Bagian 10

Teeet... Teeet...!

Aku membuka mata. Kaget.

Suara bel terdengar berkali-kali. Siapa yang datang? Ku lirik jam di dinding. Ya ampun, sudah jam satu.

Setengah berlari aku menuju pintu. Ceklek. Pintu terbuka. Aku salah tingkah, lebih tepatnya, malu. Dua sejoli itu menatapku dengan aneh, mungkin terlalu lama menunggu, lalu berlalu membiarkanku yang masih mematung.

"Maaf, madam." aku mengekor di belakang.

"Apakah kamu tertidur?" madam Adeeba berbalik, menatapku. Aku mengangguk. Sedikit memicingkan mata, ia menatapku.

"Hm...! Pergilah, lanjutkan tidurmu" ada senyum tersungging di bibirnya. Cantik. Kupikir ia akan murka seperti saat ibunya melihatku tertidur di ruang setrikaan. Saat itu aku dihukum, membersihkan gudang, sendirian. Setelahnya aku sakit cukup parah, efek kelelahan.

"Apa anda tidak marah pada saya, madam?" tanyaku hati-hati.

"Apakah Oomar-ku baik-baik saja?" ia balik bertanya. Dahinya mengernyit.

"Ia, tentu saja. Ia baik, hanya tadi sedikit rewel"

"Oh, oke..." ia mengangguk-angguk kepalanya berkali-kali.

"Maksud saya apakah anda tidak marah karna saya tidur siang hari bahkan saya belum sempat memasak untuk anda"

Ia tertawa nyaring sekali. Membuatku heran.

"Aku tidak marah Noorah, lagipula kami sudah makan siang di luar" katanya sambil menyerahkan barang belanjaan kepangkuanku. "Aku belikan pizza untuk kamu, makanlah!" lanjutnya.

Huh, syukurlah beliau tidak marah. Aku pikir sifatnya akan sama saja seperti ibunya. Ternyata beliau lebih dari apa yang aku pikirkan.

Aku pun segera ke dapur untuk menikmati makananku.

****

Setelah sarapan pagi ia dan suaminya sudah cantik dan rapi. Bersiap pergi ke tempat kerja mereka. Aku mengantar sampai ke depan pintu.

Tadi madam bilang, bahwa hari ini akan ada adiknya yang datang

Aku disuruh menyiapkan makanan untuknya. Maka aku pun segera pergi ke dapur menyiapkan bahan. Untunglah Oomar kecil sangat soleh, dan hari ini tidak rewel. Jadi aku tidak kerepotan mengurusnya.

Teeet... Teeet... !

Terdengar suara bel. Aku menuju pintu sambil menggendong Oomar yang terbangun.

Ceklek! Pintu terbuka.

Seorang pria dengan thobe dan ghutrah-nya tersenyum menyambut. Ya ampun, dia? Aku menatap tak berkedip, berusaha menetralkan jantung yang bertalu kencang. Bukan, bukan karena suka. Tapi aku takut. Ya, aku takut kejadian sewaktu di rumah madam Zainab ibunya terulang lagi.

****

Waktu itu suasana rumah sepi, madam Zainab dan keluarga sedang pergi ke luar karna ada acara keluarga. Tinggalah aku bersama Nasheer kecil di kamarnya. Nasheer demam, makanya ia tak diajak serta. Aku duduk ditepi ranjang sambil mengompres kepalanya yang hangat. Tiba-tiba Abdul Ro'uf sudah berdiri di ambang pintu dengan tangan menyilang didada. Kaget, dan tentu saja aku takut melihat senyumnya yang, entah sulit diartikan.

"Noorah, apakah adikku sakit?" perlahan dia menghampiri. Kemudian duduk disampingku. Aku melonjak, berdiri agak menjauh.

"I... i... ia, tuan" jawabku gugup. Perlahan aku mundur berniat pergi, tapi tanganku ditariknya hingga aku terduduk dipangkuannya. Lalu dia memelukku dengan kencang, aku meronta berusaha melepaskan diri.

