#3

Melihat Liu Zixia diam dan membisu, Liu Zhong akhirnya mengusap lembut rambut Yu Zixia.

Beberapa hari ini kemudian Liu Zhong menyiapkan semua keperluan mereka untuk berangkat ke Lembah Cahaya, perjalanan ke sana menempuh waktu yang terbilang cukup lama, yaitu dua sampai tiga hari.

Liu Zhong bekerja sangat keras demi menyiapkan semua keperluan mereka mulai dari pakaian dan juga bekal untuk perjalanan.

Liu Zhong berharap perjalanan mereka menuju tempat itu berjalan lancar dan tidak mengalami kendala apapun.

"Adik! Kau tidak boleh berlarian ke sana kemari nantinya. Kau harus tetap didekat kakak, kau tidak boleh pergi jauh dari kakak! Apa kau mengerti?" tanya Liu Zhong dengan serius saat matanya tidak sengaja menangkap Liu Zixia nampak tak peduli dan bertindak acuh tak acuh.

"Iya kak, iya." Liu Zixia nampak kesal, padahal dia lebih besar dulunya dari pria ini.

Hanya saja setidaknya dia masih memiliki seseorang lagi setelah semua keluarganya di bantai habis tidak bersisa.

Liu Zixia tiba-tiba saja teringat dengan tuduhan yang diberikan pada orangtuanya.

Liu Zixia sedang duduk di taman bunga tak kala dayang kepercayaannya tiba-tiba berlari kencang menuju ke arahnya.

"Yang Mulia, gawat Yang Mulia!" serunya dengan nafas ngos-ngosan ketika sudah berdiri di depan Liu Zixia.

"Ayahmu Yang Mulia! Beliau dituduh berkonspirasi dalam percobaan pembunuhan terhadap Nona Ruan Zu dan keluarganya," seru si pelayan kepercayaan Liu Zixia.

"Bagaimana itu mungkin? Orangtuaku tidak mungkin melakukan hal picik seperti itu," teriak Liu Zixia tidak terima.

Dia sangat tahu bagaimana sifat dan perangai orangtuanya.

"Itu benar Yang Mulia, semua bukti yang diberikan Nona Ruan Zu memberatkan keluarga Anda dan juga diri Anda sendiri akibat keguguran yang dialaminya."

Pelayan itu menangis sedih, air matanya berderai jatuh ketika mendapatkan informasi itu.

"Hei,Adik! Kenapa kau termenung?" tanya Liu Zhong lagi saat ucapannya tidak didengar dan dijawab oleh Liu Zixia.

Liu Zixia terkejut seketika lamunannya buyar akibat tepukan yang ia terima dari Liu Zhong di bahunya.

Seketika Liu Zixia langsung mengganti raut wajahnya kembali.

"Kakak, apakah kita harus meminta izin Ayah terlebih dahulu?" Liu Zixia bertanya dengan raut wajah penasaran. Bahkan sebelah alisnya juga ikut naik ke atas.

Liu Zhong yang kembali sibuk membungkus dan menyiapkan keperluan mereka seketika langsung terhenti, wajahnya terlihat masam dan muram. "Buat apa mengatakan padanya kepergian kita? Biarkan saja dia hidup bahagia bersama keluarganya sekarang setelah kita memiliki kekuatan sendiri kita akan mencari ibu dan membalaskan dendam untuknya." Liu Zhong menggepalkan tangannya, kebencian terlihat jelas di matanya.

"Baiklah,baiklah. Lalu bagaimana cara kita pergi agar mereka tak tau?" Dengan iseng Liu Zixia bertanya, dari nada suaranya yang penuh penekanan jelas tersirat dia sangat ingin tau.

Liu Zhong tersenyum, setidaknya perubahan yang dialami adiknya tidak terlalu aneh, mungkin perubahannya beberapa hari ini dikarenakan rasa takut yang dialaminya ketika menghadapi kematian.

