnah. Aku hanya bisa menangis dan tak diijinkan membantu meski badannya terlihat sangat kesakitan. Saudara seperjuanganku yang berasal dari Benggali tersebut tengah terkapar tak berdaya.
Ya tuhan, kejam sekali mereka. menghukum kami para pencari rejeki ini. Padahal semua tanpa sengaja, tapi disini seakan hukuman di balas dengan kontan.
Ununglah Tubuh Husnah yang tambun dan besar membuatnya sedikit kuat. dengan terpincang-pincang ia menghampiri madam yang masih berdiri di lantai dua. Ia berusaha meminta maaf pada madam.
Akhirnya madam memaafkan dan berpesan agar jangan sampai terjadi lagi kesalahan yang membuat purta bungsunya itu terluka.
Lalu akhirnya tanggung jawab mengasuh Nasheer dilimpahkan padaku.
Mampukah aku?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Hujan~Rain~petir 🌧️⚡Mυɳҽҽყ☪️
What.... The... 🤬🤬🤬🤬... Serius kyk gitu hukuman tkw d arab klo ngelakuin kesalahan yg ga d sengaja 😵😵😵😵🤯🤯🤯🤯...
2020-09-23
0
Afsheena
Hello thor aku sudah baca ,like and rate
jangan lupa mampir dan baca tulisanku juga yah.
"Not a dream marriage"
Trims ;)
2020-04-14
0
Muhammad Abel Fernando
Di tunggu kelanjutan nya kk💪
2020-04-13
0