"Aku bilang aku ingin memperbaiki semua kesalahanku padanya!" Lin Yuhua berbicara dengan nada rendah, raut kesedihan dan rasa bersalah menumpuk di hatinya.
"Tidak perlu merasa bersalah! Bukankah kau yang memaksanya untuk mati, aku sudah berulang kali memperingatkan dirimu tapi kau tak mau mengerti jadi itu bukan kesalahanku!" Pria tampan itu tak peduli, dia hanya sibuk dengan pisau kecil di tangannya.
Seketika sebuah pukulan melayang ke arahnya, jika ia tak menghindar tepat waktu mungkin pukulan itu akan mengenai bahunya.
Wushh
Angin yang diakibatkan oleh pukulan itu hampir mengenai bagian wajahnya. "Katakan padaku Lin Yunzia! Apa yang sebenarnya kau ketahui?" Lin Yuhua berjalan mendekat. Matanya berubah merah dengan warna rambut menyala seperti api.
"Kau marah? Kau yang telah salah menyia-nyiakan wanita baik seperti Liu Zixia, lebih baik aku yang menikah dengannya!" Lin Yunzia tertawa kecil, dia sangat senang membuat Lin Yuhua marah seperti ini.
"Aku memang marah, sedari dulu kau memang berharap bisa memilikinya bukan?" tuduh Lin Yuhua penuh kemarahan.
Tak menjawab Lin Yunzia hanya tertawa bahagia, dia tak peduli dengan serangan demi serangan yang dilancarkan oleh Lin Yuhua. "Andai dia tidak bisa membedakan kita, aku pasti sudah bisa tidur dengannya, ckckck." Lin Yunzia tertawa lebih besar.
"Baiklah, kalau begitu ambil urusan negara ini aku sudah bosan dan ingin berkelana!" Lin Yuhua berhenti menyerang. Dia duduk di tempat yang tadi diduduki oleh Lin Yunzia tadi.
"Baiklah, baiklah aku akan berbicara!" Lin Yunzia merasa takut, apalagi jika sampai mengurus kekaisaran. Dia paling malas berhadapan dengan semua Mentri beserta dokumen-dokumen menyebalkan itu
"Aku menerima kabar bahwa Mu Huang menerima seorang murid perempuan lagi dan nama perempuan itu hampir sama dengan Zixia." Takut dengan ancaman sang kembaran Lin Yunzia langsung angkat bicara.
"Benarkah?" Tak percaya Lin Yuhua berusaha untuk mendengar lebih jelas lagi.
Lin Yunzia sudah tau bahwa Lin Yuhua tak akan percaya apa yang dikatakannya, maka dari itu ia membawa sebuah kertas yang membuktikan ucapannya.
"Ini harus kukembalikan secepatnya, ini adalah bukti dia diterima di perguruan Lembah Cahaya dan gadis itu baru berusia 14 tahun sekarang. Dia datang bersama kakaknya ke sana, Mu Huang sendiri yang membawanya kembali ke perguruan Lembah Cahaya." Lin Yunzia yang lelah menghindar dari pertarungan tadi kembali meminum teh yang masih tersisa di dalam gelasnya tadi.
"Yu Zixia, namanya benar-benar sama dengan nama Liu Zixia." Lin Yuhua merasa bermimpi tapi perasaan dan detak jantungnya yang menggila membuatnya bergetar tak terkendali.
Perlahan kemarahan yang dirasakannya memudar, warna mata dan rambutnya kembali seperti semula.
Hal ini tidak pernah diketahui oleh orang lain selain Lin Yuhua dan gurunya, itulah sebabnya kerajaan Yuhuan tak memiliki banyak musuh. Mereka hanya tau pria bermata merah itu adalah pelindung kekaisaran Yuhuan bukan Kaisar itu sendiri.
"Guruku berkata bahwa benda pusaka perguruan Lembah Cahaya telah diberikan pada Liu Zixia dan kau juga berkata bahwa benda itu tak ditemukan saat kematiannya bukan?" tanya Lin Yunzia cepat.
"Ya, benda itu menghilang saat ia melakukan percobaan bunuh diri pertama kali." Lin Yuhua mencoba mengingat kapan benda itu tak lagi terlihat dipergelangan tangan Liu Zixia.
"Menurut guruku benda itu memiliki keistimewaan. Hanya saja yang mengetahui itu semua hanya Mu Huang dan beberapa tetua Lembah Cahaya saja," jelasnya lagi.
"Mu Huang sudah berjanji tidak akan menerima murid lagi, apalagi seorang perempuan. Jika itu memang sesuai dengan apa yang dikatakan gurumu, maka bisa jadi murid itu adalah Liu Zixia," tebak Lin Yuhua.
"Kau berharap Yu Zixia ini adalah Liu Zixia yang hidup kembali seperti yang terjadi pada bibi kita?" Lin Yunzia menebak jalan pikiran Lin Yuhua, karena kejadian itu memang pernah terjadi sebelumnya.