"Kita pergi di malam hari seperti sekarang, kita tunggu semua orang tertidur dulualu kita akan pergi secara diam-diam," ujar Liu Zhong santai setelah berpikir cukup lama.

"Hmmm." Liu Zixia mengangguk tanda paham dan mengerti.

"Lagipula kita tidak diawasi oleh siapapun juga!" lanjutnya lagi kemudian saat melihat tak ada perubahan pada raut wajah Liu Zixia.

"Oke." Liu Zixia tersenyum cemerlang, hingga membuat Liu Zhong ikut bahagia.

Kepekatan malam membuat pelarian kedua bersaudara itu berjalan dengan mulus dan lancar, mereka langsung menyewa gerobak sapi menuju ke arah Lembah Cahaya.

"Perjalanan kita masih sangat panjang, tidurlah!" perintah Liu Zhong saat melihat adiknya begitu bahagia dengan senyum yang tak pernah hilang dari bibirnya sedari tadi.

"Ya ya, aku akan mendengarkan ucapan kakak, ketika ada uang nanti aku akan menggantikan semua pengeluaran kita hari ini, aku tau semua ini adalah usaha kakak dengan berjualan kayu bakar dan menjadi pencari bahan obat juga kan?"

"Apa yang kau katakan? kita ini bersaudara, aku mencari uang untuk kebutuhan kita dan juga untuk membeli pakaian dan perhiasan untukmu, aku melakukannya agar kau bisa terlihat seperti nona muda yang lainnya." Liu Zhong berseru, dia memang bekerja keras agar bisa memenuhi kebutuhan hidup sang adik.

"Baiklah, baiklah, aku akan membeli perhiasan dan pakaian yang bagus jika aku memiliki uang nanti!" ujar Liu Zixia lagi tidak ingin memperpanjang masalah.

*

Sesampai diperbatasan Lembah Cahaya Liu Zixia barulah merasa damai dan tenang, dia mengejar waktu karena takut gurunya akan merasakan kehancuran atas kepergiannya walau bagaimanapun hanya guru yang dimilikinya dulu.

"Zixia!" Mu Huang yang sedang duduk termenung tiba-tiba berdiri dan berteriak keras membuat semua orang di sekelilingnya terkejut bukan main.

Mereka terlihat heran dan sekaligus bingung dengan reaksi aneh yang ditujukan oleh Mu Huang.

"Ketua, apa yang terjadi?" Para guru dan tetua di Lembah Cahaya terkejut melihat raut wajah ketua mereka.

"Tidak apa-apa, aku akan pergi keluar sebentar kalian lanjutkan!" perintahnya dengan wajah berwibawa dengan kekuatan peringan tubuhnya, dia menghilang dari hadapan semua tetua yang ada.

"Ada yang aneh dengan ketua bukan?" Mereka bertanya dengan heran. Semenjak kematian yang terjadi pada murid kesayangannya, ketua Lembah Cahaya tak pernah lagi memanggil atau menyebut nama Zixia sekalipun.

Hal inilah yang membuat para tetua dan para guru merasa heran dan janggal.

"Zixia, aku merasakan kehadiranmu kembali dimana kau? Aku harus memastikan semuanya sekarang! Aku tak ingin menyesal lagi." Mu Huang berlari sekencang yang ia bisa.

Rasa familiar dan juga hubungan yang sulit di jelaskan membawanya pada sebuah penginapan yang terletak tak jauh dari Lembah Cahaya. Perasaan gelisah semakin membuat hatinya tak tenang.

"Xiaer, kau kah itu?" tanyanya, tak kala melihat sepasang adik kakak sedang makan dengan begitu lahapnya.

Zixia mengangkat kepalanya ketika mendengar suara yang begitu akrab di telinganya, matanya memerah tak kala melihat siapa yang telah datang menemuinya.

"Guru!" serunya dengan air mata berlinang, dia melepas sendok di tangannya dan langsung berlari ke arah pria yang begitu dia rindukan.

"Zixia, apakah ini benar-benar dirimu? Aku tidak salahkan? Perasaanku tidak kacaukan?" tanya Mu Huang dengan derai air mata.

