Bagian 14

Hari ini hari kamis, madam dan suaminya libur kerja (mereka kerja dari sabtu sampai rabu ya) mereka membawaku ke pusat perbelanjaan, apa lagi kalau bukan shopping. Segala macam keperluan rumah dan juga gaun-gaun mewah dan mini sengaja di beli madam untuk keperluan pesta.

Madam dan suami sangat boros untuk urusan belanja. Apa saja yang mereka lihat, semua pasti diborong. Tak terkecuali keperluan anaknya dan juga kebutuhanku, semua madam beli. Katanya biar aku betah kerja dan gak berbuat macam-macam. Hm!.

Selain itu juga karna akan diadakannya pesta besar kerabat madam pada hari esok.

Ya, pernikahan saudari suaminya, yaitu Sumayyah. Sumayyah akan menikahi Ammar, masih kerabat dari ibunda Adeeba. Memang kebiasaan orang arab itu menikah dengan saudara atau kerabat dekat dengan cara di jodohkan. Dan untuk urusan dana, biasanya akan ditanggung oleh pihak wanita. Kenapa pihak wanita? Entahlah, mungkin itu suatu kebiasaan atau sudah jadi tradisi. Bahwa wanita arablah yang membeli atau menyediakan dana khusus untuk persiapan pernikahan (sekali lagi ini yang Noorah ketahui, mungkin saja di tempat lain berbeda). Dan biasanya setelah menikah, mereka tinggal terpisah, kadang ada yang tinggal di apartment atau di rumah-rumah yang cukup besar. (Di arab jarang ada rumah yang kecil seperti di tanah air).

Pestanya sendiri akan di adakan di dua gedung yang berbeda. Satu gedung khusus untuk kaum wanita dan satu gedung lagi khusus untuk kaum pria.

Dan esok hari pun tiba

Sejak dhuhur madam Adeeba, suami dan Abdul Ro'uf sudah rapi dengan baju kebesaran mereka. Aku dan Oomar pun tak ketinggalan. Baju baru dan segala perlengkapan sudah siap, tak kurang dari dua koper untuk baju-baju yang akan mereka pakai disana.

Sampai di tempat acara, kami berpisah. Madam, aku dan Oomar menuju gedung A berkumpul bersama kaum wanita dan mempelai wanita, sedangkan suaminya dan Abdul Ro'uf menuju gedung B dimana terdapat kerabat dan mempelai pengantin laki-laki berada.

Tempatnya berbeda, bahkan agak berjauhan jaraknya. Begitu kebiasaan orang arab. Bahkan saat ijab kabul pun dilakukan di ruangan yang berbeda pula. kaum wanita hanya menunggu prosesnya saja, tanpa bertatap muka langsung dengan kaum pria. Setelah selesai akad barulah mempelai wanita dan pria dipertemukan sebentar. Setelah itu pemberian selamat dari semua saudara (wanita dan laki-laki tetap tidak campur dan bertemu) alias terpisah. Wanita hanya mengucapkan pada pengantin wanita begitu pun sebaliknya.

Setelah akad beres. Kebiasaan mereka adalah berpesta.

Dari siang sampai tengah malam pesta dan terus pesta tanpa henti. Kaum wanita yang yang tadinya memakai abaya, akan di tanggalkan. Berganti dengan gaun pesta yang mini dan glamour. Untuk kami para pekerja pun hidangan dan ruangan khusus sudah disiapkan. Aneka makanan dan sajian berjajar melimpah ditiap sudut ruang. Bahkan tersedia kamar-kamar untuk anak majikan jika mereka mengantuk.

Menari, bernyanyi bahkan berdisko menjadi tontonan yang seru dan mengasyikkan. Tarian hula-hula bahkan zumba bisa dijumpai disini. Meriah, semarak, ramai dan yang pasti sangat berisik. Tak terkecuali majikanku, Adeeba, bak ratu pesta. Ia melenggok kesana Kemari seperti orang kesurupan. Tak ada rasa malu dan ragu, semua orang di ruangan besar ini bebas berekspresi.

Lepas tengah malam, pesta berangsur beres. Madam memutuskan untuk pulang kembali ke rumah. Suaminya dan Abdul Ro'uf menunggu di parkiran.

****

Saat bulan ramadhan tiba. Guru-guru di arab libur mengajar selama sebulan penuh. Tak ada kegiatan ajar-mengajar apalagi ulangan seperti di tanah air. Pull mereka hanya berdiam di rumah.

Kegiatan di bulan suci agak berbeda dengan bulan-bulan biasa.

Untuk urusan tidur jadi bergeser waktunya. Pekerja sepertiku akan terjaga sepanjang malam dan tertidur di siang hari. Begitu pun madam dan suami.

Biasanya saat dhuhur tiba. Aku baru bangun. Langsung beberes sampai ashar. Setelah sholat ashar dilanjutkan dengan menyiapkan aneka makanan sampai menjelang maghrib.

Setelah berbuka dan sholat maghrib, kegiatan dilanjutkan dengan tarawih di mesjid terdekat. Semuanya harus ikut. Tak terkecuali Oomar kecil dibawa serta.

Sholat tarawih agak lama di sini. Bisa mencapai pukul setengah sepuluh malam. Setelah beres dan pulang ke rumah. Kegiatan dilanjutkan dengan menyediakan makan malam. Aneka makanan kembali di buat. Tengah malam madam, suami dan adiknya bukannya tidur, malah ngobrol ngalor-ngidu sambil makan lagi,

(dalam otaknya hanya makan dan makan terus kali ya)

Hal yang tak penting pun dibahas. Sambil menikmati makanan dan tentu saja kopi dan teh khas arab tidak boleh terlewat. Dan aku melanjutkan dengan beberes bekas piring kotor sambil memomong Oomar.

Lepas dini hari waktunya menyiapkan makan sahur. Aneka makanan sudah tersaji. Untuk urusan sahur, biasanya makan bareng-bareng dengan pekerja.

Setelah sholat subuh barulah semua orang pergi ke kamar masing-masing. Istirahat. Begitu terus setiap hari hingga dua minggu sebelum hari raya.

Nah saat pertengahan puasa, biasanya madam dan semua penghuni rumah akan berbelanja, hampir setiap hari keluar rumah. Ini-itu semuanya di beli... (dasar si madam Boros banget). Bahkan untuk sekedar bekerja di rumah pun aku tak diijinkan. Biar rumah berantakan asal ikut kemana pun mereka pergi. Untuk urusan makan, biasanya akan pesan atau beli dari luar.

Cuss madam, shopping lagi!

Terpopuler

Comments

Hujan~Rain~petir 🌧️⚡Mυɳҽҽყ☪️

Hujan~Rain~petir 🌧️⚡Mυɳҽҽყ☪️

Ini beneran ga sich.. Klo ia enak dunk jd art ny madam adeeba

2020-09-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!