Dia terus memeluk dan mendekapku. Tangan yang satunya melepaskan niqab yang kukenakan. Terlepaslah semua bahkan ikat rambutku.

"Lepaskan, lepaskan, aku mohon, tuan!" aku meronta dan mulai menangis, namun apa daya tenagaku tak sebanding dengan kekuatan laki-laki penuh nafsu itu. Entah apa yang merasukinya, hingga ia berbuat demikian.

Tiba- tiba melintas dipikiranku untuk menggigit kupingnya saat ia dengan brutal berusaha mencumbu dan melecehkanku.

Kreek!

"Aw...!" dia berteriak kesakitan.

Plak! plak!,

dia menamparku berkali-kali hingga aku jatuh tersungkur ke lantai.

"Kurang ajar, aku berusaha berbuat baik padamu, tapi kamu malah Sebaliknya" dug, dia kemudian menendangku. Aku berusaha meronta saat kakiku ditariknya kemudian leherku dicengkramnya.

"Aku tak akan memaafkanmu" aku kesakitan, nafasku sesak aku tak bisa melepaskan tangannya yang kuat. Aku terlalu lemah dan tak berdaya. Saat itulah aku ingat suamiku dan keluargaku yanga ada di tanah air.

Tiba-tiba mata ini mulai berair. Mungkin ini akhir dari hidupku, rasanya aku akan mati saking kuatnya cengkraman tangannya. Sakit...

'Allah, Allah, Allah, Allah, tolong hambamu yang hina ini ya Allah...' hanya kalimat itu yang terus aku kumandangkan dalam hati.

Tiba-tiba Nasheer terbangun dan menangis, melihatku diperlakukan demikian.

Ia segera turun dari ranjangnya sambil mengambil mainan di atas nakas.

"Lepaskan... Lepaskan ummahku... !" dipukul-pukulkan mainan berbentuk bulat itu ke punggung kakaknya. "Lepaskan... Ummah... Ummah...!" ia berusaha melepaskan tangan kakaknya yang mulai kesetanan mencengkram leherku. Kemudian ia berdiri dan berlalu pergi.

Uhuk, uhuk, uhuk! Aku terbatuk sekaligus lega.

Seketika aku merasa plong, aku bisa bernafas kembali, namun seluruh badan dan leherku perih akibat kukunya yang panjang menusuk kulitku.

'Ya allah, alhamdulillah engkau mengirimkan penolong untuk hamba' gumamku dalam hati sambil menangis. Aku tak tahu jadinya kalau saja Nasheer kecil tidak terbangun. Mungkin saja aku akan mati sebelum pulang ke tanah airku. Itulah cara allah menolongku, alhamdulillah!

"Ummah, ummah, sakit...?" tangannya mengusap air mata yang jatuh dikedua pipiku, aku menciumnya dan memeluknya erat sekali. Ia pun sama, menangis. Air matanya mengalir seakan tahu sakit yang dirasakan olehku.

"Ummah, tidak apa-apa Nasheer. Terima kasih sudah menolong ummah" tak henti kupeluk tubuh kecil yang sedang sakit ini.

"Kenapa Abdul Ro'uf jahat pada ummah?" tanyanya polos disela isakkan. Aku hanya bisa menggeleng, tak tahu apa yang harus kujelaskan. Kurasakan tubuh Nasheer makin panas, sepertinya demamnya naik lagi. Kupapah ia kembali ke tempat tidurnya, kubelai rambutnya yang lebat dan hitam, kukompres dan tak lama ia terpejam.

****

Terpopuler

Comments

Hujan~Rain~petir 🌧️⚡Mυɳҽҽყ☪️

Hujan~Rain~petir 🌧️⚡Mυɳҽҽყ☪️

Behhh.. Nma Abdul ro'uf.. Tp kelakuan ny na'uzubillah tak termaafkan 😵😵😵😆😆😆

2020-09-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!