"Ini benar-benar keajaiban! Akhirnya aku bisa memelukmu kembali! Tak sia-sia aku memberikan pusaka itu padamu!" ujarnya pelan dengan penuh rasa haru dan kebahagiaan yang begitu membuncah.

"Ya, Guru! Jika tidak dengan pusaka itu, apakah menurut guru aku berani untuk mati?" Zixia bertanya dengan derai air mata serta iringan senyuman, suaranya dikecilkan sepelan mungkin agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka berdua.

"Zixia, ayo kita pulang! Guru janji akan melindungimu dan menjagamu dengan baik, Guru akan mencarikan dirimu pasangan terbaik nantinya!" Mu Huang berjanji dengan penuh keyakinan.

Liu Zhong yang tak kenal dengan pria tua di depannya akhirnya tersadar bahwa adiknya dipeluk oleh orang lain dengan sembarangan.

"Hei pria tua bau, lepaskan tanganmu dari tubuh adikku! Kau tidak pantas memeluknya di depan umum seperti itu!" teriak Liu Zhong sembari menarik Liu Zixia menjauh dari Mu Huang.

"Kakak kau salah paham dia adalah orang yang aku bicarakan padamu waktu itu,dia adalah orang yang menyuruhku ke mari. Ke perguruan Lembah Cahaya." Liu Zixia buru-buru menjelaskan agar tak ada salah paham di antara mereka berdua.

"Kau yakin Zixia? Pria tua ini terlihat cabul!" tuduh Liu Zhong dengan mata memicing, dia benar-benar tak suka adiknya dipeluk oleh orang lain.

"Kapan aku pernah berbohong padamu?" Zixia nampak kesal dengan tingkah terlalu khawatir sang kakak meski ia merasa amat bahagia masih ada orang yang peduli padanya dengan tulus.

Liu Zhong mencoba melihat lagi pada Mu Huang, dia meneliti dari atas ke bawah, sehingga membuat Mu Huang yang biasanya diperlakukan dengan hormat menjadi risih.

"Apa kau sudah puas menilai diriku bocah bodoh?" tanyanya dengan kesal.

"Baiklah, baiklah, aku percaya padamu kali ini, jika kau berbohong aku akan membunuhmu dengan tanganku, jangan coba-coba menipu adikku dengan sikap baikmu, aku percaya padamu pak tua hanya karena adikku saja." jelas Liu Zhong dengan suara keras.

Melihat bahwa mereka menjadi pusat perhatian semua orang, Mu Huang membawa kakak beradik itu kembali ke perguruan Lembah Cahaya.

Ketika melihat perguruan Lembah Cahaya dari jauh, Liu Zixia tak kuasa menahan air mata kerinduan, dia merindukan kebebasannya, dia merindukan tempat ini, dia merindukan teman-temannya dan yang lebih penting dia merindukan seluruh keluarganya yang sudah tiada.

"Hei bocah nakal! Jangan menangis dan bersedih, meski dunia tak menginginkan dirimu, guru dan seluruh orang di Lembah Cahaya akan selalu mendukung dan mempercayai dirimu!" Merasakan kesedihan sang murid Mu Huang menepuk pelan bahu Liu Zixia.

"Ya, Adik! Meski keluarga kita tak menginginkan kita lagi, kakak akan selalu melindungi dan menjagamu. Apalagi sekarang kau telah menjadi salah satu murid Lembah Cahaya ini, tidak akan ada lagi yang berani menghinamu!" Liu Zhong juga berusaha meyakinkan Liu Zixia, dia mengira kesedihan Liu Zixia di sebabkan oleh keluarga mereka.

"Aku percaya padamu kak, aku hanya merasa sedih karena selama ini mereka selalu mengatakan aku tidak mampu dan juga tidak memiliki nilai guna apapun, akan kutunjukkan pada mereka bahwa aku lebih kuat dan lebih mampu dari anak-anak Ayah yang lain." Tidak ingin salah paham Zixia hanya mencoba mengikuti alur saja.

