Bagian 16

Saat pertama memasuki museum ini. Hal yang pertama yang aku pikirkan adalah, wow. Menakjubkan. Selain dari suasana nya yang tenang dan tempatnya yang juga sangat bersih. Di dalam museum terdapat beragam barang antik peninggalan bangsa arab jaman dahulu. Seperti rumah- rumah khas jaman dulu, kamar-kamar yang di sekat, aneka perabotan rumah tangga dan benda-benda bersejarah lainnya, semuanya ada disini.

Semuanya sangat menakjubkan, dan tentu saja makin menambah wawasanku. Kapan lagi aku jalan, kalau bukan madam yang mengajak dan aku beruntung sekali madam mau mengajak dan membawaku jalan-jalan ke tempat ini.

Sayangnya tidak ada label penjelasan dalam bahasa inggris. Jadi agak sulit untuk di pahami. Jadinha ku beberapa kali bertanya pada madam. Untunglah madam sangat baik dan menjelaskan dengan seksama hal-hal yang belum aku ketahui.

"Yang ini apa namanya, ya madam?" tanyaku penasaran.

"Ini adalah bejana, untuk menyimpan bahan makanan khas bangsa arab jaman dahulu"

"Oh.." aku mengangguk, madam menjelaskan dengan sabarnya.

"Bacalah, dan pelajari huruf-nya" madam menunjuk tabel yang bertuliskan tulisan arab yang gundul. Aku menggaruk bagian kepala belakang, lalu melirik dan tersenyum padanya. Tanda tak paham. Ia hanya tersenyum dan berlari kecil menghampiri suaminya.

Aku setengah berlari mengejar, saat madam dan suaminya hampir hilang dari pandanganku. Agak jauh. Keranjang yang isinya Oomar kecil yang tengah tertidur sungguh membuatku kerepotan dalam membawanya.

Andai saja ada kain gendong, tentu akan sangat membantu. Namun sayang di sini tak ada benda itu, dan aku tak pernah melihat orang menggunakannya.

Aku celingak-celinguk di farkiran dan melihat kesana-kemari. Bingung. Kemana madam dan suaminya, Tuan Khaber? huh, menyebalkan. Mereka meninggalkanku.

Dan tiba-tiba,

Tiit, tiit...!

Sebuah mobil berwarna hitam membunyikan klakson. Tapi yang mana mobil milik tuan Khaber? , mobil-mobil yang terparkir di depanku nampak sama saja, tak berbeda. Hufh! Hampir saja aku menangis.

"Ya Noorah!" madam melambaikan tangannya dari arah kanan. "Kemari" lanjutnya lagi.

Uh, madam. Ternyata kalian di sana. Pantas saja aku kebingungan. Syukurlah. Aku segera menghampiri. Ternyata lumayan jauh juga jarak mobil beliau dengan tempat berdiri ini.

Perjalanan pun dilanjutkan kembali. Tak tahu kemana tujuan sebenarnya, aku hanya mengamati dari balik jendela. Jalanan pinggiran kita Thaif sangat indah, seperti huruf s berliuk-liuk, tebing tinggi yang menjulang dengan dihiasi sedikit tumbuhan dan sabana di sisi lain juga terdapat lembah dengan aneka tumbuhan hijau, semuanya sangat indah. Thaif memang terletak di dataran tinggi, tak heran suasananya pun sangat sejuk.

Melintasi kawasan as-safa terdapat villa-villa mewah yang berjajar rapi. Kata madam, villa-villa tersebut milik para konglomerat, para amir, dan para pejabat tinggi arab. Sungguh mengagumkan dna mewah. namun demikian tak sembarangan orang bisa mendekati kawasan tersebut. Jika sengaja ada yang mendekati, tak segan-segan pengawas disana menembaknya. Hm.

Suasana dingin dengan pemandangan gunung yang berkabut mulai terasa di bagian puncak kota Thaif. Madam dan suaminya mengajakku turun dan menikmati makanan berbuka dengan Suasana kekeluargaan, sambil menikmati keindahan alam. Br... dingin...!

Jauh diatas sana terdapat tali kawat besar yang mengulang tinggi dengan garis lurus ke bawah dan atas. Rupanya itu kereta gantung, dan itu sangat terkenal di kawasan ini.

Kata madam, jika ingin menaiki kereta gantung dan menikmati keindahannya, harus pesan tiket lewat online. Namun aku menolak karna merasa takut dan belum berani menaikinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!