"Ya, karena selama ini Mu Huang tidak menerima murid selain Zixia, jika dia tak bertemu Zixia dia tidak akan pernah menerima murid seumur hidupnya, itulah sebabnya aku yakin Yu Zixia ini adalah Liu Zixia." Lin Yuhua mengangguk dan tersenyum penuh kebahagiaan.
Lin Yunzia yang melihat senyuman Lin Yuhua tersenyum mengejek. "Heh, apa kau pikir Mu Huang akan menyerahkan muridnya lagi padamu? Apalagi dia tau kau masih membiarkan kekasih masa kecilmu tetap di istana ini," ejeknya dengan sinis.
"Aku tidak peduli, aku akan merebutnya kembali bagaimanapun caranya, dia hanya bisa menjadi milikku, istriku dan ibu dari anak-anakku." Lin Yuhua berjanji dengan penuh tekad, dia tersenyum dengan penuh makna.
"Baiklah jika kau begitu yakin tapi saranku kau harus berusaha dengan sangat kuat jika memang dia Liu Zixia dia tak akan memaafkan dirimu dengan mudah." Lin Yunzia menepuk bahu Lin Yuhua sebelum kembali menghilang seperti ia tak pernah datang.
"Aku akan pergi ke tempat selir tercintamu sebagai dirimu, jangan tidur terlalu malam saudaraku." Pesannya sebelum benar-benar menghilang.
Lin Yuhua tak ambil pusing, dia tak pernah peduli pada selir satu-satunya di istana jika bukan karena si kembaran yang usil mengambil ketika dia pergi maka selir itu tak akan pernah ada.
"Yang mulia Anda datang!" Selir Hua nampak senang, dia membukakan pintu dengan wajah penuh senyuman.
"Bukankah aku sudah berjanji akan datang menemuimu, sekarang Aku sudah di sini apakah kau bahagia?" Lin Yunzia bertanya dengan penuh senyuman, dia memeluk tubuh selir Hua dengan erat.
Selir Hua nampak malu-malu, wajahnya memerah dengan senyum bahagia tertulis di bibirnya, "Bukan begitu Yang Mulia Aku sangat bahagia dengan kedatangan dirimu, Aku kira Anda melupakan janji Anda Yang Mulia."
"Kau benar-benar nakal." Lin Yunzia mencubit hidung selir Hua dengan lembut, apa yang dikatakannya memang benar bahwa hanya Liu Zixia yang dapat membedakan mereka berdua.
Paginya selir Hua bangun dengan penuh semangat, pelayannya juga nampak sangat bahagia, sekarang dialah Nyonya wanita satunya di istana besar ini, sedangkan kekasih masa kecil kaisar belum mendapatkan gelar apapun.
"Hias aku secantik mungkin! Aku akan menemui Yang Mulia Kaisar dan meminta izin untuk pergi kekediaman Ayahku," perintahnya dengan semangat yang tinggi.
Ayahnya selalu berharap ia bisa melahirkan anak untuk kaisar, dan sekarang kaisar sudah kembali datang mengunjunginya dia harus berbagi kabar bahagia ini.
"Yang Mulia sebentar lagi jabatan Anda akan ditingkatkan, apalagi jika Anda berhasil melahirkan pangeran pertama dia pasti akan di angkat menjadi Putra Mahkota kerajaan ini selanjutnya." Si pelayan bermimpi dengan penuh ketinggian.
"Ya, ya, jika aku berhasil melahirkan maka ini akan menjadi putra pertama dan juga akan menjadi anak yang sangat beruntung." Selir Hua begitu bahagia, wajahnya dipenuhi senyuman kebahagiaan.
Lin Yuhua yang telah menyelesaikan pengadilan pagi sedang duduk bersama Lin Yunzia, "Apakah kau sudah memberinya obat pencegah kehamilan itu, Aku tidak ingin wanita itu merusak rencanaku." Lin Yuhua nampak kesal dengan tingkah sang kembaran.
"Tenang saja, lagipula semua orang mengira Aku masih di kerajaan sebelah menuntut ilmu, jadi mereka tidak akan tau bahwa Aku adalah kau, lagi pula saat sebelum melakukan itu dengannya Aku sudah memberi obat itu melalui minumannya dulu, dia tidak akan hamil sampai 2 tahun ke depan," ujarnya dengan santai.
"Baguslah," ucapnya dengan iringan hembusan nafas lega.
Lin Yuhua nampak tenang, kebahagiaan jelas terpancar di wajahnya ketika ia mengingat bahwa orang suruhannya sudah menyelidiki apa yang diinginkannya di Lembah Cahaya.
Dia berharap keinginannya akan terwujud dan dia bisa menerima maaf dari Liu Zixia, dia juga berharap Liu Zixia tidak melupakan dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 247 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus ceria
2022-11-29
0
Sulati Cus
ngemeng sono kaisar sm tembok setelah kau bantai berharap dpt ma'af tak semudah itu ferguzo
2022-11-10
0
Naraa 🌻
bego bgt karna biarin selir itu di istana bikin istri Lo mati
2022-11-02
0