*

Mereka sampai di Lembah Cahaya, melihat siapa yang turun dari kereta kuda para murid yang sedang berlalu lalang langsung memberi hormat.

"Salam ketua," ujar mereka serempak, namun melihat bahwa sang ketua tidak sendirian mereka menjadi heran dan bingung.

"Akan aku perkenalkan pada kalian bahwa anak perempuan ini akan menjadi muridku selanjutnya!" Mu Huang memperkenalkan Liu Zixia pada semua orang. "Dan namanya adalah Yu Zixia, dia akan menjadi satu-satunya orang yang menggantikan Liu Zixia." ujarnya sembari menambahkan.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2022-11-29

0

maestuti dewi saraswati

maestuti dewi saraswati

lanjut thor 👍👍👍👍

2021-09-19

0

patrik rusuh

patrik rusuh

mayan

2021-07-31

1

lihat semua
Episodes
1 kematiannya
2 #1
3 #2
4 #3
5 #4
6 #5
7 #6
8 #7
9 #8
10 #9
11 #10
12 11
13 pengumuman
14 #12
15 #13
16 #14
17 #15
18 #16
19 #17
20 #18
21 #19
22 #20
23 #21
24 #22
25 #23
26 #24
27 #25
28 #26
29 #27
30 #28
31 #29
32 #30
33 #31
34 #32
35 #33
36 #34
37 #35
38 #36
39 #37
40 #38
41 #39
42 #40
43 #41
44 #42
45 #43
46 #44
47 #45
48 pengumuman
49 #46
50 #47
51 #48
52 #49
53 #50
54 #51
55 permohonan maaf
56 #52
57 #53
58 #54
59 pengumuman
60 #55
61 #56
62 #56
63 #57
64 Baca aja
65 #58
66 #59
67 #60
68 mau nanya
69 #61
70 ingat ya
71 #62
72 #63
73 #64
74 #64
75 #65
76 #66
77 #66
78 #67
79 #68
80 #69
81 #70
82 #71
83 Pertarungan pertama Liu Zixia
84 #73
85 #74
86 #75
87 #76
88 #77
89 Curhatan author
90 Informasi Up
91 #78
92 #79
93 #80
94 81
95 #82
96 83
97 #84
98 #85
99 #86
100 #87
101 #88
102 #89
103 #90
104 #91
105 #92
106 #93
107 #94
108 #95
109 #96
110 #97
111 #98
112 #98
113 #98
114 #99
115 #100
116 #101
117 #102
118 #103
119 #104
120 #105
121 #106
122 #107
123 #108
124 #109
125 #110
126 #111
127 #112
128 #112
129 #113
130 #114
131 #115
132 #116
133 #117
134 #118
135 #119
136 #120
137 #121
138 #122
139 #123
140 #124
141 #125
142 #126
143 #127
144 #128
145 #129
146 #130
147 #131
148 #132
149 #133
150 #134
151 #135
152 #136
153 #137
154 #138
155 #139
156 #140
157 #141
158 #142
159 #143
160 #144
161 #145
162 #146
163 #147
164 #148
165 #149
166 #150
167 #151
168 #152
169 #153
170 #154
171 pengumuman
172 #155
173 #156
174 #157
175 #158
176 #159
177 #160
178 #161
179 #162
180 #163
181 #164
182 #165
183 #166
184 #167
185 #168
186 #169
187 #170
188 #171
189 #172
190 #173
191 #174
192 #175
193 #176
194 #177
195 #178
196 #179
197 #180
198 #181
199 #182
200 #183
201 #184
202 #185
203 #186
204 #187
205 #188
206 #189
207 #190
208 #192
209 #193
210 #194
211 #195
212 #195
213 #196
214 Permintaan maaf
215 #197
216 #198
217 #198 part 2
218 #199
219 #199 part 2
220 #200
221 Semangat Hari ini
222 #201
223 #202
224 #202 part 2
225 #203
226 #203
227 #204
228 #204 part 2
229 #205
230 #206
231 #206 part 2
232 #207
233 #207 part 2
234 #208
235 #209
236 #210
237 #211
238 #212
239 #213
240 #214
241 215 (Kemunculan Phoenix Di Langit)
242 #216 (Pertanda Semua Akan Berubah)
243 #217 (Bisa Berkomunikasi)
244 #218
245 219. Salah Satu Barang Tambahan
246 Pengumuman
247 Sudah Terbit
Episodes

Updated 247 Episodes

1
kematiannya
2
#1
3
#2
4
#3
5
#4
6
#5
7
#6
8
#7
9
#8
10
#9
11
#10
12
11
13
pengumuman
14
#12
15
#13
16
#14
17
#15
18
#16
19
#17
20
#18
21
#19
22
#20
23
#21
24
#22
25
#23
26
#24
27
#25
28
#26
29
#27
30
#28
31
#29
32
#30
33
#31
34
#32
35
#33
36
#34
37
#35
38
#36
39
#37
40
#38
41
#39
42
#40
43
#41
44
#42
45
#43
46
#44
47
#45
48
pengumuman
49
#46
50
#47
51
#48
52
#49
53
#50
54
#51
55
permohonan maaf
56
#52
57
#53
58
#54
59
pengumuman
60
#55
61
#56
62
#56
63
#57
64
Baca aja
65
#58
66
#59
67
#60
68
mau nanya
69
#61
70
ingat ya
71
#62
72
#63
73
#64
74
#64
75
#65
76
#66
77
#66
78
#67
79
#68
80
#69
81
#70
82
#71
83
Pertarungan pertama Liu Zixia
84
#73
85
#74
86
#75
87
#76
88
#77
89
Curhatan author
90
Informasi Up
91
#78
92
#79
93
#80
94
81
95
#82
96
83
97
#84
98
#85
99
#86
100
#87
101
#88
102
#89
103
#90
104
#91
105
#92
106
#93
107
#94
108
#95
109
#96
110
#97
111
#98
112
#98
113
#98
114
#99
115
#100
116
#101
117
#102
118
#103
119
#104
120
#105
121
#106
122
#107
123
#108
124
#109
125
#110
126
#111
127
#112
128
#112
129
#113
130
#114
131
#115
132
#116
133
#117
134
#118
135
#119
136
#120
137
#121
138
#122
139
#123
140
#124
141
#125
142
#126
143
#127
144
#128
145
#129
146
#130
147
#131
148
#132
149
#133
150
#134
151
#135
152
#136
153
#137
154
#138
155
#139
156
#140
157
#141
158
#142
159
#143
160
#144
161
#145
162
#146
163
#147
164
#148
165
#149
166
#150
167
#151
168
#152
169
#153
170
#154
171
pengumuman
172
#155
173
#156
174
#157
175
#158
176
#159
177
#160
178
#161
179
#162
180
#163
181
#164
182
#165
183
#166
184
#167
185
#168
186
#169
187
#170
188
#171
189
#172
190
#173
191
#174
192
#175
193
#176
194
#177
195
#178
196
#179
197
#180
198
#181
199
#182
200
#183
201
#184
202
#185
203
#186
204
#187
205
#188
206
#189
207
#190
208
#192
209
#193
210
#194
211
#195
212
#195
213
#196
214
Permintaan maaf
215
#197
216
#198
217
#198 part 2
218
#199
219
#199 part 2
220
#200
221
Semangat Hari ini
222
#201
223
#202
224
#202 part 2
225
#203
226
#203
227
#204
228
#204 part 2
229
#205
230
#206
231
#206 part 2
232
#207
233
#207 part 2
234
#208
235
#209
236
#210
237
#211
238
#212
239
#213
240
#214
241
215 (Kemunculan Phoenix Di Langit)
242
#216 (Pertanda Semua Akan Berubah)
243
#217 (Bisa Berkomunikasi)
244
#218
245
219. Salah Satu Barang Tambahan
246
Pengumuman
247
Sudah Terbit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!